Perang Gaza

IRGC: Ismail Haniyeh Dibunuh dengan Proyektil Jarak Pendek dari Luar Gedung

IRGC mengeluarkan pernyataan rinci pada hari Sabtu, memberikan penjelasan mereka tentang peristiwa tragis tersebut.

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/media afiliasi IRGC
Foto yang dirilis oleh media afiliasi IRGC ini tampaknya menunjukkan kediaman pemimpin Hamas di Teheran tempat ia dibunuh. 

Dia menggambarkan insiden itu sebagai serangan udara, menyatakan bahwa bangunan tempat Haniyeh tinggal bergetar hebat pada pukul 01:37 pagi, membuatnya awalnya percaya bahwa itu adalah gempa bumi atau badai petir.

Setelah menyelidiki situasinya, Qaddoumi dan timnya menemukan bahwa dinding dan atap kamar Haniyeh telah runtuh, dan terbukti bahwa serangan itu dilakukan dengan menggunakan proyektil atau rudal.

Qaddoumi menyatakan keengganannya untuk membocorkan rincian lebih lanjut, mengutip penyelidikan yang sedang berlangsung oleh tim teknis Iran, tetapi ia mengkritik media Amerika dan Israel karena menyebarkan narasi palsu.

Dia menyarankan bahwa laporan-laporan ini dimaksudkan untuk mengaburkan tanggung jawab Israel atas serangan itu dan memungkinkannya untuk menghindari konsekuensinya.

Menurut Qaddoumi, Israel tidak hanya merancang operasi tersebut tetapi juga melaksanakannya dengan sepengetahuan dan persetujuan penuh dari Amerika Serikat.

Pernyataan IfRGC juga termasuk peringatan keras kepada Israel, menjanjikan bahwa mereka akan menghadapi dampak yang keras atas pembunuhan Haniyeh.

Sementara Israel belum secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, baik Iran dan Hamas telah dengan tegas menyalahkan Israel, dengan dukungan dari Amerika Serikat.

Laporan menunjukkan bahwa intelijen Israel memberi pengarahan kepada Amerika Serikat dan pemerintah Barat lainnya tentang operasi tersebut tidak lama setelah operasi tersebut terjadi, sehingga menambah kepercayaan terhadap tuduhan terhadap Israel.

Pembunuhan Ismail Haniyeh, tokoh kunci dalam gerakan perlawanan Palestina, menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

Haniyeh, yang telah tinggal di Qatar setelah pindah ke sana dari Gaza, berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian ketika serangan itu terjadi. Kematiannya tidak hanya memicu kemarahan di antara para pendukungnya tetapi juga menyoroti kerentanan dalam aparat keamanan Iran, khususnya di dalam IRGC.

Ketika penyelidikan berlanjut, IRGC dan Hamas bertekad untuk mengungkap kebenaran penuh di balik pembunuhan tersebut dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab.

Sementara itu, narasi kontras yang disajikan oleh sumber-sumber Iran dan Barat hanya menambah kompleksitas dan kontroversi seputar insiden tersebut.

Penolakan IRGC terhadap narasi bom dan desakannya pada penggunaan proyektil jarak pendek sebagai senjata pilihan semakin memperdalam misteri dan menggarisbawahi ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Singkatnya, meskipun The New York Times dan CNN melaporkan bahwa Ismail Haniyeh dibunuh oleh bom yang ditanam di wismanya di Teheran, perwakilan IRGC dan Hamas dengan tegas membantah versi kejadian ini.

Sebaliknya, mereka menegaskan bahwa Haniyeh dibunuh oleh proyektil jarak pendek yang diluncurkan dari luar kediaman, sebuah klaim yang belum sepenuhnya dibuktikan tetapi mencerminkan narasi yang intens dan bertentangan seputar pembunuhan tingkat tinggi ini.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved