Konflik Palestina dan Israel

Berkas Rahasia Hamas Bocor, Isinya Identitas Lengkap IDF

Dalam daftar tersebut lebih dari 2.000 personel Angkatan Udara Israel, yang tampaknya masuk dalam daftar target potensial Hamas.

Editor: Amirullah
khaberni
Para prajurit dari pasukan Israel (IDF) di Jalur Gaza - Dalam sebuah wawancara, enam tentara Israel membeberkan bagaimana perilaku rekan-rekannya selama genosida di Jalu Gaza. 

SERAMBINEWS.COM - Berkas rahasia Hamas bocor.

Isinya data lengkap IDF.

Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, telah membuat disebut memiliki berkas terperinci berisi daftar identitas pasukan Israel (IDF).

Dalam daftar tersebut lebih dari 2.000 personel Angkatan Udara Israel, yang tampaknya masuk dalam daftar target potensial Hamas.

Media Haaretz melaporkan berkas rahasia Hamas itu bocor secara daring minggu ini.

Disebutkan masing-masing berkas mencakup nama lengkap IDF, pangkalan atau unit mereka, nomor identitas, nomor telepon seluler, alamat email, akun media sosial, nama anggota keluarga.

Dan dalam beberapa kasus kata sandi, plat nomor, nomor kartu kredit, dan informasi rekening bank.

Dokumen-dokumen tersebut dibuat oleh Hamas sebagai bagian dari operasi pengumpulan informasi intelijen.

Dan panjangnya bervariasi dari beberapa halaman hingga lebih dari 200 halaman.

Halaman sampul berkas rahasia itu dilaporkan menyatakan: “Sebagai balas dendam atas para pembunuh anak-anak Gaza.”

Laporan tersebut dibagikan kepada sekelompok reporter investigasi internasional yang bermitra dengan Die Zeit dan ZDF Jerman, Der Standard dan Haaretz Austria.

Haaretz mengatakan berkas-berkas itu diproduksi menggunakan alat otomatis yang dikenal sebagai profiler, yang memungkinkan pengumpulan, referensi silang, dan penggabungan intelijen dari sumber-sumber terbuka (OSINT) untuk membuat 'profil' terperinci mengenai target-target intelijen.

Laporan yang bocor tersebut telah tersedia di platform peretas setidaknya sejak Desember, tetapi tidak jelas siapa yang membocorkannya secara daring.

Beberapa informasi, menyebut laporan itu tampaknya diambil dari Atid College, yang menjadi korban peretasan Iran pada bulan Mei lalu.

Laporan tersebut juga mengutip Ari Ben Am, salah satu pendiri Telemetry Data Labs, sebuah firma yang digambarkan sebagai pelacak peretasan dan kebocoran serta operasi pengaruh oleh kelompok anti-Israel.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved