Breaking News

Perang Gaza

AS Semprot Menteri Israel karena Banyak Bacot dan Menentang Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Kirby menambahkan bahwa Smotrich seharusnya malu karena mempertanyakan niat Presiden AS Joe Biden, dengan mengatakan “Gagasan bahwa Biden akan menduku

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/media sosial
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir 

Perang pecah pada tanggal 7 Oktober ketika teroris Hamas menyusup ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

Diperkirakan bahwa 111 dari 251 sandera yang diculik Hamas pada 7 Oktober masih berada di Gaza, termasuk jasad 39 orang yang dipastikan tewas oleh IDF.

Hamas membebaskan 105 warga sipil selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, dan empat sandera dibebaskan sebelum itu.

Tujuh sandera telah diselamatkan oleh pasukan dalam keadaan hidup, dan jenazah 24 sandera juga telah ditemukan, termasuk tiga orang yang diculik dan dibunuh secara keliru oleh militer saat mereka mencoba melarikan diri dari para penculiknya.

Hamas juga menahan dua warga sipil Israel yang memasuki Jalur Gaza pada tahun 2014 dan 2015, serta jenazah dua tentara IDF yang terbunuh pada tahun 2014.

Iran Punya Rudal Jelajah Baru Langka dan Mematikan, tak Bisa Dideteksi Radar, Siap Bakar Kota-kota Israel

Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan pada hari Jumat bahwa angkatan lautnya memiliki rudal jelajah baru yang dilengkapi dengan hulu ledak sangat eksplosif yang tidak terdeteksi, media pemerintah melaporkan.

Pengumuman oleh organisasi keamanan paling kuat di negara itu bertepatan dengan kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang berkobar setelah Iran bersumpah untuk membalas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok teror Hamas, di Teheran pada tanggal 31 Juli. 

Iran menyalahkan Israel, sementara Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.

"Di dunia saat ini, Anda harus kuat untuk bertahan hidup, atau menyerah. Tidak ada jalan tengah," kata komandan tertinggi Garda Revolusi, Mayor Jenderal Hossein Salami.

"Sejumlah besar rudal jelajah telah ditambahkan ke armada angkatan laut Garda Revolusi. Rudal-rudal baru ini memiliki kemampuan hulu ledak yang sangat eksplosif yang tidak terdeteksi dan dapat menyebabkan kerusakan besar serta menenggelamkan targetnya," kata pernyataan Garda Revolusi.

Angkatan Laut Garda juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa berbagai jenis sistem rudal jarak jauh dan menengah, serta pesawat pengintai tak berawak dan radar angkatan laut, telah ditambahkan ke armadanya.

“Sistem ini merupakan salah satu senjata antipermukaan dan bawah permukaan paling mutakhir yang dimiliki Angkatan Laut Garda,” ungkapnya.

Iran sebelumnya telah membuat klaim yang meragukan dan berlebihan mengenai kemampuan militer baru.

Televisi pemerintah menayangkan beberapa senjata pada hari Jumat. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved