Seni Budaya
Bakeutok Seni Sastra Tutur yang Sudah Punah di Aceh
Sebentar kemudian, seorang lelaki berusia 70-an tahun datang dan duduk di kursi yang telah disediakan bersama mejanya. Dia adalah seorang tukang cerit
Lucu sepanjang malam
Cerita Bakeutok ini kalau diceritakan dari awal sampai tamat, biasanya memakan waktu antara 7-10 malam berturut-turut, yang setiap malamnya dimulai dari habis shalat Isya hingga pukul 2.00 Wib dini hari. Sepanjang malam itu, para audien hampir tak henti-henti dibuat tertawa oleh tukang cerita, karena karakter tokoh yang diceritakan itu sangat aneh-aneh, unik, dan lucu-lucu. Tingkat kelucuan tidak-tanduk dan tingkah-laku para tokoh dalam cerita Bakeutok ini dapat dibayangkan, cerita lucu yang satu belum habis kita tertawa, cerita lucu lain sudah menyusul setelah itu.
Sehingga bila kita mendengar cerita Bakeutok ini, kita hampir tak henti-henti dibuat tertawa semalam suntuk. Apalagi sang tukan cerita menggukakan bahasa Aceh kampung yang kental dan orisinil, sehingga makna-makna kelucuan yang tersirat dalam bahasa Aceh itu terkadang kalau diingat-ingat kembali kita bisa tertawa sendiri.
Terlebih saat tukang cerita mencerikakan perangai tokoh Umar Ruminyah, sebagai tokoh paling lucu dalam cerita Bakeutok. Ciri khas Umar Ruminyah mulai dari celana hingga baju serta topinya semua berwarna merah. Sehingga orang yang belum tahu nama Umar Rumiyah terus memanggilnya Tgk Bajaee Mirah.
Dalam cerita disebutkan, sekali waktu Umar Ruminyah dengan pakaian serba merah melewati sebuah areal persawahan yang luas. Lalu orang kampung yang melihat Umar Ruminyah sedang lewat di tengah persawahan memanggilnya dari kejauhan: “e Tgk. Bajee Mirah neupiyoh ilee”. “Golom hek kuh,” sahut Umar Ruminyah. “Ho neumeuk jak Tgk Bajee Mirah?” “Lon keumek jak ukeue,” sahut Umar Ruminyah. “Pane neuwoe Tgk Bajee Mirah?” “Lon woe di likot,” sahut Umar Rumiyah lagi. Mendengan jawaban Umar Ruminyah semacam itu, lalu orang kampung kembali menanyakan: "Oh na neumeulangkah Tgk Bajee Mirah?” “Sihah-hah,” jawab Umar Ruminyah. Begitu karakter homoris tokoh Umar Ruminyah dalam cerita Bakeutok ini.
Selain itu, dalam Bakeutok tokoh Umar Ruminyah jiga disebutkan memiliki beberapa benda pusaka warisan dari para Nabi terdahulu. Antara lain Sepatu Kulit Kambing Tajam, sepatu ini berfungsi sebagai alat transportasi yang sangat cepat seperti kilat. Bila Umar Ruminyah hendak pergi ke negeri mana saja, ia hanya tinggal memakai sepatu itu, lalu membaca Surat Al-Fatihah sambil memejamkan mata. Begitu membuka matanya kembali Umar Ruminyah sudah ada di negeri yang dituju. Itu fungsinya Sepatu Kulit Kambing Tajam yang dimiliki Umar Ruminyah dalam cerita Bakeutok.
Ada lagi benda pusaka aneh yang dimiliki Umar Ruminyah, adalah Baluem Makaja. Baluem ajaib ini selain berisikan berbagai keperluan yang diinginkan Umar Ruminyah, semuanya ada dalam Baluem ini. Malah sangking ajaibnya Baluem yang dimiliki Umar Ruminyah ini, bila dimasukkan sebutir telur dalam Baluem Makaja ini agak sarat. Tapi seisi dunia bisa muat dalam Baluem itu.
Satu lagi benda pusaka ajaib milik Umar Ruminyah adalah Kopiah Kutayap, yaitu sebuah topi yang dapat memberikan isyarat bagi kaum muslimin menang atau kalah saat menghadapi musuh dalam peperangan. Bila topi itu dilambung ke atas kemudian jatuh tidak pas di kepala Umar Ruminyah, itu pertanda buruk bahwa pasukan muslimin akan mengalami kekalahan dalam sebuah peperangan.
Meski isi cerita Bakeutok ini banyak yang tidak masuk akal, namun tak sedikit mengadung unsur pendidikan di dalamnya, terutama dalam pemahaman sejarah Islam. Karena, semua setting cerita dalam Bakeutok ini adalah peristiwa-peristiwa sejarah yang berlangsung di Jazirah Arab mulai dari masa sebelum Islam hingga datangnya agama Islam. Bahkan nama tempat atau lokasi kejadian dalam cerita Bakeutok ini, masih menggunakan nama-nama negeri lama di Jazirah Arab, seperti negeri Syam, Yaman, Damsyik, Rom, Meuse (Mesir), dan lain-lain.
Sayangnya, seni tradisi sastra Bakeutok sekarang tak ada lagi yang bisa melakoninya di Aceh, terutama di daerah perkembangannya di Pidie dan Aceh Utara. Seiring sudah tiada lagi tukang cerita Bakeutok yang tidak meninggalkan generasi penerusnya. Sehingga seni tradisi sastra tutur Bakeutok kini nyaris sudah punah di Aceh. 
| Ini Jadwal Pagelaran Seni Budaya dan UMKM Expo di Abdya, Ada Cut Zahra, Joel Pasee & Friends |   | 
|---|
| Teater MATA akan Pentaskan "JEEEH!?", Karya Almarhum Maskirbi yang Ditulis pada 1996 |   | 
|---|
| Band Lokal Tamiang Ramaikan Pentas Seni Musik Merah Putih |   | 
|---|
| Inilah 13 Motif, Filosofi dan Makna Kerawang Gayo dalam Kain Adat "Upuh Ulen-Ulen" |   | 
|---|
| GM Shangri-La Hotel, Kadis Pariwisata BM & Presiden Aceh Business Club Berdidong di Aceh Kring Kring |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.