Berita Banda Aceh
Bertambah Delapan, UIN Ar-Raniry Kini Memiliki 45 Guru Besar, Rektor Targetkan 100 Lebih
Dengan dikukuhkannya delapan guru besar baru tersebut, UIN Ar-Raniry yang kini menjelang berusia 61 tahun telah memiliki 45 guru besar.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nur Nihayati
Dengan dikukuhkannya delapan guru besar baru tersebut, UIN Ar-Raniry yang kini menjelang berusia 61 tahun telah memiliki 45 guru besar.
Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh mengukuhkan lagi delapan guru besar dalam Rapat Senat Terbuka yang digelar di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (29/5/2024) pagi.
Pengukuhan dilakukan Inspektur Jenderal (Irjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Dr H Faisal Ali Hasyim dan turut disaksikan oleh Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman MAg, anggota senat, serta para wakil rektor.
Dengan dikukuhkannya delapan guru besar baru tersebut, UIN Ar-Raniry yang kini menjelang berusia 61 tahun telah memiliki 45 guru besar.
Sebelumnya, pada 26 Februari 2023, jumlah guru besar UIN Ar-Raniry baru 24 orang. “Alhamdulillah, hingga saat ini sudah ada peningkatan mencapai 87,5 persen,” kata Rektor Prof Dr Mujiburrahman MAg pada Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar UIN Ar-Raniry tersebut.
Mereka yang dikukuhkan itu adalah Prof Dr Phil H Abdul Manan SAg, MSc, MA (Guru Besar Bidang Ilmu Antropologi), Prof Jarjani Usman SAg, SS, MSc, MS, PhD (Guru Besar Bidang Ilmu Bahasa Inggris), Prof Dr Kusmawati Hatta MPd (Guru Besar Bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling), Prof Dr Ridwan Nurdin MCL (Guru Besar Bidang Ilmu Fikih).
Kemudian, Prof Dr H Muhibbuthabry MAg (Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Islam), Prof Dr Soraya Devy MAg, MEd (Guru Besar Bidang Ilmu Fikih), Prof Dr Luthfi Auni MA (Guru Besar Bidang Ilmu Sosiolinguistik), dan Prof Dr Armiadi Musa MA (Guru Besar Bidang Ilmu Fikih Muamalah).
Peran guru besar penting
Dalam sambutannya, Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim menyatakan pentingnya peran guru besar dalam dunia akademik dan pendidikan.
Ia menegaskan bahwa gelar guru besar tidak hanya sebagai simbol prestasi akademik tertinggi, tetapi juga sebagai komitmen untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendidik generasi penerus bangsa.
Faisal menekankan bahwa guru besar harus selalu menjunjung tinggi integritas akademik dengan memastikan bahwa setiap penelitian dan publikasi dilakukan dengan kejujuran ilmiah dan menghormati hak cipta.
"Integritas akademik juga berarti berkomitmen terhadap pencarian kebenaran ilmiah yang objektif," ujarnya.
Ia juga mendorong para guru besar untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, baik dalam disiplin ilmu yang digeluti maupun dalam pengembangan ilmu keislaman secara umum.
"Penelitian yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat sangat diperlukan," tambahnya.
Menurut putra Aceh kelahiran Pidie ini, guru besar memiliki peran penting dalam membimbing mahasiswa dan dosen muda.
"Sebagai teladan akademik, diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk berprestasi dan mengembangkan potensi diri dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman," kata alumnus SMA Negeri 3 Banda Aceh ini.
Dalam era globalisasi, kolaborasi dan jejaring sangatlah penting. Dr Faisal berharap guru besar mampu membangun dan mengembangkan jaringan kerja sama dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ia juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat menuntut para guru besar untuk selalu responsif dan adaptif.
"Kita harus peka terhadap isu-isu sosial dan mampu memberikan solusi yang berlandaskan nilai-nilai keislaman," tegasnya.
Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburrahman MAg menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan atas pencapaian ini.
Menurutnya, pengukuhan Guru Besar UIN Ar-Raniry adalah momen berharga dan bersejarah bagi kita semua, khususnya bagi Saudara-Saudari yang dikukuhkan sebagai guru besar.
Rektor menegaskan bahwa pengukuhan guru besar adalah puncak dari perjalanan akademik yang panjang dan penuh dedikasi.
"Gelar ini tidak hanya menunjukkan prestasi akademik tertinggi, tetapi juga mengisyaratkan tanggung jawab besar untuk memajukan ilmu pengetahuan, mendidik generasi muda, dan mengabdi kepada masyarakat," lanjutnya.
Seorang guru besar di UIN Ar-Raniry, ulas Prof Mujib, dipandang sebagai pilar utama dalam pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan.
Mereka diharapkan menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi mahasiswa dan kolega serta berperan penting dalam membentuk masa depan bangsa melalui pendidikan dan penelitian.
"Untuk mencapai gelar guru besar, Bapak dan Ibu telah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, melalui penelitian yang mendalam, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Ini menunjukkan bahwa Bapak Ibu layak menyandang gelar guru besar dalam bidang keilmuan masing-masing di UIN Ar-Raniry Banda Aceh," ujar rektor.
Namun, rektor juga mengingatkan bahwa pengukuhan ini bukanlah akhir dari perjalanan akademik. Sebaliknya, ini adalah awal dari tanggung jawab yang lebih besar dalam menjaga dan meningkatkan mutu akademik di kampus.
"Sebagai guru besar, Bapak dan Ibu diharapkan terus berinovasi, berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dan menjadi teladan bagi civitas akademika, khususnya bagi dosen muda di kampus ini," tegasnya.
Menurutnya, di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan tantangan global yang semakin kompleks, UIN Ar-Raniry memerlukan figur guru besar yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi dan leadership yang kuat.
Universitas berkomitmen untuk terus mendorong dan memfasilitasi para guru besar dalam menjalankan tugasnya.
"Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan akademik yang kondusif, mendukung penelitian dan inovasi, serta mendorong kolaborasi antardisiplin ilmu. Hanya dengan cara ini kita dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di kancah global," imbuh rektor.
Di akhir sambutan, Rektor Mujib berharap para guru besar dapat terus memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan universitas, khususnya saat ini UIN Ar-Raniry sedang menyempurnakan paradigma keilmuan. Sehingga, visi keilmuan, identitas keilmuan, dan produk keilmuan pada level universitas, fakultas, dan prodi segera dapat diselesaikan pada tahun ini. Dengan demikian, konstribusi pemikiran dan keilmuan dari pra guru besar sangat diharapkan.
Akselerasi guru besar
Sebelumnya, menjawab Serambinews.com di ruang kerjanya, Prof Mujib mengatakan UIN Ar-Raniry kini memiliki program akselerasi guru besar. Melalui program ini terus didorong dan difasilitasi percepatan pencapaian guru besar di kalangan para akademisi UIN Ar-Raniry.
Mujib menargetkan, dalam dua tahun mendatang pada setiap fakltas di lingkungan Ar-Raniry akan sedikitnya lahir lima guru besar.
Di UIN saat ini ada sembilan fakultas. Dengan demikian, di akhir masa jabatan Prof Mujib nantinya ia targetkan jumlah guru besar di lingkungan Ar-Raniry bisa mencapai 100 orang lebih. (*)
Pekan Menyusui Dunia 2025 di Banda Aceh Semarak dan Meriah, Dibuka Kak Ana |
![]() |
---|
KPI Aceh Gulirkan Literasi Media Go to School, Ajak Pelajar Bijak Bermedsos |
![]() |
---|
Poltekkes Kemenkes Aceh dan Mitra Gelar Peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2025 di Banda Aceh |
![]() |
---|
HUT Ke-80 RI, Pangdam IM Ajak Warga Aceh Pasang Ornamen Merah Putih di Tiap Sudut |
![]() |
---|
Empat Siswa SMAN Modal Bangsa Aceh Lulus Akmil 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.