Konflik Palestina vs Isreal

Iran Sebut Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas akibat Serangan Proyektil Jarak Dekat

Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyebut bahwa serangan ini dilakukan oleh pihak luar yang masih dalam proses identifikasi.

Editor: Faisal Zamzami
AP Photo/Mohammed Zaatari
Seorang pendukung Hamas memegang poster Ismail Haniyeh, pemimpin organisasi perlawanan Palestina itu, dalam demonstrasi yang mengecam pembunuhannya di kamp pengungsi Palestina, Ein el-Hilweh, di dekat Kota Sidon, Lebanon, Rabu (31/7/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Iran menyebut bahwa kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas akibat serangan proyektil jarak dekat di kediamannya di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024) lalu.

Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyebut bahwa serangan ini dilakukan oleh pihak luar yang masih dalam proses identifikasi.

Menurut pihak Iran, Haniyeh meninggal setelah proyektil yang membawa bahan peledak seberat 7 kilogram ditembakkan ke arah tempat tinggalnya. 

 
IRGC dalam pernyataan resminya pada Sabtu (3/8/2024) menjelaskan, serangan tersebut dilakukan dari luar kompleks tempat Haniyeh menginap. 

Mereka menuding Israel bertanggung jawab atas kejadian ini, dengan dukungan dari Amerika Serikat yang mereka sebut sebagai "pemerintahan kriminal."

Hingga berita ini diturunkan, Israel belum memberikan konfirmasi ataupun bantahan mengenai keterlibatannya dalam serangan tersebut. 

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat menyatakan tidak mengetahui ataupun terlibat dalam pembunuhan yang dinilai berpotensi memicu eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama di tengah perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.

 
Al Jazeera melaporkan bahwa terdapat perbedaan narasi mengenai bagaimana Haniyeh dibunuh. 

Sebuah artikel di The New York Times menyebut bahwa bom telah ditanam jauh hari sebelumnya dan diledakkan ketika Haniyeh berada di dalam kamarnya. 

Namun, seperti yang disebutkan di atas, IRGC menegaskan bahwa Haniyeh tewas akibat serangan proyektil.

Jurnalis Resul Sardar dari Al Jazeera menyatakan, jika versi IRGC benar, maka serangan ini menunjukkan kelemahan besar dalam keamanan Iran

"Jelas bahwa Iran kalah dalam hal peperangan elektronik, terutama dalam penyadapan sinyal dan komunikasi," ujar Sardar.

Sardar juga menambahkan bahwa jika proyektil tersebut benar ditembakkan ke arah kamar Haniyeh, maka pelakunya harus memiliki pengetahuan mendalam tentang bangunan dan pergerakan Haniyeh.

IRGC telah mengancam akan memberikan hukuman keras pada waktu dan tempat yang tepat kepada Israel, yang mereka anggap bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh. 

Ketegangan di Timur Tengah pun semakin meningkat, dan dunia internasional menanti langkah lanjutan dari Iran

 

Baca juga: Takut Pembalasan Iran dan Hizbullah, AS Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang untuk Lindungi Israel

 

 

Iran Tangkap Perwira Intelijen dan Pejabat Militer Terkait Pembunuhan Ismail Haniyeh

 

Iran telah meluncurkan penyelidikan ekstensif terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Hamas.

Puluhan orang yang diduga terlibat telah ditangkap oleh Teheran dalam beberapa hari terakhir.

Otoritas setempat telah menangkap puluhan orang yang mungkin terkait, menurut laporan New York Times pada Sabtu (3/8/2024).

Mengutip dua sumber yang mengetahui investigasi tersebut, laporan New York Times mengatakan para perwira intelijen senior, pejabat militer, dan staf pekerja di wisma tamu yang dikelola militer di Teheran, tempat Haniyeh dibunuh, ditahan.

Dilansir dari Al Arabiya, Unit intelijen khusus Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah mengambil alih penyelidikan tersebut.

Pembunuhan itu merupakan pukulan telak bagi aparat keamanan Iran, mengungkap kerentanan serius, dan menunjukkan adanya penetrasi intelijen asing yang mendalam di wilayah Iran, kata para analis kepada Al Arabiya, tak lama setelah serangan mendadak itu.

Para ahli menambahkan bahwa pembunuhan itu merupakan pesan bagi Iran dan sekutu serta kelompok proksinya; mereka tidak berada di luar jangkauan Israel, bahkan di Teheran.

Meskipun Israel belum mengeklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, dan pejabat AS mengatakan bahwa mereka tidak terlibat, pasukan Israel diduga berada di balik pembunuhan itu.  

Beberapa laporan, termasuk dari Hamas dan media Iran, menyatakan bahwa Haniyeh tewas akibat serangan rudal.

Laporan lain menyatakan bahwa sebuah bom yang diselundupkan ke fasilitas aman tersebut menyebabkan kematiannya.

Haniyeh telah memimpin kelompok Palestina Hamas, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, dari Qatar.

Ia berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran.

New York Times melaporkan bahwa setelah serangan itu, pejabat Iran menggerebek kompleks wisma tamu, yang merupakan milik IRGC, menempatkan anggota staf dalam karantina, menangkap beberapa orang, dan menyita semua perangkat elektronik, termasuk telepon pribadi.

Haniyeh dilaporkan sering mengunjungi wisma tamu tersebut, dan sering menggunakan kamar yang sama, selama kunjungannya ke Teheran.

Di wisma tamu tersebut, rekaman CCTV dipindai secara menyeluruh, daftar tamu diperiksa, dan pemeriksaan harian terhadap personel dilakukan, seraya menambahkan bahwa mereka beroperasi berdasarkan keyakinan bahwa anggota Mossad Israel yang terlibat dalam pembunuhan itu masih berada di negara tersebut.

Kelompok penyelidik lainnya dilaporkan sedang memeriksa rekaman dari bandara internasional dan domestik Iran, memindai daftar kedatangan dan keberangkatan serta rekaman CCTV.

Seorang anggota IRGC mengataka bahwa protokol keamanan telah berubah, personel keamanan yang menjaga pejabat senior telah ditukar, dan peralatan elektronik seperti telepon juga telah diganti.

Baca juga: Fakta Baru Pelajar Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Jatim, Belajar Rakit Bom dari Internet

Baca juga: Takut Pembalasan Iran dan Hizbullah, AS Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang untuk Lindungi Israel

Baca juga: Serangan Iran ke Israel Diprediksi Terjadi Senin, Pejabat Tinggi Militer AS Tiba di Timur Tengah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved