Perang Gaza

Dua Skuadron Kapal Induk AS Berisi Puluhan Jet Tempur Siap Menyerang jika Pecah Perang Iran-Israel

Kirby mengatakan kepada Channel 12 Israel bahwa sulit untuk memprediksi kemungkinan serangan tetapi Gedung Putih menganggap retorika Iran serius.

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ American Photo Archive
Amerika Serikat memerintahkan kapal induk USS Eisenhower kembali ke Laut Merah untuk kembali menghadapi militer Yaman setelah kapal induk tersebut sempat ditarik dari Laut Merah menuju Mediterania, April lalu. 

Persenjataannya terdiri dari satu senapan Gatling 20mm berisi 480 butir peluru, enam rudal udara-ke-udara jarak menengah AIM-120 yang dipandu radar, dan dua rudal udara-ke-udara jarak pendek.

Susunan dog fight (pertempuran pesawat-ke-pesawat) juga dapat ditukar dengan persenjataan serangan darat yang dominan.

Iran dikatakan sedang menunggu saat yang tepat untuk menyerang Israel.

UK Sun mengutip seorang sumber yang mengatakan:

“Kedatangan F-22 adalah pengubah permainan — dan akan mengirimkan peringatan serius kepada Iran dan Hizbullah.”

“AS memberi sinyal bahwa setiap serangan oleh Iran atau proksinya akan ditanggapi dengan kekuatan yang sangat serius.”

Perkembangan ini terjadi di tengah perundingan gencatan senjata yang sedang antara Hamas dan Israel.

Hambatan terbaru untuk keberhasilannya adalah tuntutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mempertahankan pasukan pendudukan di Gaza. 

Kelompok militan dan pemimpin baru otoritas Palestina, Yahya Sinwar, menolak tuntutan ini, yang membuat perundingan menjadi tidak jelas.

Sinwar dianggap sebagai arsitek serangan 7 Oktober di Israel yang menewaskan lebih dari 1200 orang. Ia juga merupakan penerus mendiang Ismail Haniyeh.

Haniyeh tewas dalam ledakan di tempat tinggalnya di sebuah bed and breakfast di Teheran, Iran pada 31 Juli. Kematiannya secara umum diterima sebagai pembunuhan di tangan badan mata-mata Israel Mossad.

Selain Iran yang menyalahkan negara Yahudi tersebut, organisasi media Barat dan Israel juga melaporkan bahwa Mossad bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Iran sejak itu menyuarakan ketidaksenangannya dan mengklaim hak untuk menghukum Israel—sebuah langkah yang telah memaksa AS untuk menunjukkan kekuatan di wilayah tersebut dan meningkatkan upaya diplomatiknya.

Namun, Netanyahu dikecam karena membahayakan perundingan.

Dalam pidato setelah pertemuan di Qatar, ia memberi tahu keluarga sandera bahwa ia telah "meyakinkan" Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa harus ada kontingen Israel permanen di Gaza.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved