Konflik Palestina vs Israel

2.150 Warga Israel Terluka Diserang Rudal Hizbullah, Sistem Radar Rusak, Serangan Iran Menyusul?

Surat kabar Ibrani, Yedioth Ahronoth, melaporkan kalau ribuan pemukim Yahudi Israel mengalami luka-luka karena serangan awal pembalasan Hizbullah

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar X
Ilustrasi - Kebakaran setelah Hizbullah meluncurkan drone ke wilayah Golan untuk menargetkan tentara Israel pada Kamis (22/2/2024) malam. Hizbullah menembakkan rudal ke pangkalan kendali udara Meron di Gunung Meron di wilayah Galilea Atas. 

SERAMBINEWS.COM - Surat kabar Ibrani, Yedioth Ahronoth, Selasa (27/8/2024) melaporkan kalau ribuan pemukim Yahudi Israel mengalami luka-luka karena serangan awal pembalasan Hizbullah.

Pembalasan Hizbullah tahap awal itu melibatkan sekitar 320 rudal yang diluncurkan ke sejumlah fasilitas militer tentara Israel (IDF) dan teritorial pendudukan Israel di bagian Utara sebagai respons terhadap pembunuhan Fuad Sukr, komandan senior militer gerakan perlawanan Lebanon tersebut.

Dilaporkan, Pusat Medis Galilea di Nahariya sejauh ini telah merawat 1.700 orang yang terluka akibat rudal Hizbullah.

"Sedangkan Rumah Sakit Ziv di Safed sejauh ini telah merawat 450 orang yang terluka," kata laporan tersebut dikutip Khaberni, sehingga jumlah total korban luka-luka pemukim Israel mencapai 2.150 orang.

Baca juga: Hizbullah Ngamuk Kirim 24 Drone Serang Markas Militer IDF, Targetkan Perwira dan Prajurit Zionis

Butakan Sistem Radar dan Pengawasan

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada Minggu (25/8/2024) mengatakan kalau operasi pembalasan gerakan tersebut untuk membalas kematian.

Ada hal yang menarik dari pernyataan Nasrallah ini dalam konteks serangan ke Israel yang diketahui juga tengah bersiap menghadapi serangan Iran yang sudah dijanjikan bakal terjadi meski misterius hingga sekarang.

Nasrallah menyatakan kalau serangan Hizbullah menargetkan 'mata-mata' (sistem pengawasan/radar) militer IDF Glilot di dekat Tel Aviv sebagai target utamanya.

Itu artinya, Hizbullah berniat untuk membutakan 'mata' Israel dalam konteks kesiagaan mengantisipasi serangan Iran. Sebuah niat yang menurut Nasrallah sukses dilakukan Hizbullah.

Jika apa yang dilontarkan Nasrallah terbukti, maka radar dan sistem pengawasan teritorial Israel yang menjadi tulang punggung sistem pertahanan mereka selain sistem Iron Dome, mengalami  kerusakan signifikan.

Hal ini membuat Israel rentan akan serangan balasan Iran yang digaungkan bakal dilakukan secara cermat, di waktu yang tepat, dan terukur.

Mengawali pidatonya, Nasrallah menyebut operasi militer yang dilakukan Hizbullah pada Minggu terhadap pangkalan militer Israel sebagai “Operasi Arbaeen.”

"Israel melanggar semua batasan dalam agresi terhadap Lebanon selatan," katanya dilansir MNA.

Nasrallah menekankan kalau milisi Perlawanan Lebanon tidak menargetkan warga sipil di wilayah pendudukan dalam operasi Arbaeen.

Baca juga: VIDEO IDF Gengsi Akui Israel Dijebol Roket Hizbullah! Rekaman CCTV Markasnya Meledak Kini Bocor


Seluruh Israel Terhenti Gegara Rudal Hizbullah

Sekretaris Jenderal Hizbullah itu berbicara tentang alasan penundaan dalam membalas dendam atas kemartiran Fuad Shukr terhadap entitas Zionis.

Dia mengklaim satu di antara lamanya pembalasan itu karena Hizbullah berusaha memberikan kesempatan pada perundingan gencatan senjata Gaza dalam upaya untuk mengakhiri agresi genosida Israel terhadap daerah kantong Palestina tersebut. 

Nasrallah mengatakan bahwa gerakan tersebut memutuskan untuk menargetkan pangkalan 'mata-mata' militer Glilot di dekat Tel Aviv.

Dia mengatakan, meskipun Israel mengklaim bahwa mereka telah menembak jatuh drone tersebut, sejumlah besar drone tersebut melintasi perbatasan dengan aman ke wilayah udara Palestina dan mencapai target yang ditentukan.

Pemimpin Hizbullah lebih lanjut mengatakan kalau Israel menutupi kerugiannya dalam operasi Hizbullah.

Dia mencatat bahwa sasaran utama adalah pangkalan mata-mata dan pangkalan pertahanan udara yang diserang.

Nasrallah mengatakan, seluruh rudal Hizbullah menyasar situs militer Israel dibandingkan sasaran sipil.

Dia kemudian membantah klaim Israel kalau IDF lebih dulu menyerang sistem peluncur rudal Hizbullah sebagai serangan pendahuluan.

"Rezim Israel gagal untuk menyerang rudal strategis atau balistik Hizbullah," kata Nasrallah.

Pemimpin Hizbullah itu juga mencatat kalau serangan pendahuluan Israel tidak berdampak apa pun terhadap serangan balasan gerakan tersebut.

"Operasi pembalasan berjalan sesuai rencana," kata Nasrallah menekankan.

Dia juga mencatat kalau seluruh 'kegiatan' Israel terhenti karena operasi pembalasan Hizbullah.

Pemimpin Hizbullah tersebut mengatakan di akhir pidatonya bahwa gerakan tersebut tidak akan meninggalkan warga Palestina di Gaza seperti yang telah dilakukan sejak Oktober tahun lalu.

Dia menyatakan bahwa Hizbullahlah yang akan memutuskan tindakan pembalasan apa pun di masa depan.

Baca juga: Israel Terbakar Hebat Usai Diserang Puluhan Drone Hizbullah

Hizbullah Ngamuk Kirim 24 Drone Serang Markas Militer IDF, Targetkan Perwira dan Prajurit Zionis

Hizbullah Lebanon ngamuk, terus memerangi pasukan zionis Israel.

Pada Senin (26/8/2024), Hizbullah mengirimkan 2 skuadron pesawat nirawak dengan menargetkan posisi perwira serta prajurit Israel (IDF).

Dua skuadron tersebut dikirimkan ke dua lokasi yang berbeda.

 
Yakni di Ramia serta menyasar Markas Militer IDF Divisi ke-146 di  barak Shraga.

“Para pejuang Perlawanan Islam pada pukul 14:00 siang pada hari Senin, 26-08-2024, menargetkan peralatan pengawasan di lokasi Ramia dengan pesawat tak berawak serang, dan mengenai langsung peralatan tersebut," lapor Hizbullah, mengutip Palestine Chronicle, Selasa (27/8/2024).

Diketahui target serangan selanjutnya Markas Militer IDF Divisi ke-146, rupanya baru saja didirikan.

“Kemudian para pejuang Perlawanan Islam melancarkan serangan udara dengan satu skuadron pesawat nirawak serang ke markas besar Divisi ke-146 yang baru didirikan di barak Shraga, menargetkan posisi perwira dan prajuritnya dan mengenai sasarannya dengan akurat."

5 Pasukan Zionis Israel Tewas Nyemplung ke Terowongan Hamas

Sementara itu. sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam telah meledakkan terowongan yang berisi 5 pasukan zionis Israel (IDF).

Dilaporkan 5 IDF tersebut tewas mengenaskan.

Dalam video yang beredar dibagikan Al-Qassam, tampak suara seorang pejuang Al-Qassam bertopeng merencanakan serangan.

Penyergapan dilakukan dalam dua tahap.

Pada tahap pertama, dua peluru TBG ditembakkan ke sebuah rumah tempat sejumlah besar tentara Israel berlindung di kota Qarara, sebelah timur Khan Yunis.

Dalam tahap pertamanya, menargetkan 23 tentara Israel.

 
Tahap kedua adalah peledakan lubang terowongan dengan lima tentara Israel di dalamnya, mengutip Palestine Chronicle. 

Video tersebut memperlihatkan kekuatan ledakan, yang menurut analis militer pasti telah membunuh atau melukai sebagian besar tentara Israel di dalam gedung tersebut.

"Setelah kembali dari garis pertempuran, para pejuang kami melaporkan telah melakukan penyergapan terencana yang menargetkan pasukan Zionis yang dibentengi di salah satu rumah dengan peluru antibentengan TBG dan peluru antipersonel lainnya," ujar Al-Qassam dalam laporannya.

Mereka kemudian meledakkan terowongan yang di dalamnya terdapat 5 tentara yang telah maju ke lokasi tersebut.

"Yang mengakibatkan semuanya terbunuh hingga terluka di daerah Al-Qarara, timur laut Khan Younis, di bagian selatan Jalur Gaza," tambah laporan lainnya.

Sementara Brigade Al-Quds (Jihad Islam) juga melaporkan pergerakannya di Medan tempur Gaza. 

"Kami mengebom posisi tentara dan kendaraan musuh Zionis di sebelah timur provinsi pusat dengan sejumlah peluru mortir," ujar Al-Quds. 

Update Korban di Gaza

Israel menghadapi kecaman internasional atas perang brutalnya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.400 orang.
Sementara lebih dari 93.500 warga Palestina telah terluka, mengutip Anadolu Agency.

Dan sekitar 250 orang dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan.

Sekitar 1,9 juta warga Palestina saat ini mengungsi di dalam negeri di tengah kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang parah.

 

Baca juga: VIDEO IDF Gengsi Akui Israel Dijebol Roket Hizbullah! Rekaman CCTV Markasnya Meledak Kini Bocor

Baca juga: VIDEO - Pembawa Kirab Api PON XXI Tiba di Ulee Lheue Banda Aceh dan Dilanjutkan Ke Aceh Jaya 

Baca juga: Sosok Budi Said, Crazy Rich Surabaya Didakwa Rugikan Negara Rp 1,1 Triliun dalam Kasus Emas Antam

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved