Konflik Palestina vs Israel
Hari Ini, Dua Tentara Israel Tewas Lagi, Kena Tembakan Rudal Anti-Tank
Hari Ini, sebanyak dua tentara Israel tewas lagi di Gaza, Palestina usai pertempuran dengan Hamas dan terkena embakan rudal anti-tank Jumat (31/5/2024
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Hari Ini, sebanyak dua tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tewas lagi di Gaza, Palestina, Jumat (31/5/2024).
Dilansir dari Times of Israel, mereka yang terbunuh adalah Sersan Satu (res) Adar Gavriel (24) dari Batalyon 6828 Brigade Bislamach, Kaisarea.
Selanjutnya Sersan Yehonatan Elias (20) dari unit pengintaian Brigade Givati, Yerusalem.
Menurut penyelidikan awal IDF, Gavriel terbunuh di Jalur Gaza utara dalam pertempuran dengan kelompok Hamas.
Sementara Givati tewas usai terluka parah akibat dari tembakan rudal anti-tank ke arah mereka di Gaza selatan.
Kematian mereka menambah jumlah korban serangan darat Israel terhadap Hamas menjadi 294 orang.
Baca juga: Lagi, Dua Tentara Israel Tewas, Ditabrak Mobil di Kota Nablus Tepi Barat Palestina
Baca juga: Naik atau Turun? Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam, Jumat 31 Mei 2024
Dua Tentara Israel di Kota Nablus Tepi Barat
Diberitakan sebelumnya sebanyak dua tentara Israel tewas, ditabrak pakai mobil di Kota Nablus, tepi barat Palestina.
Awalnya kedua tentara Israel ini terluka parah dalam serangan menabrak mobil di dekat kota Nablus di Tepi Barat pada Rabu (29/5/2024) malam.
"Meninggal karena luka-luka mereka," demikian pengumuman militer dilansir dari Times of Israel, Kamis sore.
Mereka yang tewas yakni Sersan Staf Eliya Hilel (20) dari Tel Zion dan Sersan Staf. Diego Shvisha Harsaj (20) dari Tel Aviv.
Keduanya adalah prajurit infanteri di Batalyon Nahshon Brigade Kfir.
IDF mengatakan, pihaknya sedang mengejar pelaku yang menewaskan militernya dengan jumlah pasukan yang besar.
Hal ini menyusul serangan yang terjadi di dekat pemukiman Itamar, salah satu pintu masuk Nablus.
Sementara laporan media Ibrani menyebutkan, tersangka menyerahkan diri kepada pasukan keamanan Otoritas Palestina, setelah melarikan diri ke Nablus.
Pemimpin pemukim setempat, Yossi Dagan mengecam serangan tersebut, dan mengatakan bahwa penyerang seharusnya tidak dapat melarikan diri tanpa hambatan.
Baca juga: Israel Benar-benar Cari Masalah, IDF Tembak Mati Tentara Mesir di Rafah saat Kirim Bantuan
Tentara Israel Terus Bertambah, Tak Perhatikan Aturan-Miskomunikasi
Sementara diberitakan sebelumnya, pihak militer Israel menilai ada banyak sekali alasan yang menyebabkan kecelakaan mematikan tersebut.
Termasuk masalah komunikasi antar pasukan, dan kelelahan tentara serta tidak memperhatikan peraturan.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengumumkan, lebih banyak tentara akan dikerahkan di kota paling selatan Gaza, yang menjadi fokus kekhawatiran internasional yang intens.
"Operasi ini akan dilanjutkan dengan pasukan tambahan yang akan memasuki [daerah tersebut]," kata Gallant.
"Beberapa terowongan di daerah tersebut telah dihancurkan oleh pasukan kami dan lebih banyak lagi terowongan akan segera dihancurkan,” kata sambungnya.
Di sisi lain pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri menjawab kelompok pejuang pro-Palestina akan membela rakyatnya dengan segala cara.
Israel mengatakan empat dari enam batalyon Hamas yang tersisa kini berada di Rafah bersama dengan para sandera yang diculik pejuang Islam tersebut pada 7 Oktober 2023.
Namun Israel menghadapi tekanan internasional untuk tidak menyerang kota tersebut, tempat ratusan ribu warga sipil Palestina yang mengungsi berlindung di tengah perang yang sedang berlangsung.
Dua batalyon Hamas lainnya masih berada di Gaza tengah, di kamp Nuseirat dan Deir al-Balah.
PBB mengatakan bahwa lebih dari 600.000 warga Gaza telah meninggalkan kota tersebut sejak IDF memulai operasi di sana pekan lalu dengan mengambil alih perbatasan Rafah di sisi Palestina.
Afrika Selatan pada Kamis kemarin meminta Mahkamah Internasional untuk menghentikan kampanye militer IDF di Rafah dan di seluruh Gaza.
Alasannya karena Israel mempunyai niat melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Mengutip komentar Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang dikutip Haaretz pada akhir April lalu yang mengatakan, Rafah dan sekitarnya akan dimusnahkan total.
“Tidak ada tindakan setengah-setengah. Rafah, Deir al-Balah, Nusseirat – pemusnahan total,” kata Bazalel.
Hal ini menurutnya sebagai bukti niat genosida Israel, Jaksa Tembeka Ngcukaitobi juga memutar video tentara IDF sebelum memasuki kota Gaza selatan sambil berdoa dan kemudian bernyanyi, “Kami akan membongkar Rafah.”
Afrika Selatan mengatakan kepada pengadilan tinggi PBB bahwa serangan Rafah adalah bagian dari akhir penghancuran Gaza.
Israel membantah tuduhan genosida di Gaza dan mengatakan pihaknya telah mematuhi perintah pengadilan sebelumnya untuk meningkatkan bantuan.
Diketahui IDF mulai mengirimkan pasukan ke Rafah pada 7 Mei 2024 lalu.
IDF mengatakan bahwa pasukan Unit Pengumpulan Intelijen Tempur ke-414 menemukan beberapa peluncur roket dengan proyektil jarak jauh.
Peluncur tersebut, beberapa di antaranya digunakan dalam serangan terhadap kota-kota Israel dalam beberapa bulan terakhir, ditemukan dan dihancurkan menggunakan drone, kata militer.
Di wilayah lain di Rafah, IDF mengatakan pasukannya menemukan lokasi peluncuran roket lain dengan puluhan peluncur, sebelum tempat itu juga dihancurkan.
Situs ini juga telah digunakan dalam serangan baru-baru ini terhadap kota-kota Israel, termasuk serangan beberapa waktu lalu di Beersheba, demikian menurut militer.
Israel Bantai Pengungsi Rafah, Bunuh 45 Warga dan Anak Tak Berdosa
Terbaru, Israel panen kecaman internasional usai membantai pengungsi Rafah, Palestina dan membunuh 45 warga sipil dan anak-anak tak berdosa.
Diketahui serangan udara di kota Rafah bagian selatan Gaza dilaporkan menewaskan puluhan orang kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, di sebuah pusat pengungsian pada Minggu (26/5/2024) malam.
Israel menghadapi kecaman internasional yang sengit pada Senin kemarin setelah serangan udara tersebut.
Dilansir dari Times of Israel, zionis berdalih serangan itu menargetkan dua pejuang senior Hamas.
Namun yang terjadi, serangan itu melanda daerah di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah barat di mana ribuan orang berlindung.
Serangan tersebut menyebabkan kobaran api yang melalap beberapa tenda dan tempat berlindung.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 45 orang dan 60 orang terluka pada Senin sore.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengutuk serangan tersebut “dengan sangat keras” dalam sebuah postingan di X pada Senin kemarin.
“Ngeri dengan berita yang keluar dari Rafah mengenai serangan Israel yang menewaskan puluhan pengungsi, termasuk anak-anak kecil,” tulisnya.
Borrell juga menegaskan kembali tuntutannya agar Israel menghentikan tindakan militer sesuai dengan perintah Mahkamah Internasional.
“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Serangan-serangan ini harus segera dihentikan. Perintah ICJ [hukum kemanusiaan internasional] harus dihormati oleh semua pihak,” tulisnya.
“Ini benar-benar sebuah dilema bagaimana komunitas internasional dapat, memaksakan implementasi keputusan tersebut,” sambungnya,
Para pejabat Israel mengatakan mereka mempertimbangkan perintah ICJ untuk memberikan ruang bagi beberapa operasi di Rafah.
Israel menolak interpretasi bahwa keputusan pengadilan mengharuskan penghentian serangan sama sekali.
Utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland mengatakan dia “sangat terganggu” dengan serangan di Rafah.
“Saya menyerukan kepada pihak berwenang Israel untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden ini,” kata Tor dalam sebuah pernyataan.
"Meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan kesalahan, dan segera mengambil langkah-langkah untuk lebih melindungi warga sipil," sambungnya.
Sementara Kepresidenan Otoritas Palestina dan Mesir sama-sama menuduh Israel pada Senin pagi sengaja menargetkan pusat pengungsian.
“Tindakan pembantaian keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel merupakan tantangan terhadap semua resolusi legitimasi internasional,” kata kepresidenan Otoritas Palestina dalam sebuah pernyataan.
Pihaknya menuduh pasukan Israel dengan sengaja menargetkan tenda-tenda pengungsi.
Selanjutnya Kementerian Luar Negeri Mesir mengeluarkan pernyataan yang menuduh Israel melakukan pemboman yang disengaja terhadap pusat pengungsi.
Pihaknya menyerukan agar menerapkan langkah-langkah yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai penghentian segera operasi militer di Rafah.
Di sisi lain, Hamas mengatakan pada Minggu malam bahwa warga Palestina harus bangkit dan berbaris melawan pembantaian IDF di Rafah.
"Mengingat pembantaian Zionis yang mengerikan malam ini yang dilakukan oleh tentara pendudukan kriminal terhadap tenda-tenda pengungsi, kami menyerukan kepada massa rakyat kami di Tepi Barat, Yerusalem, wilayah-wilayah pendudukan, dan di luar negeri untuk bangkit," kata Hamas.
"Dan melakukan demonstrasi dengan marah. menentang pembantaian Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami di sektor ini," sambungnya dalam sebuah pernyataan.
Badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, mengatakan pada Senin kemarin bahwa laporan dari Rafah mengerikan.
“Informasi yang keluar dari Rafah tentang serangan lebih lanjut terhadap keluarga yang mencari perlindungan sangatlah mengerikan,” tulis UNRWA di X.
“Ada laporan mengenai korban massal termasuk anak-anak dan perempuan di antara mereka yang terbunuh. Gaza adalah neraka di bumi. Gambar-gambar dari tadi malam adalah satu lagi bukti akan hal itu.”
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa serangan tersebut dapat menimbulkan dampak diplomatik, dapat menghambat perundingan menuju gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Doha menyuarakan kekhawatiran bahwa pemboman tersebut akan mempersulit upaya mediasi yang sedang berlangsung dan menghalangi tercapainya kesepakatan untuk gencatan senjata yang segera dan permanen.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia marah dengan serangan Israel yang telah menewaskan banyak pengungsi di Rafah.
“Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina. Saya menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan gencatan senjata segera,” tulisnya di X.
Italia mengatakan pada Senin kemarin bahwa serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza tidak lagi dapat dibenarkan.
Ini merupakan salah satu kritik paling keras yang dilontarkan Roma selama serangan Israel ke Palestina.
“Ada situasi yang semakin sulit, di mana rakyat Palestina diperas tanpa memperhatikan hak-hak pria, wanita, dan anak-anak tak bersalah,” kata Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto epada SkyTG24 TV.
"Mereka tidak ada hubungannya dengan Hamas, dan hal ini tidak dapat lagi dibenarkan. Kami menyaksikan situasi ini dengan putus asa," sambungnya.
Kementerian luar negeri Arab Saudi juga mengutuk serangan Israel di Rafah, yang terbaru menargetkan tenda pengungsi Palestina di dekat gudang UNRWA di barat laut Rafah pada Senin kemarin.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya akan melakukan “segala kemungkinan” untuk meminta pertanggungjawaban Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang “biadab” atas serangan mematikan di Rafah.
“Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang barbar dan pembunuh yang tidak ada hubungannya dengan kemanusiaan,” kata Erdogan.
IDF mengkonfirmasi pada Minggu malam bahwa mereka telah melancarkan serangan udara di Rafah malam
Mereka berdalih serangan tersebut menargetkan kompleks tempat para pejabat senior Hamas berkumpul.
Sementara kepala pengacara IDF mengakui bahwa ini adalah insiden yang “sangat serius” dan mengatakan akan diselidiki .
“Rincian insiden tersebut masih dalam penyelidikan, dan kami berkomitmen untuk melakukan penyelidikan semaksimal mungkin,” kata Mayjen Yifat Tomer Yerushalmi pada konferensi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengacara Israel, Senin kemarin.
“IDF menyesalkan segala kerugian yang dialami warga non-tempur selama perang,” pungkasnya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.