Konflik Palestina dan Israel

Ismail Haniyeh Tewas, Nasib Puluhan Sandera Israel Diujung Tanduk, Terancam Gagal Bebas

Warga Tel Aviv, Shahar Binyami, mengatakan dia merasa cemas mengenai bagaimana Hamas dan sekutunya akan bereaksi terhadap pembunuhan Haniyeh.

Editor: Amirullah
Anadolu
Ribuan pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di Tel Aviv menuntut Netanyahu mundur, Sabtu (22/6/2024). Keluarga sandera Israel yang ditahan di Gaza menyatakan kesepakatan pertukaran sandera dengan faksi Palestina Hamas di Gaza hanya bisa terwujud bila Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur. 

SERAMBINEWS.COM – Kematian pemimpin Hamas menimbulkan kecemasan bagi warga Israel, terutama bagi mereka yang menjadi tawanan Hamas.

Kekhawatiran mulai menyelimuti keluarga para sandera yang ditawan di Gaza pasca militan sayap kanan Hamas mengumumkan kematian pemimpin Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu (31/7/2024).

"Kami bangun hari ini dengan rasa takut di hati kami bahwa ini dapat meningkat lebih jauh. Tidak ada ketenangan, kami takut," ujar pria Israel berumur 50-an tahun yang keluarganya menjadi korban sandera di Gaza.

Warga Tel Aviv, Shahar Binyami, mengatakan dia merasa cemas mengenai bagaimana Hamas dan sekutunya akan bereaksi terhadap pembunuhan Haniyeh.

"Yang membuat saya stres sekarang adalah reaksi Hamas dan Hizbullah," kata Binyami, 25 tahun.

"Ini saatnya untuk membuat kesepakatan pertukaran sandera, namun pencapaian tersebut terancam gagal," imbuhnya.

Negoisasi kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera telah berbulan-bulan dimediasi oleh Qatar dan Mesir, dengan dukungan Amerika Serikat.

Namun antara Hamas dan Israel sejauh ini selalu gagal mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Munculnya isu Israel sebagai dalang pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh kemungkinan besar dapat menghambat kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera yang ditahan di Gaza.

Pimpinan Hamas Tewas Dibunuh

Ismail Haniyeh yang dikenal sebagai pimpinan tertinggi Hamas dilaporkan tewas dalam serangan udara tepat setelah Ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Mengutip dari Al Arabiya, Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya saat dini hari, pukul 02.00 pagi waktu setempat.

Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang menggunakan proyektil berpemandu udara.

Tidak ada seorangpun yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu, namun analis di televisi pemerintah Iran menuding militer Israel sebagai dalang utama atas serangan itu.

Pasca-pembunuhan Ismail Haniyeh mencuat, Hamas menegaskan pihaknya tidak akan mengakhiri perlawanan Palestina terhadap Israel.

“Perlawanan tidak akan berakhir dengan pembunuhan pemimpinnya, dan Hamas akan terus melakukan perlawanan sampai pembebasan,” tegas Putra Haniyeh, Abdul Salam Ismail Haniyeh.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved