Pilkada 2024

Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi, Pertarungan Jenderal TNI dan Polri di Pilkada Jawa Tengah 2024

Andika-Hendi bakal melawan kandidat yang diusung oleh beberapa partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. 

Editor: Faisal Zamzami
Kolase Serambinews.com/Wikipedia
Jenderal TNI (Purn.) H. Muhammad Andika Perkasa bakal bertarung dengan Komjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi pada Pilkada Jawa Tengah 2024. 

SERAMBINEWS.COM - Jenderal TNI (Purn.) H. Muhammad Andika Perkasa bakal bertarung dengan Komjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi pada Pilkada Jawa Tengah 2024.

Hal itu dipastikan setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P resmi mengusung Jenderal Purnawirawan TNI Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi pada Pilkada Jawa Tengah 2024. 

Andika-Hendi bakal melawan kandidat yang diusung oleh beberapa partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. 

Dikethui, Ahmad Luthfi-Taj Yasin sejauh ini telah didukung oleh beberapa partai, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Pertarungan kedua kandidat tersebut menarik perhatian publik karena berasal dari TNI dan Polri. 

Memicu politik praktis dan perpecahan

Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati mengatakan, pertarungan dua jenderal di Pilkada Jateng 2024 dikhawatirkan dapat memengaruhi netralitas aparatur sipil negara (ASN), terutama TNI dan Polri.

Kekhawatiran itu sebagaimana sudah disampaikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam Indeks Kerawanan Pilkada 2024. 

Disebutkan bahwa salah satu isu strategis Pilkada 2024 adalah netralitas ASN, terutama TNI dan Polri.

Menurutnya, indeks tersebut sangat relevan dengan Pilkada Jateng 2024, lantaran mempertemukan dua kandidat dari TNI dan Polri.

"Ini tentu perlu menjadi perhatian bersama, karena kita sebagai warga masyarakat juga tidak ingin adanya politisasi dari lembaga Polri dan TNI yang notabene adalah lembaga negara," kata Mada saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/8/2024).

Ia menjelaskan, pertarungan kedua jenderal TNI dan Polri itu bakal berdampak hingga ke akar rumput.

Kondisi itu dikhawatirkan dapat memicu terjadinya politik praktis yang melibatkan lembaga negara TNI dan Polri, sehingga memecah kedua lembaga tersebut. 

Mada menuturkan, hal tersebut berpeluang semakin buruk jika narasi kampanye kedua kandidat membenturkan TNI dan Polri.

"Sangat tidak etis dan tidak masuk akal jika mengorbankan lembaga negara dalam hal ini TNI dan Polri hanya untuk kepentingan politik elektoral pilkada," terangnya.

Baca juga: Perjalanan Cuma 45 Menit, Ini Jadwal Kapal Cepat Sabang-Banda Aceh Edisi Rabu 28 Agustus 2024

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved