Konflik Rusia vs Ukraina

Ini Draf Perubahan Doktrin Nuklir Rusia Akan Diputuskan Vladimir Putin, Bikin Barat Ketar-ketir

Namun, perkembangan geopolitik terkini dan ancaman militer baru membuat Rusia memandang perlu untuk merevisi dokumen tersebut.

Editor: Faisal Zamzami
Daily Express
Putin Perintahkan Nuklir Rusia Siaga Tinggi 

Rusia memiliki sikap bertanggung jawab terhadap senjata nuklir dan berusaha mencegah penyebarannya di seluruh dunia.

Triad nuklir tetap menjadi jaminan penting bagi keamanan Rusia dan instrumen untuk menjaga keseimbangan global.

Doktrin nuklir yang berlaku saat ini disetujui pada Juni 2020, menggantikan dokumen serupa yang telah berlaku selama sekitar satu dekade.

Doktrin ini sedang disesuaikan berdasarkan analisis yang dilakukan oleh para spesialis dari Kementerian Pertahanan Rusia, Kementerian Luar Negeri, Aparat Dewan Keamanan, dan badan pemerintah lainnya selama setahun terakhir.

Semua penyesuaian dihitung, dikalibrasi, dan proporsional dengan ancaman dan tantangan militer masa kini yang dihadapi Rusia.

Saat berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia yang mempertimbangkan perubahan doktrin tersebut, Putin mengumumkan versi revisi dari dokumen tersebut menyatakan bahwa serangan terhadap negaranya oleh kekuatan non-nuklir dengan "partisipasi atau dukungan dari negara berkekuatan nuklir" akan dianggap sebagai "serangan gabungan terhadap Federasi Rusia."

"Draf dokumen memperluas kategori negara dan aliansi militer yang menjadi subjek pencegahan nuklir. Dokumen ini memperbarui daftar ancaman militer yang memerlukan langkah pencegahan nuklir untuk dinetralkan," kata Putin dalam pertemuan tersebut.

Baca juga: Ambisi Vladimir Putin Jadikan Angkatan Darat Rusia Terbesar Kedua di Dunia Setelah China

Dia menekankan, dalam perubahan terbaru, Rusia dapat menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan konvensional yang menimbulkan "ancaman kritis terhadap kedaulatan kami," sebuah pernyataan ambigu yang memberikan ruang interpretasi luas.

Perubahan doktrin nuklir Rusia mengikuti peringatan Putin kepada Amerika Serikat dan sekutu-sekutu NATO lainnya bahwa mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok Barat untuk menyerang wilayah Rusia berarti Rusia dan NATO berada dalam keadaan perang.

Doktrin saat ini menyatakan Moskow dapat menggunakan persenjataan nuklirnya "sebagai respons terhadap penggunaan senjata nuklir dan jenis senjata pemusnah massal lainnya terhadap Rusia dan/atau sekutunya, serta dalam kasus agresi terhadap Federasi Rusia dengan senjata konvensional ketika keberadaan negara dalam bahaya."

Tokoh-tokoh garis keras di Rusia telah sejak lama menyerukan agar doktrin tersebut diperbarui, mengkritik versi saat ini karena dianggap terlalu samar dan lemah.

Mereka berpendapat doktrin yang berlaku saat ini gagal mencegah Barat meningkatkan bantuan untuk Ukraina dan menciptakan kesan bahwa Moskow tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.

Putin menekankan doktrin yang direvisi merinci lebih lanjut kondisi penggunaan senjata nuklir, terutama jika terjadi serangan udara besar-besaran.

"Syarat bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir dinyatakan dengan jelas" dalam revisi tersebut, katanya.

"Kami akan mempertimbangkan kemungkinan ini ketika kami menerima informasi yang dapat dipercaya tentang peluncuran besar-besaran aset serangan udara dan ruang angkasa dan melewati perbatasan negara kami," tambah Putin, mengutip "pesawat strategis dan taktis, rudal jelajah, drone, senjata hipersonik, dan kendaraan terbang lainnya."

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved