Serambi Awards 2024
Ayahanda Waisul Qarani, Penggagas Berdirinya Dayah Darul Ihsan
Ayahanda Waisul Qarani, sosok yang berada di garda terdepan dalam menghidupkan kembali warisan Abu Hasan Krueng Kalee ini.
Pada tahun 1987, Ayahnda Waisul kembali menggerakkan pemugaran dayah, namun belum berbuah hasil yang dicitakan.
Tak merasa lelah dan putus asa, sekalipun ada saja halangan, Ayahanda Waisul melakukan pembebasan lahan sejak tahun 1996-1997.
“Ketika itu murah, masih 11.000 Rupiah per meter. Bahkan ada juga yang wakaf. Alhamdulilah, atas bantuan banyak pihak, kita bisa meresmikan dayah ini pada tahun 1999,” kenang Ayahanda Waisul.
Awalnya, bidang pendidikan umum, Ayahnda Waisul berharap menginduk ke Dinas Pen- didikan.
Namun, para pimpinan ketika itu, Tgk Qusain Aly lebih memilih bergabung di bawah Kementerian Agama.
“Setelah mendapat dukungan dari pemerintah, Alhamdulillah mulai berdenyut kembali dengan santri 40 orang yang diundang dan diberikan beasiswa penuh,” ujarnya.
Roda pendidikan semakin berputar ketika Dayah Darul Ishan mendapat bantuan besar Menzil, Turki, pimpinan Sayyid Abdul Baki El Hüsaini, berkat arahan Tgk Muslim Daud, Lc.
Ayahanda Waisul bersama Dr. Tgk H Mutiara Fahmi, Lc, MA, dan Tgk Muslim Daud, Lc, diundang khusus ke Turki dan dipertemukan dengan pimpinan Menzil, Syekh Sayyid Abdul Baki El Hüsaini.
Ketika itu Sayyid Abdul Baqi mengarahkan para donator memberikan donasi, sehingga terkumpul sebesar Rp 10 miliar.
Menzil Turki juga mengirim sejumlah tenaga arsitek asal Turkiye untuk membangun asrama santri, antara lain Orhan, Yusuf, Atillah, Dursun, dan seorang guru bernama Abdullah Ismail Lov asal Dagestan Rusia yang mengajar kitab kuning dan menghidupkan thariqat Naqsyabandiyah.
Sejak itu, Darul Ihsan yang telah dilengkapi berbagai fasilitas, terus berkembang menjadi salah satu dayah favorit di Aceh.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.