Berita Kutaraja

Puncak Musim Kemarau di Aceh Diprediksi Akhir Juni, BMKG Imbau Warga Pakai Sunblock Jika Keluar

Dia mengatakan, untuk saat ini sendiri suhu panas di Aceh Besar rata-rata mencapai 23-34 derajat Celcius.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
SHUTTERSTOCK/VladisChern
Ilustrasi cuaca panas 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda mencatat bahwa puncak musim kemarau di Aceh diperkirakan terjadi pada akhir Juni 2024.

Hal itu dikatakan oleh Forecaster on Duty prakirawan BMKG Kelas I SIM, Putri Rizki Afriza kepada Serambinews.com, Sabtu (8/6/2024). 

Dia mengatakan, untuk saat ini sendiri suhu panas di Aceh Besar rata-rata mencapai 23-34 derajat Celcius.

Hal itu dipicu lantaran saat ini Aceh sudah memasuki masa peralihan dari musim penghujan menuju puncak musim kemarau.

Meski saat ini masih terpantau adanya daerah belokan angin (shearline) serta daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sebagian besar wilayah Aceh.

Di mana kondisi tersebut dapat mendukung proses konvektif pada skala lokal dan meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Aceh.

“Namun dalam beberapa hari ke depan cuaca di Aceh cerah tanpa ada potensi turunnya hujan,” kata Putri.

Meski begitu untuk cuaca panas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir juga hampir merata di seluruh wilayah di Aceh. Terlebih sinar matahari ultraviolet (UV) mulai terasa sejak pukul 11.00 WIB, sudah sangat tinggi. 

"Dan ini masuk dalam kategori risiko yang sangat berbahaya,” papar Putri.

“Sehingga harus diwaspadai agar masyarakat yang terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan. Boleh keluar kalau pakai sunblock," ungkapnya.

Karena hal itu, ia mengimbau agar masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari.

Kondisi cuaca yang cukup panas ini juga rentan terhadap kesehatan.

Ia meminta agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar dan apabila beraktivitas diluar ruangan agar memakai tabir surya/sunscreen. 

"Selain itu juga masyarakat diimbau agar tidak membakar sampah sembarangan, membuka lahan dengan cara membakar karena akan berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya.

Cuaca panas itu sendiri disebabkan karena Provinsi Aceh sudah memasuki musim kemarau dan masuknya massa udara panas ke wilayah Indonesia. 

"Masyarakat diharap jangan membuang sampah mudah terbakar secara sembarangan, karena dapat menimbulkan api yang mudah menyambar ataupun melakukan pembukaan lahan dengan pembakaran,” pungkasnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved