Refleksi 19 Tahun MoU Helsinki
Mahasiswa Gelar Aksi Damai di Depan Gedung DPRK Bireuen
Para mahasiswa selain berorasi juga membawa spanduk bertuliskan refleksi 19 tahun MoU Helsinki, dan juga beberapa karton bertuliskan sejumlah pesan.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam wadah Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Bireuen, Rabu (14/8/2024), menggelar aksi damai di depan gedung DPRK Bireuene.
Para mahasiswa selain berorasi juga membawa spanduk bertuliskan refleksi 19 tahun MoU Helsinki, dan juga beberapa karton bertuliskan sejumlah pesan.
Amatan Serambi, mahasiswa beranjak dari pendopo Bupati Bireuen dan langsung ke halaman ruas jalan depan gedung dewan. Mereka secara silih berganti berorasi meminta DPRK Bireuen turun menemui mereka, dan juga menyampaikan sejumlah tuntutan.
Puluhan personel Polres Bireuen hadir mengawal aksi mereka di depan pintu. Sekitar satu jam lebih mereka berorasi di depan pintu, mahasiswa dipersilahkan masuk ke halaman gedung dewan yang disambut Ketua DPRK Bireuen, Rusydi Mukhtar SSos dan T Mubarak, anggota dewan serta pegawai Sekretariat DPRK.
M Azizul selaku koordinator lapangan membacakan tuntutan untuk ditandatangani DPRK Bireuen. Adapun isi petisi HMI MPO Bireuen refleksi 19 tahun MoU Helsinki dari HMI untuk Aceh yaitu mereka meminta DPRK Bireuen untuk menyadarkan pejabat serta pihak lainnya bahwa MoU Helsinki adalah milik seluruh rakyat Aceh, dan diimplementasikan juga untuk seluruh rakyat Aceh, bukan milik satu kelompok.
Lalu, meminta DPRK Bireuen untuk menyuarakan dan mengawal pemerintah Aceh dalam perjuangan merealisasikan seluruh butir MoU Helsinki. Berikutnya, meminta DPRK Bireuen untuk mengawasi seluruh kekhususan Aceh dan Qanun Aceh agar diterapkan dengan maksimal di Bireuen. Kecuali itu, ada sejumlah tuntutan lainnya.
Usai mendengar tuntutan itu, Ketua DPRK kemudian membacakan ulang di depan mereka. Saat itu, Rusydi Mukhtar berjanji akan memperjuangkan harapan mahasiswa dan akan menyampaikan kepada DPRA, dan juga pemerintah.
Petisi tersebut kemudian ditandatangani Ketua DPRK Bireuen lengkap dengan stempel dan juga ditandatangani koordinator lapangan. Pertemuan diakhiri dengan doa dan foto bersama penyerahan petisi kepada DPRK Bireuen.(yus)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.