Berita Banda Aceh

Joget dan Makian di TikTok Bikin Resah, PRIDE Usul Pembentukan Polisi Cyber Syariah

Mulyadi juga menegaskan, bahwa praktik tersebut telah merusak marwah Aceh sebagai daerah yang menegakkan syariat Islam. 

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS/HO
POLISI CYBER SYARIAH - Ketua PRIDE Aceh, Mulyadi mengusulkan pembentukan Polisi Cyber Syariah untuk menangani fenomena joget dan ngomong kasar yang kini marak di kalangan masyarakat Tanah Rencong. 

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Perkumpulan Rakyat Inisiatif Daerah untuk Empowerment (PRIDE) Aceh menyoroti fenomena joget dan ngomong kasar atau makian yang kini marak di kalangan masyarakat Tanah Rencong. 

Konten yang sangat tidak sesuai dengan citra Aceh sebagai daerah syariat Islam itu membuat banyak pihak resah dan prihatin.

Ketua PRIDE Aceh, Mulyadi menyampaikan, keprihatinan mendalam atas maraknya hal tersebut.

Khususnya, fenomena perempuan mulai dari remaja hingga ibu rumah tangga, yang tampil berjoget dan berbicara kasar.

Bahkan, lebih parahnya ada yang membicarakan hal-hal menjurus ke aktivitas seksual hanya demi meraih perhatian dan hadiah digital (gift) dari penonton dan pengikutnya.

Baca juga: Haji Uma Apresiasi Polda Tindaklanjuti Laporan PII Aceh dan Warga Terkait Konten Asusila di Tiktok

“Fenomena ini jelas mengancam generasi muda kita karena media sosial adalah ruang yang paling sering diakses oleh anak-anak hingga orang dewasa di Aceh,” katanya, Minggu (21/9/2025). 

Mulyadi juga menegaskan, bahwa praktik tersebut telah merusak marwah Aceh sebagai daerah yang menegakkan syariat Islam. 

Menurutnya, ruang digital yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal produktif justru dipakai untuk mempertontonkan perilaku yang jauh dari nilai-nilai Islam. 

Mulyadi bahkan menyebut, para TikToker yang secara sadar mempertontonkan aurat, berjoget erotis, dan berbicara kasar di ruang publik digital sebagai penjahat moral. 

“Mereka adalah perusak generasi muda karena konten seperti itu ditonton ribuan orang setiap hari,” lugas Mulyadi. 

“Efeknya sangat besar dalam merusak pola pikir dan akhlak anak-anak kita,” tegasnya.

Baca juga: VIDEO - Viral di TikTok! Foto Bareng Dirimu Sendiri di Masa Kecil, Ini Tutorialnya!

PRIDE menekankan perlunya kolaborasi antara Pemerintah Aceh, DPRA, aparat penegak syariat, hingga Kemenkomdigi untuk membangun regulasi yang jelas.

Termasuk mendukung pembentukan Polisi Cyber Syariah yang khusus memantau media sosial (medsos) masyarakat Aceh.

“Siapa pun yang kedapatan berbusana tidak sopan, berbicara kasar, atau beraktivitas yang bertentangan dengan syariat dalam live, akunnya harus segera ditindak atau di-take down,” tegas dia. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved