Akibat Sering Makan Ayam Goreng, Anak 12 Tahun Harus Jalani Cuci Darah Seumur Hidup, Bagaimana Bisa?

Kebiasaan ini ia lakukan hampir setiap hari sepulang sekolahnya. Bahkan, dalam setahun, dia dilaporkan mengonsumsi lebih dari 200 potong ayam goreng.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
FREEPIK.COM
ilustrasi fried chicken (ayam goreng) - Akibat Sering Makan Ayam Goreng, Anak 12 Tahun Harus Jalani Cuci Darah Seumur Hidup, Bagaimana Bisa? 

Dengan cepat fungsi ginjal si anak memburuk akibat terlalu sering makan ayam goreng tinggi minyak dan garam.

Imbasnya, anak berusia 12 tahun itu harus memulai prosedur cuci darah di usia sangat muda hingga jangka waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: Sering Minum Minuman Serbuk Sachet Bisa Sebabkan Cuci Darah, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

Ayam goreng sarat kalori dan karsinogenik

Hong Yong Xiang mengungkapkan, ayam goreng yang terendam seluruhnya dalam lemak dan minyak sarat kalori dan dapat memicu beragam masalah kesehatan.

Terlebih, apabila daging ayam diolah menggunakan minyak daur ulang atau minyak yang telah digunakan berkali-kali.

"Hidrokarbon aromatik polisiklik, amina isosiklik, akrilamida, dan logam berat, merupakan zat-zat yang dapat menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan, terutama ginjal," kata Hong.

Ilustrasi ayam goreng crispy
Ilustrasi ayam goreng crispy (FREEPIK.COM)

Dia memperingatkan, zat karsinogen tersebut tidak hanya merusak fungsi ginjal, tetapi juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lain.

Oleh karena itu, Hong pun mengimbau masyarakat agar sebisa mungkin menghindari jenis makanan tersebut.

"Kesehatan ginjal sangatlah penting dan makanan yang mengandung banyak lemak, gula, garam, dan kalori, khususnya makanan olahan, logam berat, dan bahan pembuat plastik harus dihindari dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Cuci darah menggantikan fungsi ginjal

Murniati Bersyukur Cuci Darahnya Ditanggung Program JKN
Ilusrasi- Pasien sedang menjalani cuci darah. (For Serambinews)

Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Senin (10/10/2022), cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak dapat bekerja dengan baik.

Bagi pasien dengan fungsi ginjal menurun, prosedur cuci darah memberikan kesempatan untuk tetap dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.

Baca juga: Sakit Gagal Ginjal hingga Cuci Darah Terus Menerus? Coba Rutin Minum Herbal Ini Kata dr Zaidul Akbar

Menurunnya fungsi sendiri disebabkan kerusakan yang terjadi pada organ ginjal, seperti gagal ginjal akut maupun kronis, dengan gejala umum sebagai berikut:

  • Gejala uremia, seperti gatal-gatal, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan
  • Tingginya kadar asam dalam darah (asidosis)
  • Terjadinya pembengkakan pada bagian-bagian tubuh akibat ginjal tidak dapat membuang kelebihan cairan
  • Tingginya kadar kalium dalam darah (hiperkalemia).

Gagal ginjal kronis umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Glomerulonefritis kronis atau akut
  • Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis)
  • Penyakit ginjal polikistik.

Sementara itu, gagal ginjal akut dapat terjadi akibat komplikasi setelah pembedahan, serangan jantung, dan dehidrasi.

Kapan cuci darah dihentikan?

Di sisi lain, sebagian orang beranggapan bahwa sekali menjalani prosedur cuci darah, maka harus terus-menerus melaksanakan cuci darah.

Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar lantaran prosedur cuci darah dapat dihentikan apabila ginjal tidak lagi mengalami kerusakan dan mampu kembali bekerja dengan baik.

Pasien cuci darah di RSUD Bireuen.
Pasien cuci darah di RSUD Bireuen. (SERAMBI/YUSMANDIN IDRIS)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved