Digital Entrepreneur Festival 2024, Ada UMKM yang Tampilkan Manset Tangan Inovatif di Aceh

Laporan Syifa Salsabila | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Digital Entrepreneur Festival 2024, yang merupakan bagian dari rangkaian Aceh Perkusi 2024, sukses digelar pada 13-15 September 2024 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.

Event ini menjadi platform penting bagi para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Aceh untuk menunjukkan produk mereka dan mengasah keterampilan di pasar digital. 

Festival ini menarik perhatian pengunjung dengan berbagai produk lokal Aceh yang dipamerkan, serta memberikan kesempatan bagi UMKM untuk berkonsultasi tentang strategi pemasaran dan digitalisasi.

Salah satu UMKM yang bergabung di festival ini adalah Madany Handsock, sebuah usaha yang mengkhususkan diri dalam produksi manset tangan.

Produk unggulan mereka, manset tangan cincin dengan motif pintu Aceh, menjadi sorotan utama, bersama dengan berbagai jenis manset lainnya seperti manset cincin pita dan manset tali. 

Madany Handsock menawarkan manset dengan  berbagai desain yang elegan dan menarik bagi masyarakat umum, terutama siswa dan mahasiswa.

Mulya Fajri, selaku owner Madany Handsock, menjelaskan bahwa manset ini memiliki berbagai kegunaan.

 Selain sebagai pelindung tangan saat berkendara, manset ini juga dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan ibadah haji dan umroh.

"Manset ini bisa dipakai siapapun untuk aktivitas sehari-hari, dan spesialnya manset ini bisa digunakan untuk ibadah haji dan umroh," ungkap Mulya.

Keunikan produk Madany Handsock terletak pada bahan yang digunakan. Manset dibuat dari bahan spandex berkualitas tinggi yang dirancang khusus dengan model yang kekinian dan elegan.

"Jadi untuk bahannya sendiri kita menggunakan bahan spandex yang saya rancang khusus dengan berbagai model yang elegan sesuai dengan zaman sekarang," jelas Mulya. 

Bahan ini tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga daya tahan yang baik, menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai kebutuhan.

Madany Handsock bekerja sama dengan beberapa toko lokal untuk menjual produknya, tetapi anak pesantren yang menjadi konsumen tetap sering membeli langsung dari owner.

Ini karena ukuran manset yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.