Usai Jadi Korban KDRT, Anggap Cut Intan Nabila sebagai Adik, Mulan Jameela Beri Perlindungan

Dia sangat sedih dengan apa yang terjadi pada Cut Intan dalam rumah tangganya dan bahkan itu juga berimbas ke anak-anak.

SERAMBINEWS.COM - Artis Mulan Jameela mengungkapkan keprihatinan atas kasus Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menimpa, Cut Intan Nabila.

Mulan Jameela yang juga istri Ahmad Dani ini menaruh iba atas kemelut rumah tangga perempuan asal Aceh tersebut.

Apalagi di balik kasus ini anak-anak juga menjadi sasaran.

Mulan Jameela menunjukkan rasa empatinya ke Cut Intan Nabil yang menjadi korban KDRT dan penganiayaan dari suaminya, Armor Toreador.

Meski tak membawa lembaga atau institusi apapun, Mulan memposisikan dirinya sebagai sosok kakak dan sesama perempuan yang berempati.

Dia sangat sedih dengan apa yang terjadi pada Cut Intan dalam rumah tangganya dan bahkan itu juga berimbas ke anak-anak.

Mulan ingin mengupayakan optimalisasi bantuan untuk Cut Intan dalam masalah ini, karena yang menjadi korban adalah istri dan anak.

"Saya sebagai kakak ya, dari Intan yang mungkin pada sore hari ini salah satu perwakilan kakak yang juga perempuan, saya sangat prihatin dengan terjadinya kasus Intan ini," ucap Mulan Jameela di kawasan Bendungan Hilir Jakarta Pusat, Minggu (18/8/2024).

"Dalam keadaan sekarang kami semua, baik saya, Intan, dan sahabat-sahabat juga dari tim lawyer, sedang mengupayakan bagaimana Intan ini mendapatkan perlindungan dari lembaga-lembaga terkait," terangnya.

Saat ini Mulan ingin membantu Cut Intan agar bisa mendapat perlindungan dan penanganan dari KPAI untuk kedua buah hatinya yang ikut melihat tindak kekerasan Armor.

"Baik itu dari KPAI, karena anak-anak juga butuh perhatian harus seperti apa ke depannya, dan juga Intan mengalami ujian KDRT ini cukup lama bertahun-tahun dari 2020," ujar Mulan.

 "Tentunya mendapatkan traumatik yang luar biasa," sambungnya.

Selain itu, Cut Intan yang masih mengalami trauma juga butuh perlindungan dari Komnas Perempuan untuk menyembuhkan psikisnya.

"Sampai saat ini memar masih ada, pastinya juga butuh perhatian dari Komisi Nasional Perlindungan Perempuan yang mengalami pelecehan lah ya, dan juga butuh perhatian dari tim baik kedokteran atau psikolog," katanya.