Breaking News

Berita Aceh Tamiang

Hari Pertama, Guru di Pedalaman Aceh Tamiang Berjibaku dengan Getek

Hiruk pikuk aktivitas ini terlihat lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena kali ini para guru harus berlomba dengan sistem absensi finger print.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
Kiriman warga
Sejumlah guru terlihat menunggu jemputan getek di Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang, Senin (15/7/2024). Keterbatasan moda transportasi beresiko membuat aktivitas belajar mengajar terlambat. 

Hiruk pikuk aktivitas ini terlihat lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena kali ini para guru harus berlomba dengan sistem absensi finger print.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2024/2025 di Aceh Tamiang masih ditandai dengan aktivitas sebagian guru bergelut dengan moda penyeberangan getek.

Hiruk pikuk aktivitas ini terlihat lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena kali ini para guru harus berlomba dengan sistem absensi finger print.

Regulasi yang mengusung sistem teknologi ini mengharuskan guru harus hadir paling telat pukul 07.30 WIB.

Hal yang sulit dilakukan bila kondisi air sungai sedang tidak bersahabat.

“Harus kita sadari bukan hal mudah untuk menjangkau sekolah terdalam, karena guru harus menyeberang getek untuk menjangkau sekolah tempat mereka mengajar,” kata Ketua PGRI Aceh Tamiang, Nurdin, Senin (15/7/2024).

Ketua PGRI Aceh Tamiang, Nurdin
Ketua PGRI Aceh Tamiang, Nurdin (For Serambinews.com)

Nurdin mengatakan kondisi ini dialami para guru di daerah pedalaman, khususnya yang bekerja di wilayah Balingkarang, Kecamatan Sekerak.

Baca juga: Operasi Patuh Seulawah Dimulai, 15 - 28 Juli 2024, AKBP Jaka Mulyana Jadi Inspektur Apel

Setiap harinya, guru harus menyeberangi sungai menggunakan getek yang kapasitasnya terbatas.

Di kala kondisi cuaca buruk, pelayanan penyeberang bisaterganggu atau babhkan dihentikan sementara. Otomatis situasi ini membuat guru tidak bisa melanjutkan aktivitas ke sekolah.

“Paling tidak mereka sering terlambat karena bergantung dengan kesiapan getek, kami berharap ada solusi atas kondisi ini,” harap Nurdin.

Setidaknya kata dia, pemerintah bisa membuat kebijakan yang bisa membantu tugas dan fungsi guru di daerah pedalaman. Misalnya kata dia, pemerintah menyediakan rumah atau penginapan untuk guru.

“Bila disediakan rumah dinas, guru tidak perlu pergi pulang setiap harinya. Jadi bisa lebih efektif dalam mendukung proses belajar mengajar,” ucap Nurdin. (*)

Baca juga: Usai Dilantik Jadi Pj Bupati Aceh Timur, Ini Tugas Amrullah

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved