Konflik Palestina vs Israel

Babat Habis, Roket Hizbullah Lebanon Bikin Panik, Sirine Meraung-raung di Israel

Babat habis sejak Sabtu malam, roket kelompok pejuang Islam Hizbullah dari Lebanon kembali bikin panik. Pagi ini sirine meraung-raung di Israel.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
X @ahmad__slman
ILUSTRASI - Babat habis sejak Sabtu malam, roket kelompok pejuang Islam Hizbullah dari Lebanon kembali bikin panik. Pagi ini sirine meraung-raung di Israel. 

SERAMBINEWS.COM - Babat habis sejak Sabtu malam, roket kelompok pejuang Islam Hizbullah dari Lebanon kembali bikin panik. Pagi ini sirine meraung-raung di Israel.

Dua roket yang ditembakkan pagi ini dari Lebanon ke kota utara Nahariya jatuh ke laut, Selasa (24/9/2024).

"Sirene berbunyi di Nahariya dan masyarakat sekitar di tengah serangan tersebut," tulis Times of Israel dikutip Selasa siang.

Baca juga: Israel Kalang Kabut, Sirine Meraung-raung hingga Remaja Zionis Tewas usai Hizbullah Hadiahi 85 Roket

Baca juga: Dua Bulan Pasca-cerai: Darwati Sibuk Orientasi, Steffy Bareng Terus Irwandi Yusuf

Meski demikian, sejauh ini dalam laporannya belum ditemukan kerusakan atau pun korban jiwa di sana.

Sementara sebelumnya dilaporkan, Sebanyak 85 roket ditembakkan Hizbullah dari Lebanon ke wilayah Haifa di Israel utara pada Minggu (22/9/2024) pagi.

Rentetan roket ini menyusul peluncuran pada Sabtu malam di Lembah Jezreel, tembakan roket terdalam Hizbullah ke Israel sejak dimulainya perang pada bulan Oktober lalu.

 

 

Dilansir dari Times of Israel, seorang remaja tewas ketika kendaraan yang ditumpanginya hancur saat sirene berbunyi pada dini hari.

Di waktu yang sama, sedikitnya tiga orang terluka akibat tembakan roket kelompok pejuang Islam tersebut.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, beberapa roket yang ditembakkan ke Haifa berhasil dicegat.

Sementara lainnya yang mengenai wilayah Kiryat Bialik, pinggiran kota pesisir utara melukai tiga orang.

Korbannya adalah dua pria berusia 70-an dan seorang gadis berusia 16 tahun yang mengalami luka ringan.

Ketiganya dibawa ke Pusat Medis Rambam di Haifa untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Naik Lagi, Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam, Selasa 24 September 2024

Satu roket menghantam sebuah rumah di Moreshet di Galilea Bawah, menyebabkan kerusakan signifikan tetapi tidak ada korban luka.

Sirene juga dibunyikan di sekitar Laut Galilea, namun tidak ada laporan korban luka di sana.

Targetkan Fasilitas Pertahanan

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengklaim, tembakan roket tersebut menargetkan fasilitas perusahaan pertahanan Rafael di wilayah Haifa.

Kelompok pejuang Islam yang didukung Iran itu mengatakan, roket-roket ini merupakan respons terhadap ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon minggu lalu yang menewaskan lebih dari 30 anggota Hizbullah dan melukai ribuan lainnya.

Serangan itu dikaitkan dengan Israel, walau pihak yang dituduhkan belum berkomentar.

Seorang wanita yang rumahnya terkena hantaman langsung di Kiryat Bialik mengatakan, tidak bisa dibayangkan apa yang mungkin terjadi jika dia berada di rumahnya saat hantaman terjadi.

“Ini adalah sebuah keajaiban,” kata Zehava Sofer kepada Channel 12.

Dia mengatakan, sempat mendengar ledakan keras dari dalam ruang aman dan dia tetap bertahan sampai petugas penyelamat tiba untuk mengeluarkannya.

"Semua yang ada di dua kamar di lantai atas terbakar. Sisa rumah saya tidak yakin, saya belum memeriksanya," kata Sofer.

"Kita tidak bisa hidup seperti ini lagi. Sudah cukup. Beruntungnya aku tidak punya anak kecil di rumah," tambahnya.

Diketahui pada Minggu dini hari, Hizbullah menembakkan 24 roket ke Lembah Jezreel, tembakan roket terdalam ke Israel utara sejak Oktober lalu.

Menurut IDF, semua roket dicegat oleh pertahanan udara.

Namun seorang remaja berusia 17 tahun tewas dalam kecelakaan lalu lintas dekat Ramat Yishai, ketika sirene berbunyi selama salah satu serangan dini hari.

Polisi mengatakan empat orang lainnya di dalam kendaraan itu terluka, termasuk seorang berusia 20 tahun yang terluka parah.

Polisi dilaporkan meyakini pengemudi panik ketika sirene mulai berbunyi dan kehilangan kendali atas kendaraannya.

Potongan-potongan besar pecahan peluru jatuh di Lembah Jezreel setelah intersepsi, menyebabkan kerusakan pada sebuah gudang di satu area dan melukai seorang pria di area lainnya.

Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Pihaknya mengklaim telah menargetkan Pangkalan Udara Ramat David milik Angkatan Udara Israel yang terletak sekitar 50 kilometer dari perbatasan Lebanon, dengan puluhan roket.

Menurut jaringan al-Mayadeen yang berafiliasi dengan Hizbullah, roket tersebut ditembakkan dari pangkalan rudal bawah tanah “Imad”.

Jangkauan serangan roket yang meluas membuat sekitar dua juta warga Israel atau seperlima dari populasi berada dalam jangkauan serangan.

"Ratusan ribu orang harus berlindung di tempat perlindungan bom (di seluruh Israel utara)," kata juru bicara militer Letkol Nadav Shoshani kepada AFP setelah serangan pada malam hari dan dini hari.

Setelah serangan roket tersebut, IDF mengatakan pihaknya sedang melancarkan gelombang serangan baru terhadap target-target Hizbullah di Lebanon.

Sementara pertahanan udara IDF masih dalam kondisi siaga tinggi.

“Serangan IDF akan terus berlanjut dan meningkat terhadap organisasi Hizbullah,” kata militer.

Pada hari Sabtu, IDF melancarkan gelombang serangan udara terhadap ratusan target Hizbullah di Lebanon, termasuk peluncur roket.

IDF mengatakan, telah mengidentifikasi persiapan oleh kelompok pejuang Islam tersebut untuk melancarkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel.

Militer mengatakan, serangan udara itu kemungkinan menggagalkan sebagian besar peluncuran roket yang direncanakan Hizbullah.

Secara keseluruhan, ribuan laras peluncur roket terkena serangan tersebut sebagaimana kata IDF, sembari bersumpah untuk terus menyerang Hizbullah untuk membongkar dan melemahkan kemampuannya.

Pada saat yang sama, para pejabat mengeluarkan pembatasan baru bagi penduduk daerah Haifa dan wilayah utara saat negara bersiap menghadapi kemungkinan serangan skala besar yang akan segera terjadi.

Hal ini setelah kelompok pejuang Islam Lebanon menderita pukulan berat dalam beberapa serangan dalam beberapa hari terakhir.

Di tengah pertempuran tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengadakan konsultasi keamanan dengan para menteri dan pejabat tinggi pertahanan pada Sabtu malam.

Kepala Angkatan Udara Israel Mayjen Tomer Bar mengatakan IAF berada pada tingkat siaga tertinggi.

Peningkatan pertempuran terjadi setelah Israel pada hari Jumat membunuh komandan tinggi Hizbullah Ibrahim Aqil dan Ahmed Wahbi, bersama dengan anggota tinggi kelompok lainnya.

Mereka tewas dalam serangan udara di sebuah bangunan tempat tinggal di Beirut, tempat para pemimpin kelompok pejuang Islam itu berkumpul untuk sebuah pertemuan di sebuah ruang bawah tanah.

(Serambinews.com/Sara Masroni) 

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved