Berita Banda Aceh
Pj Gubernur Safrizal Jadi Narasumber UKW PWI Aceh, Sebut Peran Pers di Balik Suksenya PON Aceh-Sumut
Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menyampaikan hal ini saat menjadi narasumber pada kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Kyriad Muraya Hotel, Banda
Ia pun menjelaskan bahwa tujuan dari jurnalisme sebenarnya untuk menjaga kekuasaan yang lain.
Tapi jika jurnalisme tidak bisa menjaga kekuasaan yang lain, artinya jurnalisme gagal memainkan peran dan akan timbul distrust terhadap media, bahkan semua media dianggap sama.
"Ini tantangan media masa kini. Apalagi media profesi ideal, profesi yang menggunakan idealisme, bukan profesi untuk kaya dan mencari uang, tapi profesi penjaga moral dan idealisme.
Kalau ada yang bertahan di media sudah umur 60 tahun sampai 70 tahun tetap di media, ini jurnalis sejati," katanya.
Baca juga: Seratusan Mahasiswa Unimal Ikut Pelatihan Menulis Press Release di Kampus Bukit Indah
Menurutnya, sangat jarang yang mampu bertahan di dunia jurnalistik dalam waktu lama. Bahkan ada yang sebentar saja, lapar, kemudian malah banting stier. “Jadi banyak sekali tantangan di dunia media,” tuturnya.
Namun, di samping sebagai penjaga moral, media juga harus punya kapasitas, skill mencari berita, memberitakan, skill investigasi dan skill atau teknik penyajian.
“Peran media tidak kecil, karena itu awak media harus terus meningkatkan kompetensinya.
Sekarang banyak sekali komplain terhadap media, yang mana orang tersebut ternyata tidak bisa membedakan antara media dengan media sosial atau entertain news.
"Jadi ini kita terus menerus yang harus ditingkatkan,” ujar birokrat yang memulai karier PNS-nya sebagai lurah di Lhokseumawe itu.
Peran Media di PON Aceh-Sumut
Safrizal juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada awak media. Ia menegaskan bahwa tanpa media, maka PON XXI Aceh-Sumut gagal.
Bagus tidaknya penyelenggaraan suatu event besar, ungkapnya, sangat tergantung pada peran media massa. Persepsi yang diceritakan oleh media kepada publik akan sangat menentukan.
“Saya sama seperti Bos saya, Pak Tito Karnavian (Mendagri), sangat sadar tentang peran media.
Hal itu pula yang pertama ditanyakan oleh Pak Tito mengapa media di Aceh begitu sepi dalam pemberitaan berbagai kegiatan PON XXI,” ungkap Safrizal.
“Karena itu saya dahului dengan coffee morning dengan awak media. Saya ceritakan situasinya butuh endorse, bukan hanya tentang jenis-jenis pertandingan tapi yang lebih penting adalah mengubah persepsi publik terhadap Aceh.
Doto Popon Kembali Nahkodai Asklin Aceh, Siap Perkuat Sinergi Klinik dengan Pemerintah |
![]() |
---|
Sore Ini, Anggota DPRA Khalid Sambut Mahasiswa Baru asal Thailand yang Belajar di Aceh |
![]() |
---|
Profil Rachmat Fitri, Mantan Kadisdik Aceh Korupsi Poyek Wastafel Rp43 Miliar, Putra Asli Aceh Barat |
![]() |
---|
Tidak Ada Instruksi Kibarkan Bintang Bulan Pada Peringatan 20 Tahun Damai Aceh |
![]() |
---|
Anggaran Belanja Pemerintah Kota Banda Aceh Bertambah Rp 19 M |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.