Berita Pidie Jaya
Pansus DPRA ke Makam Abdullah Syafii, Kuburan Panglima GAM Ini Dinilai tak Terurus, Usul Ada Penjaga
Di halaman kompleks makam Teungku Abdullah Syafii, yang sudah dipasang paving block itu ditumbuhi rerumputan, di sudut musalla berceceran kotoran ceca
Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
Sementara dalam banyak informasi di media, Teungku Lah ditulis lahir pada tahun 1952.
Tidak ada yang tahu, versi mana yang benar. Tapi, adiknya, Fatimah, memiliki keterangan berbeda.
Menurut dia, abangnya lahir sekitar tahun 1955. Ia hanya sempat bersekolah hingga kelas tiga di Madrasah Aliyah Negeri Peusangan.
Keluar dari sekolah tersebut, Teungku Lah memilih belajar agama di sejumlah Pesantren di Aceh.
Teungku Lah mulai terlibat GAM pada awal 1980 (ada juga kabar yang menyebutkan, Teungku Lah bergabung dengan GAM sehari setelah Hasan Tiro memproklamirkan GAM di Gunong Halimun, Kabupaten Pidie, Aceh).
Sebenarnya, masa muda Teungku Lah termasuk unik. Ia banyak terlihat dalam dunia teater bersama group Jeumpa.
Sangat jauh dari kesan militer. Tetapi, belakangan, hal ini sangat membantu Teungku Lah dalam hal penyamaran. Mobilitas Teungku Lah tak terdeteksi.
Orang Aceh menyebut Teungku Lah punya ileume peurabon (ilmu bisa menghilangkan diri).
Pada awalnya ia memimpin satu peleton dari Markas Komando Pusat Tiro.
Pada Mei 1995, pasukan Teungku Lah bergabung dengan pasukan Mantri Hamid Idris yang berbasis di Geulumpang Minyeuk, Pidie.
Pasukan ini memiliki sekitar 15 pucuk senjata berbagai jenis dan tergolong pasukan besar GAM sebelum era reformasi.
Pada 1 Januari 1996, Teungku Lah dilantik menjadi Panglima GAM Komando Pusat Tiro menggantikan Komandan Tgk. Pawang Rasyid yang gugur pada pertengahan 1995.
Pasca reformasi, eskalasi konflik Aceh meningkat. Teungku Lah yang merupakan Panglima Tertinggi GAM secara otomatis menjadi buronan nomor 1 TNI.
Teungku Abdullah Syafie meninggal dunia pada 22 Januari 2002 di Jiem-Jiem, Kecamatan Bandar Baru, Pidie (kini Pidie Jaya) dalam sebuah penyergapan oleh TNI.
Sang istri (Fatimah binti Abdurrahman) dan dua pengawalnya bernama Muhammad bin Ishak dan Muhammad Daud bin Hasyim ikut meninggal dalam penyerangan tersebut.
Peringati HUT Kejaksaan, Kejari Pidie Jaya Gelar Pasar Murah, Khitanan Massal, dan Donor Darah |
![]() |
---|
Puluhan Keuchik di Pidie Jaya Ikut Rapat Koodinasi, Ini Pesan Bupati |
![]() |
---|
Polisi Tahan Guru Honorer di Pijay, Diduga Aniaya Siswa SMP hingga Masuk RS |
![]() |
---|
Kisah Pilu Kehidupan Janda Miskin di Pidie Jaya |
![]() |
---|
Pijay Komit Sukseskan MTQ ke 27, MCK dan Rekayasa Lalulintas Jadi Prioritas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.