Luar Negeri

Muhammad Yunus Pemimpin Sementara Bangladesh: Saat Ini, Monster Itu Telah Pergi

"Hukum dan ketertiban adalah prioritas utama agar orang-orang dapat duduk atau mulai bekerja," kata Yunus dalam sebuah konferensi pers

Editor: Faisal Zamzami
AFP/INDRANIL MUKHERJEE
Peraih Nobel dan penasihat utama pemerintahan sementara baru Bangladesh, Muhammad Yunus menyapa publik setelah meletakkan karangan bunga di Monumen Martir Nasional di Dhaka pada 9 Agustus 2024. 

Ia mengatakan sistem sebelumnya tidak demikian dan bertindak atas perintah otoritas yang lebih tinggi.

"Secara teknis, dia adalah kepala hakim agung," kata Yunus, merujuk pada Hassan.

"Namun sebenarnya dia hanya seorang algojo."

Baca juga: Muhammad Yunus Resmi Dilantik jadi PM Sementara Bangladesh, Ini Janjinya Setelah Dilantik

500 orang tewas

Hampir 500 orang tewas dalam aksi protes di Bangladesh dalam beberapa minggu terakhir.

Protes bermula saat mahasiswa menuntut agar pemerintah mencabut kuota PNS yang kontroversial.

Tetapi lama kelamaan aksi protes berubah menjadi demo antipemerintah karena banyaknya orang yang tewas.

Hasina kemudian melarikan diri dengan helikopter militer ke India.

Ia pergi meninggalkan kekacauan di seluruh negeri, di mana hukum dan ketertiban tidak ada lagi.

Petugas polisi bahkan melakukan aksi mogok sebagai protes terhadap tewasnya lebih dari belasan rekan mereka selama kekerasan tersebut.


Yunus baru saja dibebaskan

Selama Hasina menjabat sebagai perdana menteri, Yunus menghadapi hukuman penjara dalam sejumlah kasus yang dipandang luas bermotif politik.

Yunus dihukum awal tahun ini karena melanggar undang-undang ketenagakerjaan negara itu dan dijatuhi hukuman enam bulan penjara.

Namun, ia dibebaskan dengan jaminan.

Baru-baru ini sebelum mengambil alih sebagai pemimpin baru, ia dibebaskan dari tuduhan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved