Serambi Spotlight

Ustaz Masrul Aidi Ungkap Ternyata Ini Alasan Kenapa Aceh Tertinggi Kasus Pemerkosaan di Indonesia

Ustaz Tgk M Masrul Aidi Lc, ungkap kenapa Aceh menjadi provinsi dengan angka kasus pemerkosaan tertinggi di Indonesia.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
YouTube Serambinews
Pengasuh Ponpes Babul Maghfirah Aceh Besar, Ustaz Tgk M Masrul Aidi Lc mengungkapkan kenapa Aceh menjadi provinsi dengan angka kasus pemerkosaan tertinggi di Indonesia. 

SERAMBINEWS.COM - Pengasuh Ponpes Babul Maghfirah Aceh Besar, Ustaz Tgk M Masrul Aidi Lc mengungkapkan kenapa Aceh menjadi provinsi dengan angka kasus pemerkosaan tertinggi di Indonesia.

Diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk Statistik Kriminal 2023 menunjukkan, Aceh menjadi provinsi dengan kasus tertinggi angka pemerkosaan di Indonesia, mencapai 135 kasus.

Menurut Pengasuh Ponpes Babul Maghfirah itu, tingginya kasus pemerkosaan ini disebabkan oleh beberapa hal.

Baca juga: Ustaz Masrul Aidi Jelaskan Ternyata Ini Akar Masalah Open BO

Baca juga: Hampir Tiap Hari Militer Israel Tewas di Tangan Hamas saat Menjajah Gaza Palestina

Di antaranya, anak-anak muda sulit menikah karena tingginya mahar serta budaya berlomba-lomba menggelar resepsi perkawinan dengan megah dan mewah di Aceh.

Setelah biaya menikah mahal, kemudian hasrat seksual tidak dipecahkan dan peluang pergaulan bebas mulai terbuka luas.

Terlebih khususnya anak-anak muda di Banda Aceh sekitarnya, didominasi anak-anak kos yang sedang menjalani pendidikan dan jauh dari pantauan keluarga.

Selain itu, dia mengungkapkan tingginya angka kasus pemerkosaan di Aceh karena tidak adanya tempat lokalisasi bersamaan dengan sulitnya untuk menikah.

"Mungkin di luar Aceh mereka masih punya solusi, prostitusi terbuka, ada lokalisir mereka bisa lampiaskan," ungkap Ustaz Masrul dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Senin (8/7/2024).

 

 

Pengasuh salah satu Ponpes terbesar di Aceh Besar ini juga mengingatkan kenapa Nabi Saw memotivasi anak-anak muda yang sudah mampu berkeluarga agar segera menikah.

Jika belum siap secara ekonomi, maka solusi memecah syahwatnya dengan memperbanyak puasa.

"Syahwat ini sudah naluriah, salurkan secara agama," jelas Ustaz Masrul.

Dia sangat berharap, budaya menikah sederhana sudah bisa dikampanyekan dan dimulai oleh guru-guru dari kalangan para ulama.

"Dari kalangan para ulama, memberikan contoh begitu melihat calon menantu sesuai, dimudahkan emas kawinnya dan dipublikasi bahwa anak abu pulan ketika menikah dulu hanya satu mayam emas," kata Ustaz Masrul.

Baca juga: Akal-akalan Israel, Kini Serang Sekolah di Gaza Palestina dengan Dalih Ada Hamas

Jelaskan Ini Akar Masalah 'Open BO'

Selanjutnya, Pengasuh Pondok Pesantren Babul Maghfirah itu juga menjelaskan akar masalah maraknya kasus 'open BO' (prostitusi).

Penyebab utama prostitusi menurutnya disebabkan oleh gaya hidup yang tinggi, serta bermasalahnya akhlak.

Menurutnya, gaya hidup anak-anak perlu diawasi dan orang tua mesti mengajarkan mereka tampil sederhana sejak dalam ruang lingkup keluarga. 

Sebab, bila mengedepankan hedon dan ingin tampil eksis, sementara berasal dari keluarga yang prasejahtera, potensi tergiur pekerjaan haram seperti prostitusi menjadi sangat tinggi.

Terlebih bila akhlak sudah rusak akibat pacaran dan pergaulan bebas, kemudian sudah terlanjur melakukan seks di luar nikah.

"Kalau pada si fulan saja yang hanya tawarkan minuman, saya sudah bisa serahkan keperawanan, kenapa saya tidak tawarkan ke bapak fulan yang bisa kasih HP,” ungkap Ustaz Masrul.

“Nauzubillah ini mentalitas akhlak," tambahnya.

Dia menekankan, hal terpenting yang semestinya ditingkatkan bukanlah eksistensi di masyarakat melalui penampilan hedon, melainkan dengan meningkatkan kualitas diri, kemampuan berkomunikasi serta akhlak yang baik.

Perkuat Interaksi dalam Keluarga

Sementara bagi yang sudah berkeluarga, dia menyarankan perbanyak interaksi dan menciptakan momen-momen romantis antara suami istri.

Berusaha selalu meluangkan waktu untuk hal-hal sederhana seperti makan malam bersama, jalan-jalan dan segala hal yang sifatnya memperkuat hubungan antara keduanya.

Bila hal-hal seperti ini dijaga, maka keinginan untuk memakai jasa prostitusi pun bisa ditekan seminimal.

"Ketika interaksi suami istri sangat baik, maka insya Allah peluang untuk terjadinya open BO ini menurun drastis," kata Ustaz Masrul.

Di akhir bincang-bincang, dia menyarankan agar para guru-guru, pendakwah lebih banyak menyentuh soal akhlak.

Karena bila akhlak sudah baik, perbuatan-perbuatan yang dilarang agama akan terhindar dengan sendirinya, termasuk terhindar dari jebakan prostitusi.

"Jika semua bergerak, pemerintah, ulama, adat bergerak dan keluarga bertindak, maka insya Allah sangat mudah,” kata Ustaz Masrul.

“Jangan melempar kesalahan dan jangan tunggu PON," pungkas.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved