Konflik Palestina vs Israel

Bikin Meradang! Pengakuan Militer Israel, Tembak Warga Palestina Sekadar Hilangkan Bosan

IDF seperti hilang hati nurani, pihaknya membocorkan rahasia kalau membunuh warga sipil di Gaza, Palestina sekadar untuk menghilangkan bosan.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Ansari Hasyim
Dok. Times of Israel
ILUSTRASI - Sersan Eyal Mimran dari Batalyon ke-101 Brigade Penerjun Payung Israel tewas di tangan Hamas saat menjajah dan bertempur di Jalur Gaza, Palestina. IDF seperti hilang hati nurani, pihaknya membocorkan rahasia kalau membunuh warga sipil sekadar hilangkan bosan. 

Tentara juga menggambarkan bagaimana jenazah warga sipil Palestina dibiarkan membusuk dan dimakan hewan liar.

Menurut mereka, pihak militer menyembunyikan mayat-mayat tersebut sebelum kedatangan konvoi bantuan internasional.

"Sehingga penampakan orang-orang yang berada dalam kondisi pembusukan yang parah tidak akan muncul," ungkap tentara Israel.

Dua tentara juga bersaksi tentang kebijakan sistematis Israel yang membakar rumah-rumah warga Palestina setelah mendudukinya.

Dengan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah berlanjutnya serangan brutal terhadap Gaza sejak 7 Oktober lalu.

Sejak itu, hampir 38.150 warga Palestina tewas di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 87.700 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Rabi Tegaskan ke Murid Sekolah Yahudi Jangan ke Kantor atau Jawab Telepon IDF

Sementara diberitakan sebelumnya, Pemimpin tinggi Yahudi ultra-Ortodoks Ashkenazi di Israel, Rabi Dov Lando menegaskan ke murid-murid sekolah Yahudi (yeshiva) untuk tidak mengikuti wajib militer sebagaimana putusan hakim Pengadilan Tinggi beberapa waktu lalu.

"Tidak boleh datang ke kantor wajib militer [IDF] sama sekali," tegas Rabbi Lando dilansir dari Times of Israel, Kamis (11/7/2024).

Menurutnya, patuh terhadap putusan hakim pengadilan sama saja dengan menyerah dalam perang melawan Tuhan dan Taurat-Nya.

"Maka para anggota yeshiva diperintahkan untuk tidak datang ke kantor wajib militer sama sekali atau menjawab panggilan apa pun," tulis Rabbi Lando.

Diketahui Yahudi ultra-Ortodoks atau Yahudi Haredi adalah salah satu sekte yang menolak zionisme dan pertikaian seperti yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh warga sipil, perempuan dan anak kecil tak berdosa di Gaza.

Sementara diberitakan sebelumnya, kemarahan Yahudi ultra-Ortodoks memuncak ketika isu pendaftaran murid yeshiva kembali menjadi agenda pemerintah di tengah perang yang sedang berlangsung melawan Hamas di Jalur Gaza.

Kaum Haredim marah kepada para anggota parlemen mereka sendiri yang notabenenya sebagai anggota koalisi, mendukung langkah baru-baru ini.

Langkah tersebut yakni menghidupkan kembali rancangan undang-undang dari parlemen sebelumnya, menurunkan usia wajib militer bagi siswa yeshiva ultra-Ortodoks dari 26 tahun menjadi 21 tahun.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved