Luar Negeri

Profil Muhammad Yunus Pemimpin Sementara Bangladesh, Bankir Bagi Kaum Miskin Peraih Nobel Perdamaian

Inilah profil Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian yang dikenal sebagai pelopor mikrofinansial.

Editor: Faisal Zamzami
AP Photo
Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus tersenyum saat tiba di pengadilan ketenagakerjaan di Dhaka, Bangladesh, Minggu, 28 Januari 2024. Yunus akan memimpin pemerintahan sementara Bangladesh setelah Perdana Menteri lama Sheikh Hasina melarikan diri akibat pemberontakan massal yang menewaskan ratusan orang. 

SERAMBINEWS.COM - Inilah profil Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian yang dikenal sebagai pelopor mikrofinansial.

Muhammad Yunus resmi ditunjuk oleh para pemimpin protes di Bangladesh untuk memimpin pemerintahan sementara setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina digulingkan.

Selama ini, Hasina sering mengecam Yunus dalam berbagai pidato dan menggunakan jalur hukum untuk menekannya.

Pria berusia 84 tahun ini, yang dijuluki sebagai "bankir bagi yang termiskin dari yang miskin", dianugerahi Nobel Perdamaian pada tahun 2006 atas upayanya memberikan pinjaman kecil kepada perempuan di pedesaan.

Pinjaman ini memungkinkan mereka untuk berinvestasi dalam alat pertanian atau peralatan usaha, sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka.

Grameen Bank, lembaga mikrofinansial yang didirikan oleh Yunus, dipuji karena berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat di Bangladesh.

Kinerja bank ini juga menginspirasi banyak negara berkembang lainnya untuk menerapkan model serupa.

 "Manusia tidak dilahirkan untuk menderita dalam kelaparan dan kemiskinan," ujar Yunus dalam pidato Nobel-nya, mengajak audiens untuk membayangkan dunia di mana kemiskinan hanya tinggal sejarah.

Namun, popularitas Yunus di Bangladesh malah memancing permusuhan dari Hasina, yang pernah menuduhnya "menghisap darah" dari rakyat miskin.

Baca juga: Muhammad Yunus Resmi Ditunjuk Memimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh Usai Hasina Lengser

Sebelum pengunduran dirinya yang mendadak pada 5 Agustus, masa kepemimpinan Hasina selama 15 tahun ditandai dengan meningkatnya intoleransi terhadap perbedaan pendapat.

Popularitas Yunus membuatnya dipandang sebagai saingan potensial.

Pada tahun 2007, Yunus sempat mengumumkan rencananya untuk mendirikan partai "Citizen Power" guna mengakhiri budaya politik konfrontatif di Bangladesh, yang sering kali diwarnai ketidakstabilan dan periode pemerintahan militer.

Namun, ambisi politiknya itu berhenti hanya dalam beberapa bulan, tetapi permusuhan yang muncul dari tantangannya terhadap elite penguasa tetap berlanjut.

 
Yunus menghadapi lebih dari 100 kasus kriminal dan menjadi sasaran kampanye fitnah oleh sebuah lembaga Islam yang didukung negara, yang menuduhnya mempromosikan homoseksualitas.

Pada tahun 2011, pemerintah secara paksa mencopotnya dari jabatan di Grameen Bank, sebuah keputusan yang diperjuangkan Yunus namun akhirnya disahkan oleh pengadilan tertinggi Bangladesh.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved