Berita Haji 2024

Kisah Abu Bakar Mureh Jamaah Haji Tertua Aceh, Rajin Menabung untuk Biaya ke Tanah Suci Usai Tsunami

Pria yang genap berusia 96 tahun tersebut berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya, Aminah Cut Ahmad (84), Senin (3/6/2024).

Penulis: Subur Dani | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Abu Bakar Mureh (96), jamaah haji tertua asal Pidie Jaya bersama istrinya, Aminah Cut Ahmad (84), saat beristirahat usah pelepasan di Gedung Asrama Haji Embarkasi Aceh, Senin (3/6/2024). 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Abu Bakar Mureh, Jamaah Haji Aceh asal Meunasah Tuha, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya menjadi Jamaah Haji Aceh tertua pada tahun ini.

Pria yang genap berusia 96 tahun tersebut berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya, Aminah Cut Ahmad (84), Senin (3/6/2024).

Abu Bakar Mureh dan Aminah Cut Ahmd tergabung dalam jamaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 6.

Bersama ratusan jamaah lain, keduanya telah terbang ke Tanah Suci, tadi malam sekira pukul 21.40 WIB, dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar. 

Meskipun telah menapaki usia senja, semangat Abu Bakar Mureh dan Aminah Cut Ahmad untuk menunaikan ibadah haji sangat bersemangat.

Keduanya terlihat antusias saat mengikuti proses pelepasan di Asrama Haji.

"Umu ka sikureung ploh nam. (Umur sudah 96 tahun)," kata Abu Bakar bersama istrinya, didampingi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Asrama Haji.

Menggunakan tongkat, Abu Bakar berjalan pelan saat akan makan siang bersama jamaah lain.

Di sela-sela itu, Abu Bakar dan istri bercerita, Ia sangat bersyukur bisa berangkat haji pada tahun ini. 

Abu Bakar mengaku mendaftar untuk berangkat haji pada tahun 2018.

Ia dan istri 'dipanggil' tahun ini lantaran keduanya menjadi jamaah prioritas, masuk kategori lansia. 

"Kamoe ka meudaftar thon 2018, alhamdulilah thon nyoe baro jihoi untuk jak. (Kami mendaftar tahun 2018, alhamdulillah tahun ini baru dipanggil untuk berangkat haji)," katanya. 

Abu Bakar mengaku, biaya pendaftaran haji disisihkan sedikit demi sedikit sejak setelah gempa dan tsunami, kurang lebih selama hampir 15 tahun.

Ia mengumpulkan biaya tersebut dari hasil bertani.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved