Berita Pidie

Alumni dan Pendiri Bertekad Kembalikan Kejayaan Dayah Al-Furqan Bambi Pidie

Para alumni dan pendiri Dayah Terpadu Al-Furqan Bambi, Pidie, sepakat untuk membenahi serta mengembangkan pendidikan tersebut untuk masa mendatang

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Muhammad Hadi
CAPTURE YOUTUBE MASJID OMAN AL-MAKMUR
H.M. Jamil Ibrahim, Ketua Pembina Yayasan Dayah Al-Furqan Bambi, Pidie. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Para alumni dan pendiri Dayah Terpadu Al-Furqan Bambi, Pidie, sepakat untuk membenahi serta mengembangkan pendidikan tersebut untuk masa yang akan datang.

Kesepakatan ini tercapai dalam sebuah pertemuan di Banda Aceh, beberapa waktu lalu.

“Yayasan yang mengelola dayah beserta para alumni, meminta pendiri yang juga pimpinan pada periode pertama, yaitu Ustaz DR. Tgk. HM Jamil Ibrahim, SH, MH, MM, menjadi ketua pembina, ditambah beberapa orang alumni yang dipandang berkemampuan dalam pengembangan tersebut,” ungkap Dr Muslim Daud, pimpinan alumni Dayah Al-Furqan Bambi, kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (9/6/2024).

Kepala Kankemenag Pidie, Drs H Abdullah AR MAg (tengah) bersama Kasubbag TU, Tarmizi M Nur SAg MPd (dua kiri) dan Mantan Kanwil Kemenag Aceh, Dr H Iqbal Muhammad MA (kiri) melakukan wisuda terhadap salah satu santri dari 42 wisudawan YPMT Al Furqan Bambi, Pidie, Rabu (22/5/2024).
Kepala Kankemenag Pidie, Drs H Abdullah AR MAg (tengah) bersama Kasubbag TU, Tarmizi M Nur SAg MPd (dua kiri) dan Mantan Kanwil Kemenag Aceh, Dr H Iqbal Muhammad MA (kiri) melakukan wisuda terhadap salah satu santri dari 42 wisudawan YPMT Al Furqan Bambi, Pidie, Rabu (22/5/2024). (SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL)

Ia menyebutkan, kesepakatan tersebut dihasilkan dari hasil musyawarah pimpinan dayah Al-Furqan dengan melibatkan organisasi alumni yang sudah lama terbentuk.

Dr Muslim pun mengirimkan hasil wawancaranya dengan Ustaz HM Jamil Ibrahim, terkait upaya untuk mengembalikan kajayaan Dayah Al-Furqan Bambi Pidie. Berikut petikannya:

Kapan Dayah Al-Furqan Bambi didirikan serta siapa pencetusnya?

Cikal bakal berdirinya Dayah Al Furqan adalah hasil konsensus bersama di antara para cendekiawan, pemuka masyarakat, dan ulama-ulama di Pidie pada awal tahun 1980an.

Ide pendirian yang ingin dicapai diantaranya adalah pendidikan terpadu sesuai dengan tuntutan zaman.

Meskipun pada tahap awal peminat dari masyarakat tidak banyak, karena belum difahami dengan baik bentuk pendidikan seperti ini.

Bupati Pidie H. Nurdin Abdul Rachman meminta supaya ide tersebut dilanjutkan, dan kemudian diserahkan kepada beberapa orang ulama, di antaranya Tgk A. Wahab Muridillah, serta perwakilan Pemda Pidie yaitu, Bapak Wahid Hanafiah, di saat itu beliau pada bidang Kesra Kantor Bupati Pidie.

Gagasan ini mendapat dukungan penuh dari Dandim Pidie dan Kapolres Pidie.

Baca juga: Wisuda 42 Santri Al-Furqan Bambi, Ini Pesan Bupati Pidie

Berdasarkan hasil musyawarah di Kantor Bupati, maka untuk menindaklanjuti rencana tersebut diserahkan kepada saya (Jamil Ibrahim).

Sehingga saya melakukan studi banding ke Pulau Jawa untuk mengunjungi beberapa pondok pesantren yang telah maju seperti Gontor di Ponogoro dan lain-lain, bahkan sekaligus meminta beberapa orang untuk dapat mengirim tenaga pengajar seperti untuk praktek bahasa (Arab dan Inggris).

Kalau begitu, apakah dapat dikatakan bahwa Dayah Al-Furqan itu adalah milik masyarakat?

Benar, karena awalnya lokasi Dayah Al-Furqan sekarang merupakan sumbangan swadaya masyarakat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved