Breaking News

Perang Gaza

Tuntutan Baru Netanyahu Persulit Upaya Pertukaran Sandera dan Gencatan Senjata dengan Hamas

Netanyahu mengusulkan agar Israel mempertahankan kontrol atas perbatasan Gaza-Mesir, yang disebut sebagai Koridor Philadelphi, dan menegaskan bahwa pa

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/AFP
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membahas rumor tentang kesehatannya untuk pertama kalinya pada hari Rabu 

SERAMBINEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meningkatkan tuntutannya saat diskusi antara Tel Aviv dan kelompok Palestina Hamas dilanjutkan mengenai gencatan senjata baru dan pertukaran sandera di Gaza, media Israel melaporkan pada hari Jumat.

Menurut situs web Walla Israel, Netanyahu telah menetapkan persyaratan ketat untuk gencatan senjata dan perjanjian pertukaran sandera.

Minggu lalu, saat perundingan antara Israel dan Hamas untuk gencatan senjata dan perjanjian pertukaran sandera dilanjutkan, Netanyahu mengajukan syarat-syarat baru.

Salah satu syarat yang paling menonjol menyangkut perbatasan Gaza dengan Mesir dan perlintasan perbatasan Rafah, katanya.

Baca juga: Jerman tak Mau Terima Anak-anak dari Gaza yang Butuh Perawatan Medis, Dianggap sebagai Ancaman

Netanyahu mengusulkan agar Israel mempertahankan kontrol atas perbatasan Gaza-Mesir, yang disebut sebagai Koridor Philadelphi, dan menegaskan bahwa pasukan Israel harus mengawasi sisa bagian penyeberangan Rafah di sisi Palestina.

Perdana Menteri Israel juga menyatakan penolakannya untuk mengizinkan anggota Hamas kembali ke Gaza utara, bahkan jika terjadi gencatan senjata.

Netanyahu juga berpendapat bahwa gencatan senjata dan perjanjian pertukaran sandera di Gaza harus memastikan hak Israel untuk melanjutkan serangan sampai tujuan perang tercapai.

"Netanyahu telah mengajukan tuntutan-tuntutan berat ini dalam upaya untuk memaksimalkan keuntungan dari negosiasi, memanfaatkan kelemahan-kelemahan Hamas. Namun, ada kekhawatiran bahwa mendorong terlalu keras dapat menyebabkan kegagalan perundingan," kata seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya kepada Walla.

Baca juga: Kisah Muhammed Bhar, Anak Palestina yang Cacat Mental Tewas Diterkam Anjing IDF & Dibiarkan Sekarat

Sejauh ini, upaya AS, Qatar, dan Mesir untuk menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas telah terhambat oleh penolakan Netanyahu terhadap seruan Hamas untuk menghentikan permusuhan.

Israel telah menewaskan lebih dari 38.300 warga Palestina sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober. Operasi militer tersebut telah mengubah sebagian besar wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang itu menjadi reruntuhan, menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko mengalami kelaparan.

Israel juga dituduh melakukan genosida di daerah kantong Palestina yang terkepung, dan kasusnya masih berlanjut di Mahkamah Internasional di Den Haag.(*) 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved