Berita Bireuen
Dinkes Catat, Angka Kematian Ibu dan Bayi di Bireuen Turun Signifikan
jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 11 orang, tahun 2023 turun menjadi 9 orang dan tahun 2024 hingga Agustus 4 orang
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Bireuen dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Bireuen sejak beberapa tahun terakhir turun drastis.
Diharapkan kerjasama yang baik dalam memberikan pelayanan sehingga angka terus menurun.
Hal tersebut disampaikan Kadiskes Bireuen, dr Irwan dalam pertemuan Desiminasi Kasus Kematian
Ibu dan Anak di Aula Dinkes Bireuen, Kamis (19/9/2024) dengan Kepala
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah, rumah sakit swasta, seluruh
kepala Puskesmas, bidan desa terpilih, bidan praktek mandiri, dan
organisasi profesi.
Disebutkan, tahun 2022 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 11
orang, tahun 2023 turun menjadi 9 orang dan tahun 2024 hingga Agustus
4 orang, mudah-mudahan tidak bertambah lagi.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2022 mencapai 162 orang,
tahun 2023 tercatat sebanyak 140 orang dan hingga Agustus 2024
tercatat sebanyak 77 bayi meninggal dunia.
"AKI dan AKB turun secara
signifikan tidak terlepas kerjasama dari semua pihak mulai Dinkes,
rumah sakit yang ada di Bireuen dan tim Puskesmas dan juga bidan desa
sebagai ujung tombak dilapangan selalu melayani ibu hamil," sebutnya.
AKI dan AKB turun secara signifikan tidak terlepas kerjasama dari
semua pihak mulai Dinkes, rumah sakit yang ada di Bireuen dan tim
Puskesmas dan juga bidan desa sebagai ujung tombak dilapangan selalu
melayani ibu hamil, sebutnya.
Kadinkes Kabupaten Bireuen mengatakan, pertemuan mendengar berbagai
masukan, kasus kematian ibu hamil dan bayi dari tenaga medis sangat
penting karena menyangkut hajat masyarakat dan pemerintah, terkait
dengan penanganan kematian ibu dan bayi.
“Semua merasa khawatir dan
berharap jumlah AKI dan AKB tidak lagi bertambah dan dapat terus
diturunkan, dan benar-benar menjadi perhatian dalam upaya mempercepat
penanganan bagi ibu hamil dan bayi. Kata kuncinya, peduli," sebutnya.
Saat ini jumlah angka kematian ibu 4 orang, berharap angka tidak
bertambah, yang terbaru meninggal beberapa waktu lalu yang disebabkan
oleh pendarahan, dalam hal ini harus ada kecepatan memberi tindakan,
harap Kadinkes.
Baca juga: PON XXI Aceh-Sumut 2024: Ajang Promosi Pariwisata Aceh
Kadiskes berharap kerjasama yang baik, cepat tanggap,
cepat bertindak dalam menangani pasien sehingga AKI dan AKB turun
lagi.
Sebelumnya, Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes Bireuen, Sadriah MKM
mengatakan, kegiatan diikuti 80 peserta dari Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) dr Fauziah, rumah sakit swasta, kepala Puskesmas, bidan desa
terpilih, bidan praktek mandiri, dan organisasi profesi.
"Pertemuan
tujuannya untuk bisa mendapatkan pembelajaran dari berbagai kasus
tersebut, dan setiap kasus itu berbeda - beda masalahnya," sebutnya.
Pertemuan menghadirkan sejumlah narasumber dari rumah sakit dan
lainnya hendaknya menjadi pembelajaran dan menjadikan ilmu yang bermanfaat bagi semuanya. (*)
Faperta UNIKI Bireuen Kerja Sama dengan FKA untuk Kembangkan Kakao di Aceh |
![]() |
---|
Polda Aceh Serahkan 2 Tersangka Tramadol ke Kejari Bireuen, BB dari Jakarta Hendak Diedar di Matang |
![]() |
---|
KLHK Lakukan Penilaian Adipura dan TPA di Bireuen, Sambangi 18 Titik Ini |
![]() |
---|
Demi Beras Murah, Ratusan Warga Gandapura Rela Panas-panasan Antri Panjang |
![]() |
---|
Puluhan Lansia Rambong Payong Bireuen Kembali Belajar di Sekolah Mutiara Senja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.