Tu Sop Meninggal Dunia
Cawagub Aceh Tu Sop Meninggal Dunia, Ustadz Abdul Somad Berduka, Kenang Perkenalan Pertama
“Baru saja dapat berita bahwa ulama kita dari Nanggroe Aceh Darussalam, Tu Sup, sudah meninggal dunia mendahului kita,” ungkap UAS.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Cawagub Aceh Tu Sop Meninggal Dunia, Ustadz Abdul Somad Berduka, Kenang Perkenalan Pertama
SERAMBINEWS.COM – Ustadz Abdul Somad (UAS) berduka atas meninggalnya ulama kharismatik yang juga bakal calon wakil gubernur Aceh, Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop, Sabtu (7/9/2024).
Tu Sop menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit (RS) Brawijaya di Tebet, Jakarta saat dalam penanganan medis.
Almarhum meninggal dunia dalam usia 60 tahun.
“Baru saja dapat berita bahwa ulama kita dari Nanggroe Aceh Darussalam, Tu Sup, sudah meninggal dunia mendahului kita,” ungkap UAS.
“Mudah-mudahan Allah menempatkan Beliau di surga Jannatul Firdaus bersama Rasulullah SAW,” sambungnya.
UAS saat itu sedang berada di Kapuas, Kalimantan Tengah, yang baru saja selesai mengisi Tabligh Akbar.
Ia pun mengenang perkenalan pertamanya dengan Tu Sop.
“Bahasanya tinggi, hatinya rendah, ilmunya dalam. Itulah kalimat yang mewakili perkenalan saya dengan Tu Sop,” sebut UAS.
“Mudah-mudahan jamaah semua tetap menjaga ukwah. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan kekuatan,”
“Para santri yang menuntut ilmu (agar) akhlak Beliau diteruskan sehingga masyarakat tidak kehilangan pegangan,” pungkas UAS.
Duka mendalam menyelimuti warga Aceh pada pagi hari ini, Sabtu (7/9/2024).
Ulama kharismatik Aceh yang juga bakal calon wakil gubernur Aceh, Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop meninggal dunia.
Alhamarhum menghembuskan nafas terakhirnya di sebuah rumah sakit di Jakarta dalam usia 60 tahun.
"Ayah udah meninggal dunia Bang. Barusan di Jakarta," kata Zulfikar, kerabat Tu Sop, mengabarkan kepada Serambinews.com.
Saat ini pihaknya sedang melakukan pengurusan proses pemulangan jenazah ke Aceh.
Sebelum meninggal dunia, Tu Sop pada Kamis (5/9/2024) sempat mengungkapkan kondisi kesehatannya.
Tu Sop mengakui kondisinya saat itu dalam keadaan baik-baik saja.
Hanya saja selama beberapa hari belakangan, ia mengalami kekelahan dan sakit perut.
“Wajar karena banyak sekali saudara-saudara kita dari pedalaman yang berdatangan untuk memberi dukungan dan minta arahan kerja,” ungkap Tu Sop.
Karena itu pula, waktu istirahatnya hanya sedikit.
“Satu hari saya hanya sempat istirahat satu jam atau dua jam,” paparnya.
Sehingga, kata Tu Sop, setelah uji baca Al-Quran di Masjid Raya Baiturrahman pada Rabu (4/9/2024), meminta waktu untuk istirahat.
“Saya coba istirahat sebentar untuk kembali fit. Alhamdullilah sekarang kita sudah bisa bekerja seperti biasa lagi,” ungkap Tu Sop saat itu.
“Terima kasih kepada rekan-rekan, saudara-saudara, teman-teman semua. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” tutup Tu Sop.
Namun takdir mengatakan lain, Tu Sop telah berpulang ke rahmatullah, meninggalkan duka yang mendalam pada seluruh masyarakat Aceh.
Biografi Tu Sop
Tu Sop adalah nama panggilan untuk seorang ulama Aceh yang memiliki nama asli Tgk. H. Muhammad Yusuf bin A. Wahab.
Saat ini, seperti dikutip dari buku 'Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb", selain memimpin dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen, Tu Sop juga menjabat sebagai Ketua terpilih Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) periode 2018-2023, sebuah organisasi yang menaungi ulama-ulama pimpinan dayah Salafiyah di Aceh.
Tu Sop dilahirkan di Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada tahun 1964 dari pasangan Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj. Zainab binti Muhammad Shaleh.
Menurut dokumen resmi, Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah sendiri juga merupakan salah satu ulama Aceh yang dikenal sebagai tokoh dayah yang banyak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan Bireuen.
Tu Sop memiliki empat bersaudara. Hj. Hasanah (Istri pimpinan dayah Asasul Islamiah, Perlak), Tgk H. M. Hasan A Wahab (pimpinan dayah Babussalam Al-Aziziyah Putri, Jeunieb) dan Hj. Halimah (Istri pimpinan dayah Darussalamah Al-Aziziyah, Jeunieb).
Masih dalam dokumen yang sama, disebutkan bahwa Tu Sop mulai belajar pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Jeunieb pada tahun 1970.
Setelah menamatkannya pada tahun 1976, ia melanjutkan pendidikan menengah pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jeunieb.
Riwayat pendidikan beliau cukup menarik, dari santri dayah belajar hingga ke para Syaikh di Mekkah Al-Mukarramah, Saudi Arabia.
Ceritanya berawal, bersamaan dengan belajar di SMP Jeunieb, Tu Sop juga aktif belajar pengetahuan dasar Islam di Dayah Darul Atiq Putra Jeunieb.
Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya pada tahun 1980, beliau kemudian masuk ke Dayah MUDI Mesra, Mideun Jok, Kec. Samalanga, Kab. Bireuen.
Di Dayah MUDI Mesra, belajar pada banyak guru dan pada 1985, sambil belajar beliau sudah mulai mengajar di dayah tersebut.
Setelah beberapa lama belajar dan mengajar di dayah pimpinan Ulama Kharismatik, Abon Samalanga tersebut, pada tahun 1993 Tu Sop berangkat ke Mekkah Al-Mukarramah untuk memperdalam ilmu agama selama 4 (empat) tahun kepada ulama terkenal yang mengajar di Masjidil Haram.
Di sana, Tu Sop belajar pada Syeikh Sayed Muhammad Ali, seorang ulama sufi Mekkah bermazhab Maliki, selama empat tahun.
Pada tahun 1997 pulang dari Mekkah dan kembali mengabdi di Dayah MUDI Mesra. Pada pertengahan tahun 2001 ia secara resmi memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Kecamatan Jeunieb, Bireuen.
Kepemimpinan beliau di dayah ini adalah melanjutkan kepemimpinan ayahanda beliau yang saat itu ingin memfokuskan diri pada dayah Babussalam Putri yang kompleknya juga tidak berjauhan dari komplek dayah Babussalam Al-Aziziyah (Putra).
Selain menjabat sebagai Ketua HUDA dan memimpin secara aktif Dayah Babussalam Al-Aziziyah di Jeuneib, Tu Sop juga tercatat sebagai Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) yang fokus pada gerakan sosial,
antara lain membangun rumah dhuafa yang saat ini telah dibangun mencapai 65 unit rumah layak huni bagi kaum dhuafa di seluruh Aceh.
Meskipun jumlahnya belum terlalu banyak, tapi gerakan ini terus membesar dan menjadi solusi atas segudang persoalan kemiskinan yang dihadapi bangsa Aceh dewasa ini.
Gerakan ini akan menemani gerakan sosial lainnya yang lebih duluan muncul dalam kerangka “berlomba-lomba dalam kebaikan”, sesuai visi Tu Sop sendiri.
Proses pembangunan rumah dhuafa ini dilakukan dengan cara mengumpulkan donasi dari para jama’ah pengajiannya.
Selain itu, donasinya juga dikumpulkan oleh para relawan BMU yang tergabung dalam Gerakan Peduli Ummat (GPU) dari para dermawan lainnya.
GPU sendiri diketuai oleh Murthala sedangkan BMU diketuai oleh ulama muda yang akrab disapa Abiya Rauhul.
Sebagai Imam Besar di BMU, Tu Sop menjadi tokoh sentral yang berperan sebagai penggerak roda organisasi sosial ini.
Beliau mendorong dan memotivasi para relawan untuk terus menerus melakukan gerakan sosial mengumpulkan donasi untuk membangun rumah dhuafa.
Dalam bidang keagamaan, Tu Sop aktif mengisi pengajian di berbagai tempat.
Lintas kabupaten dan provinsi. Bahkan beliau tidak jarang juga diundang oleh masyarakat Aceh di Pulau Jawa dan Malaysia untuk mengisi pengajian dan memberikan tausyiah-tausyiah agama Islam.
Baik pengajian dengan afiliasi Majelis Tastafi, Sirul Mubtadin, atau dengan nama-nama yang lain.
Bahkan Tu Sop juga diundang mengisi pengajian majelis Jama’ah Tabligh dan pengajian organisasi Hidayatullah yang merupakan organisasi keagaman berbasis nasional.
*) Sumber dikutip dari buku Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb, karangan Dr. Teuku Zulkhairi
(Serambinews.com/ar)
20 Hari Berlalu, Pelayat Masih Padati Kediaman Almarhum Tu Sop di Jeunib |
![]() |
---|
Konser Diganti Tahlilan untuk Tu Sop, Bondan Prakoso: Terima Kasih Pak Danrem, Kami Bangga Aceh |
![]() |
---|
Kagumi Sosok Tu Sop, Zulfikar Muhammad: Beliau Ulama Paling Aktif Jalankan Dakwah dengan Gaya Baru |
![]() |
---|
Ribuan Warga dan Berbagai Unsur Ikut Shalat Jenazah untuk Almarhum Tu Sop Secara Bergantian |
![]() |
---|
Pelayat Membludak, Ruas Jalan Depan Dayah Babussalam Jeunieb Bireuen Macet Parah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.