Feature

Cerita Si Anak Sopir Chandra Kirana asal Abdya Penyabet Emas Anggar

Anak dari pasangan Hasbi dan Asma asal Kuta Tuha, Blangpidie, kelahiran Juli 2000 ini mengungkapkan, awal mula ia terjun hingga menjadi atlet anggar

|
Editor: mufti
For Serambinews.com
Chandra Kirana, seorang anak sopir asal Aceh Barat Daya (Abdya) yang berhasil menyabet emas di cabang olahraga (cabor) anggar pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. 

TIDAK peduli dilahirkan oleh siapa dan dalam kondisi apa, yang terpenting adalah bisa memberikan apa dan berkontribusi untuk orang banyak.

Itulah yang menjadi prinsip Chandra Kirana, seorang anak sopir asal Aceh Barat Daya (Abdya) yang berhasil menyabet emas di cabang olahraga (cabor) anggar pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.

Perempuan yang akrab disapa Chandra itu berhasil menyabet emas pada cabor anggar nomor sabel beregu putri bersama Bifani Ivana Cordelea, Elvenda Cantika Putri, dan Ummi Nadra, di GOR Anggar Komplek Stadion Harapan Bangsa (SHB) Lhong Raya, Banda Aceh, Senin (16/9/2024).

"Rasa syukur dan terima kasih saya kepada orang tua serta teman-teman semuanya yang sudah bantu support dan doa. Terutama kepada pelatih yang selama ini mengajari saya dengan sabar," ucap Chandra kepada Serambi, Jumat (20/9/2024).

"Dan ini adalah emas pertama saya juga di PON, saya baru perdana ikut event nasional ini," tambahnya.

Anak dari pasangan Hasbi dan Asma asal Kuta Tuha, Blangpidie, kelahiran Juli 2000 ini mengungkapkan, awal mula ia terjun hingga menjadi atlet anggar berawal dari ekstrakurikuler di sekolahnya SMPN 1 Blangpidie.

Diceritakannya, awal mula bergabung, saat itu masih duduk di kelas 1 SMP karena ikut-ikutan. Namun seiring berjalannya waktu, seleksi alam membuat temen-temennya yang lain satu per satu keluar tanpa sebab. Dia merupakan salah satu yang bertahan dan akhirnya mempersembahkan torehan terbaiknya di PON 2024.

Sementara mengenai persiapannya di event nasional empat tahunan ini, alumnus Prodi Komunikasi dan Penyiaran (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh lulusan tahun 2022 itu butuh 1,5 tahun persiapan sejak dipanggil pemusatan latihan daerah (pelatda) pada Maret 2023 lalu.

"Waktu itu teringat lagi meugang jelang Ramadhan, tapi harus rela meninggalkan kampung halaman untuk persiapan PON," kenang Chandra.

Dia berharap, tradisi emas untuk anggar Aceh, khususnya kepada dirinya tidak hanya di event kali ini, tetapi juga pada kejuaraan dan PON NTT-NTB 2028 mendatang. "Dan untuk adik-adik yang baru memulai terjun ke olahraga anggar ini, pesannya tetap terus berlatih dan jangan cepat jenuh. Semangat terus pokoknya, semoga cita-cita untuk meraih medali tercapai di masa depan," pungkasnya.(rn)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved