Cahaya Aceh
Masjid Raya Baiturahman, Destinasi Paling Wajib Dikunjungi di Aceh
Kini, berkunjung ke Masjid Raya Baiturahman seakan-akan serasa sedang di Masjid Nabawi Madinah, karena ada kemiripan tampilannya.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Tentu belum lengkap rasanya berkunjung ke Aceh jika belum menginjakkan kaki di Masjid Raya Baiturahman (MRB) di Kota Banda Aceh.
Masjid yang megah ini di jantung kota ini sudah lama menjadi ikon Aceh, yang sudah dikenal hingga mancanegara.
Tak heran, jika setiap harinya ada ratusan hingga ribuan wisatawan mengunjungi masjid yang penuh sejarah ini.
Dalam perjalanannya Masjid Raya Baiturahman telah banyak mengalami perubahan, mulai kapasitas hingga bentuk fasadnya.
Terakhir, sekitar 2017 lalu masjid ini disulap menjadi lebih megah dan estetik, dengan penambahan lantai marmer dan payung-payung raksasa.
Kini, berkunjung ke Masjid Raya Baiturahman seakan-akan serasa sedang di Masjid Nabawi Madinah, karena ada kemiripan tampilannya.
Pada bagian halaman atau plaza masjid, berdiri kokoh payung-payung yang siap melindungi jamaah dari sinar matahari.
Sementara kolam yang sudah menjadi ciri khas masjid tetap dipertahankan di bagian tengah plaza, antara masjid dan menara.
Sejak renovasi besar-besaran beberapa tahun lalu, masjid raya sudah memiliki fasilitas yang lengkap, mulai tempat parkir bawah tanah dengan kapasitas ribuan mobil dan sepeda motor.
Tempat wudhu juga berada di basement, yang terkoneksi langsung dengan area parkir, guna memudahkan para pengunjung.
Masjid ini bukan hanya tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga merupakan simbol keagungan, ketahanan, dan sejarah panjang Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Nusantara.
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda tahun 1612, dengan mengusung arsitektur Mughal. Artinya masjid ini telah berusia 412 tahun.
Masjid Raya Baiturahman sempat melewati berbagai babak sejarah yang mewarnai peradaban Aceh, mulai perang melawan Belanda dan Jepang, konflik Aceh hingga bencana tsunami.
Di tengah berkecamuk perang, Masjid Raya sempat dibakar oleh serdadu Belanda, meskipun kemudian dibangun kembali.
Kini, Masjid Raya Baiturahman menjadi destinasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun dari luar negeri.
Pihak pengelola juga tidak membatasi kunjungan hanya untuk muslim. Tapi wisatawan non muslim juga bisa masuk hingga ke bagian plaza masjid hanya untuk sekedar melihat keindahan dan berfoto. Bahkan, mereka menyediakan jubah akan menutupi aurat.

Selama berlangsungnya PON Aceh-Sumut 2024 yang dimulai 8 September, pihak pengelola siap menyambut tamu dari berbagai penjuru tanah air untuk berkunjung ke masjid tersebut.
Kepala UPTD Pengelola Masjid Raya Baiturahman, Saifannur mengatakan, pihaknya sudah memprediksi pada pelaksanaan PON, jumlah kunjungan ke Masjid Raya Baiturahman akan meningkat. Oleh karena itu pihaknya sudah menyiapkan sejumlah fasilitas dan layanan kepada jamaah.
“Kami dari Masjid Raya Baiturrahman selalu komit memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah atau tamu yang berkunjung,” ujarnya.
Saat ini, Lanjut Saifan, Masjid Raya Baiturrahman sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kedatangan para atlet PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Persiapan itu, sebut Saifan, antara lain tempat wudhuk dan toilet yang bersih dan nyaman, ruang ibadah yang luas, nyaman, dan ber-AC, serta area istirahat dan taman yang hijau dan sejuk yang bisa digunakan oleh jamaah dan pengunjung untuk beristirahat sejenak.
Untuk mendukung kenyamanan pengunjung saat PON kali ini, MRB juga memastikan ketersediaan air dan listrik yang memadai.
Selain itu, fasilitas perparkiran yang luas dan teratur juga disiapkan agar pengunjung tidak kesulitan mencari tempat parkir.
“Menara utama juga menjadi salah satu fasilitas yang ada di Masjid Raya Baiturrahman. Sebab, dengan naik ke Menara tersebut menggunakan lift, pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar masjid secara khusus dan Banda Aceh secara umum dari ketinggian. Ini menjadi salah satu daya tarik wisata religi di MRB,” tandas Saifan Nur.

Kepala Dinas (Kadis) Syariat Islam Aceh, Zahrol Fajri SAg MH, mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Satpol dan WH, remaja masjid, dan BKPRMI menempatkan petugas di pintu gerbang masuk ke Masjid Raya Baiturrahman.
“Satpol dan WH akan bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di kompleks masjid. Sementara tim BKPRMI bertugas sebagai pemanduyang akan mendampingi tamu selama berada di dalam dan kompleks masjid,” jelas Zahrol fajri.
Untuk melayani tamu nonmuslim yang ingin berkunjung ke MRB, Zahrol menyatakan, pihaknya juga sudah melakukan persiapan.
Salah satunya, sebut Zahrol, menyediakan pakaian jubah yang menutup aurat kepada mereka.
“Hanya saja, tamu nonmuslim tidak dibolehkan masuk ke dalam masjid. Mereka hanya boleh berada di halaman atau hall masjid termasuk di bawah payung raksasa yang ada. Karena itu, kita berharap tamu nonmuslim mau mengikuti mekanisme dan aturan yang sudah ditetapkan tersebut demi kebaikan kita bersama,” jelas Zahrol.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.