Perang Gaza

Anak Netanyahu di AS Dibayangi Ancaman Pembunuhan, Shin Bet Perketat Pengamanan

Yair Netanyahu, 33, telah tinggal di Miami sejak April 2023 dan dilindungi oleh Shin Bet dengan perkiraan biaya tahunan sekitar 2,5 juta shekel, menur

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/defencesecurityasi
Putra etanyahu, Yair telah berada di Miami sejak April. 

Serangan Biadab Israel di Tepi Barat Tewaskan 9 Orang, Penembak Jitu Bidik Penduduk yang Bergerak

Juru bicara kepresidenan Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan bahwa meningkatnya perang Israel di Tepi Barat yang diduduki terhadap kota-kota, desa-desa dan kamp-kamp Jenin, Tulkarem, Tubas, selain perang di Jalur Gaza, akan menyebabkan hasil yang mengerikan dan berbahaya.

Abu Rudeineh menambahkan bahwa operasi militer yang dimulai sejak fajar hari ini di Tepi Barat utara yang sejauh ini telah menyebabkan tewasnya sembilan orang dan melukai puluhan orang, merupakan kelanjutan dari perang komprehensif terhadap rakyat Palestina, tanah mereka dan tempat-tempat suci mereka.

Ia mengatakan kebijakan Israel yang meningkat, penghancuran kota-kota, pembunuhan warga negara, penahanan dan penjajahan, tidak akan membawa keamanan dan stabilitas bagi siapa pun.

Abu Rudeineh meminta AS untuk segera campur tangan dan memaksa otoritas Israel menghentikan perang menyeluruh terhadap rakyat Palestina. 

“Dunia harus mengambil tindakan segera dan mendesak untuk mengekang pemerintah ekstremis ini yang menimbulkan ancaman terhadap stabilitas kawasan dan dunia secara keseluruhan,” katanya.

Israel melancarkan serangan terbesar di Tepi Barat yang diduduki sejak Intifada Kedua

Israel melancarkan serangan militer besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki pada hari Rabu, menyerang sedikitnya tiga kota dari darat dan udara. 

Serangan udara Israel menghantam Jenin, Tulkarm dan Tubas saat pasukan menembaki warga Palestina di darat. 

Setidaknya 11 warga Palestina tewas dalam beberapa jam serangan pertama itu, menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS). 

Serangan itu dimulai tepat setelah tengah malam waktu setempat (09:00 PM GMT) setelah tentara Israel yang menyamar memasuki kamp pengungsi Jenin dan kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarm. 

Di Tubas, pasukan Israel tiba melalui helikopter militer dan memimpin serangan di sana, khususnya di kamp pengungsi Far'a, menurut media Israel dan Palestina. 

Pasukan Israel yang besar kemudian menduduki kamp-kamp dan lingkungan rumah sakit, mencegah paramedis mencapai mereka, menurut PRCS. 

"Kami belum pernah menyaksikan serangan sebesar ini dalam waktu yang lama," kaya Shatha Sabagh, warga Jenin 

Pengepungan telah terjadi pada kota ketiga-- Jenin, Tulkarm dan Tubas-- di Tepi Barat Utara, memisahkan mereka dari wilayah Palestina lainnya. 

Militer Israel mengatakan gagal melakukan operasi “anti-teror” besar-besaran di Jenin dan Tulkarm tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Sumber militer mengatakan serangan itu diperkirakan berlangsung beberapa hari, menurut Times of Israel. 

Serangan terbesar sejak Intifada Kedua 

Shatha Sabagh, seorang penduduk kamp Jenin, mengatakan penggerebekan itu adalah yang terbesar yang pernah dilihatnya selama bertahun-tahun. 

“Jumlah kendaraan militer yang menduduki Jenin sangat besar,” katanya kepada Middle East Eye.

"Tiga rumah sakit utama dikepung dan semua jalan menuju kota ditutup dengan penghalang tanah. Kami belum pernah menyaksikan penyerbuan sebesar ini dalam waktu yang lama, dan tampaknya akan terus berlanjut selama beberapa hari," katanya.

Tentara telah mengambil posisi di beberapa gedung di kota dan menyebarkan tembakan jitu di lantai atas, menembaki siapa pun yang bergerak di depan mereka, tambahnya.

Laporan media Israel mengatakan seluruh divisi militer terlibat dalam serangan itu, termasuk pasukan darat dan angkatan udara. 

Mengapa Israel memperluas perang Gaza ke kamp pengungsi Tepi Barat

Serangan ini adalah serangan terbesar yang dilakukan oleh militer Israel sejak serangan “Perisai Pertahanan” tahun 2002 pada puncak Intifada Kedua, menurut laporan penyiar publik Israel Kan News. 

Kelompok bersenjata Palestina di kota-kota Tepi Barat yang menjadi sasaran, termasuk cabang lokal Hamas, Jihad Islam, dan Fatah, mengatakan para anggota mereka berhadapan dengan pasukan Israel dalam baku tembak dan dengan alat peledak.

Media Israel Hayom menggambarkan pertempuran di kamp antara tentara dan warga Palestina sebagai “berat dan sulit”. 

Belum ada laporan langsung mengenai korban di pihak Israel. 

Sabagh mengatakan suara bentrokan senjata dan ledakan alat peledak belum mereda sejak dimulainya penggerebekan. 

Sementara itu, kota lumpuh, para pekerja dan pelajar terpaksa tinggal di dalam rumah, tambahnya. 

Warga juga belum dapat menguburkan mereka yang dibunuh oleh pasukan Israel di luar kota di tengah pengepungan ketat yang dilakukan oleh militer.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved