Konflik Palestina vs Israel

Serangan Iran terhadap Israel akan Terjadi Pekan Ini, AS Kirim Kapal Selam Rudal ke Timur Tengah

AS memiliki kekhawatiran yang sama dengan Israel terkait potensi serangan balasan Iran, yang bisa terjadi dalam pekan ini.

Editor: Faisal Zamzami
X/Ayatollah Ali Khamenei/@khamenei_ir
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengunjungi pameran yang menunjukkan pencapaian terbaru Pasukan Dirgantara IRGC dalam kunjungannya ke Universitas Dirgantara Ashura pada Minggu (19/11/2023). -- Iran dikabarkan memindahkan peluncur rudal untuk persiapan serang Israel. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat hari Senin (12/8/202), memperingatkan bahwa Iran dan sekutu-sekutu regionalnya mungkin akan melancarkan serangan terhadap Israel dalam waktu dekat, menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran bulan lalu.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengungkapkan AS memiliki kekhawatiran yang sama dengan Israel terkait potensi serangan balasan Iran, yang bisa terjadi dalam pekan ini.

Meskipun begitu, Kirby menyatakan saat ini sulit untuk memastikan bentuk serangan tersebut, namun kemungkinan bisa mencakup "serangkaian serangan yang signifikan."

Kirby juga menegaskan Presiden Joe Biden yakin Amerika punya kemampuan membantu membela Israel jika situasi memaksa. 

"Namun, tidak ada yang ingin melihat hal ini terjadi, itulah sebabnya kami terus melakukan pembicaraan diplomatik secara intensif dalam beberapa hari terakhir untuk meredakan situasi ini," tambah Kirby.

Hari Senin pagi, Biden berbicara melalui telepon dengan pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia untuk membahas ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

Dalam percakapan tersebut, mereka menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Israel, sekaligus menekankan pentingnya gencatan senjata dan pemulangan para sandera. 

Mereka juga mengirim pesan tegas tidak ingin melihat eskalasi kekerasan, termasuk serangan oleh Iran atau sekutu-sekutunya.

Sementara itu, Pentagon telah memerintahkan pengiriman kapal selam rudal ke Timur Tengah dan mempercepat kedatangan gugus tempur kapal induk ke wilayah tersebut, menurut pernyataan yang dirilis pada hari Minggu.

Baca juga: Israel Sedang Dibayang-bayangi Serangan Mematikan Iran, Banyak Intel AS Sebut Perang Pecah Pekan Ini

Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh di tanah Iran

Namun, Tel Aviv belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan ini.

Selain itu, Hezbollah Lebanon juga diperkirakan akan melakukan serangan balasan setelah komandan senior mereka, Fuad Shukr, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut pada 30 Juli.

Pembunuhan Shukr dan Haniyeh telah memperburuk ketegangan di kawasan tersebut, memperbesar risiko terjadinya perang yang lebih luas, sementara Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza.

Dalam perang yang telah berlangsung selama 10 bulan ini, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan bahwa serangan Israel dalam 48 jam terakhir telah menewaskan 142 orang dan melukai 150 lainnya, sehingga total korban tewas mencapai 39.897 jiwa sejak awal konflik.

Kementerian ini, yang dikelola oleh Hamas, memiliki catatan korban yang cukup rinci, dan angka mereka sering kali sejalan dengan laporan dari PBB, pakar independen, serta angka yang dikeluarkan oleh Israel sendiri.

Perang ini dimulai ketika Hamas meluncurkan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober, yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang lainnya.

Sekitar 110 sandera masih ditahan di Gaza, dengan sebagian besar lainnya telah dibebaskan selama gencatan senjata pada bulan November. Otoritas Israel meyakini bahwa sekitar sepertiga dari sandera yang tersisa telah tewas.

Baca juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Inginkan Kesepakatan Gencatan Senjata, Sikap Netanyahu tak Jelas

Eks Pejabat Mossad Sebut Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Kian Kuat

 

Eks pejabat Mossad mengatakan perkiraan Israel salah karena pemimpin Hamas Yahya Sinwar semakin kuat bukannya melemah.

Mantan Kepala Divisi Penangkapan dan Orang Hilang Mossad, Rami Igra, mengatakan Yahya Sinwar semakin kuat sehingga ditunjuk sebagai pemimpin politik Hamas.

Yahya Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin politik Hamas setelah Ismail Haniyeh terbunuh.


Haniyeh dibunuh setelah ledakan terjadi di tempatnya menginap di Teheran pada 31 Juli lalu.

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pengangkatan resmi Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Baik Hamas dan Iran menyalahkan Israel sebagai pelaku pembunuhan Haniyeh, meski Tel Aviv tak mengaku bertanggung jawab.

“Sinwar semakin kuat, dan telah ditunjuk sebagai yang terkuat di Hamas. Segala hal yang diinginkannya terjadi, akan terjadi,” ucap Igra dikutip dari Middle East Monitor, Senin (12/8/2024).

“Selama Israel tak memberikan pemerintahan alternatif dari Hamas di Gaza, maka Hamas berkuasa dan Sinwar telah membuktikan ini dengan fakta ia ditunjuk sebagai kepala biro politik,” ujarnya.

Sinwar sebelumnya selama 22 tahun ditahan di penjara Israel.

Ia dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran sandera, di mana sekitar 1.000 rakyat Palestina yang ditahan dibebaskan pada 2011.

Pembebasan tersebut dilakukan Israel untuk memastikan pembebasan prajurit Israel yang ditahan Hamas, Gilad Shalit.

Yahya Sinwar disebut sebagai dalang dari penyerangan Hamas ke selatan Israel, yang dilaporkan membunuh 1.200 orang.


Saat insiden tersebut, gerakan perlawanan Palestina itu juga menyandera sekitar 250 orang.

Yahya Sinwar sendiri tak pernah terlihat di depan umum sejak penyerangan dilakukan.

Militer Israel berulang kali mengatakan telah mengepung persembunyian Sinwar, namun tak ada laporan kelanjutan dari upaya itu.

Baca juga: Siswa SMKN 1 Abdya Dilatih Menulis Artikel Populer

Baca juga: Kamphaeng Phet Rajabat University Bangkok Sambut Hangat Peserta Program Student Mobility UUI 

Baca juga: Pemkab Aceh Barat Pastikan Lampu Penerang Jalan di Meulaboh Menyala Jelang Perayaan HUT Ke-79 RI

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved