Breaking News

Berita Aceh Barat

Gajah Liar Masih ‘Teror’ Canggai Aceh Barat, Warga Takut dan Cemas, DPRK: Ini Harus Ada Jalan Keluar

Ia menyebutkan, dampak dari konflik ini mengakibatkan kerusakan tanaman warga mencapai 70 persen akibat serangan gajah.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Wakil Ketua II DPRK Aceh Barat, H Kamaruddin bersama keuchik dan warga melihat salah satu kelapa sawit yang dirusak gajah liar di Desa Canggai, Kecamatan Pante Ceureumen, Rabu (24/7/2024). 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Konflik antara gajah liar dan warga Desa Canggai, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat semakin meresahkan.

Kehadiran kawanan gajah liar tersebut tidak hanya mengancam keselamatan warga, tetapi juga merusak tanaman kelapa sawit yang menjadi sumber ekonomi utama sebagian besar penduduk desa.

Menyikapi masalah tersebut, Wakil Ketua II DPRK Aceh Barat, H Kamaruddin meninjau langsung kondisi warga di desa itu.

Di hadapan anggota dewan, keuchik dan warga memperlihatkan jejak gajah dan kelapa sawit yang telah dirusak.

Termasuk salah satu rumah yang ditempati warga ikut rubuh usai disatroni kawanan gajah liar.

Warga mengaku cemas saat keluar desa.

Mereka tidak bisa keluar sembarangan dan perlu kewaspadaan.

Sebab di pegunungan atau jalan kerap tepergok dengan gajah liar, sehingga perlu hati-hatian agar tidak menjadi amukan gajah.

Keuchik Canggai, T Sulaiman kepada Serambinews.com, Rabu (2/7/2024), mengungkapkan, bahwa konflik dengan gajah sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir.

Ia menyebutkan, dampak dari konflik ini mengakibatkan kerusakan tanaman warga mencapai 70 persen akibat serangan gajah.

Warga desa juga diliputi ketakutan untuk beraktivitas di luar rumah akibat seringnya serangan gajah dalam beberapa bulan terakhir.

Pada tanggal 15 Juli 2024, serangan gajah mengakibatkan kerusakan satu rumah warga dan sejumlah kebun.

"Ini sudah sangat mengkhawatirkan. Kita berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini, jangan sampai ada korban jiwa baru di atasi," ujar Kamaruddin dengan keprihatinan yang mendalam.

Selain kerugian material, warga juga mengalami gangguan psikologis yang membuat mereka takut untuk beraktivitas normal di desa mereka sendiri.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved