Bicara di Seminar IMF 2024 Yogyakarta, Alissa Wahid: Kemenag Terus Bertransformasi
"Saya menjadi saksi perubahan yang terjadi secara signifikan di Kementerian Agama. Bagaimana dulu program-program dijalankan dan...
Penulis: Khalidin | Editor: Eddy Fitriadi
Ada juga daging dam kolektif dari petugas dan jemaah haji sebanyak 6.755 ekor kambing.
Daging-daging itu setelah disembelih di Saudi kemudian diolah dan Sebagian didistribusikan ke Indonesia.
Ekosistem lain yang potensial untuk mendukung penyelenggaraan haji adalah beras yang estimasi kebutuhannya hamper 2700 ton selama penyelenggaraan ibadah haji.
Kebutuhan lauk pauk berupa telur, daging dan ikan juga sangat tinggi, mencapai 1.700 ton.
Demikian juga dengan buah-buahan, sayuran, mie telur, hingga kelengkapan cuci mandi dan oleh-oleh jemaah haji.
Program prioritas lain yang saat ini dijalankan Kemenag, lanjut Alissa, adalah Revitalisasi KUA.
"KUA tidak hanya melayani urusan 'asmara' saja seperti yang sering dikira kebanyakan orang. Namun sekarang juga menjadi pusat pelayanan keagamaan pada program pemberdayaan ekonomi melalui sumber daya filantropi Islam," ungkapnya.
KUA juga terus bertransformasi dan mendedikasikan diri untuk melayani semua umat beragama.
Menurut Alissa, penguatan Moderasi Beragama juga diapresiasi publik.
“Bukti secara langsung, Harian Kompas tiap tiga bulan adakan survei kepuasan masyarakat. Dan yang tertinggi adalah upaya pemerintah untuk menjaga keberagaman dan toleransi melalui program moderasi beragama,” ujarnya.
Menariknya lagi, lanjutnya, kampung Moderasi Beragama yang awalnya akan diluncurkan 1.000 kampung akhirnya saat ini menjadi 2.650 kampung Moderasi Beragama.
“Padahal anggaran yang ada hanya cukup untuk 1.000 kampung. Artinya program ini tidak lagi driven by state actor namun telah menjadi milik masyarakat dan didukung pemerintah daerah setempat,” jelas Alissa.
“Saya jadi ingat pemikiran Peter Senge bahwa perubahan sistemik tidak bisa bekerja secara reaktif, tapi dengan perubahan kebijakan secara mendasar. Hal itu telah dilakukan Kemenag,” tambah Alissa.
Selain Alissa, beberapa pembicara hadir dalam ajang yang digagas Pendiri dan Ketua MarkPlus Hermawan Kartajaya ini.
Antara lain Gubernur DIY yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum Sukamto, Kepala LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Hendrar Prihadi, dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, pejabat Kemenag dan peserta seminar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.