Cahaya Aceh

Asiknya Camping Bukit Glee Gurah, Menatap Kerlap-Kerlip Banda Aceh

Dari atas Bukit Glee Gurah, hamparan kepadatan Kota Banda Aceh terpampang di depan mata.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Safriadi Syahbuddin
Asiknya Camping Bukit Glee Gurah, Menatap Kerlap-Kerlip Banda Aceh - Bukit-Glee-Gurah-Aceh-Besar-01.jpg
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
Sejumlah pendaki menatap gemerlap cahaya Kota Banda Aceh dari Bukit Glee Gurah, Aceh Besar.
Asiknya Camping Bukit Glee Gurah, Menatap Kerlap-Kerlip Banda Aceh - Bukit-Glee-Gurah-Aceh-Besar-02.jpg
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
Gemerlap cahaya Kota Banda Aceh dari Bukit Glee Gurah, Aceh Besar.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Banda Aceh tak hanya menyimpan wisata riligi, sejarah, dan pantai, tapi juga menawarkan atraksi alam yang menarik. Bagi yang menyukai hiking dan petualangan, maka bukit Glee Gurah layak menjadi tempat yang harus dikunjungi.

Secara administrasi, bukit Glee Gurah ini masuk ke dalam Gampong Lam Rukam, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Namun dari pusat Kota Banda Aceh, hanya berjarak 10 menit perjalanan saja.

Bukit Glee Gurah berada di sisi Jalan Banda Aceh-Meulaboh, jalan menuju ke Pantai Lampuuk, tepatnya di Simpang Rima. Bukit ini tampak menjulang tinggi, dengan beberapa sisi yang sudah dikerok.

Pendakian ke Bukit Glee Gurah dapat dimulai dari Gampong Rima Jeuneu, di sisi jalan raya. Di gampong ini sudah terdapat titik khusus untuk memarkirkan sepeda motor. Kita dapat menginapkan kendaraan di dekat sawah dan rumah warga setempat.

Pengunjung juga dapat membeli logistik, seperti snack, air mineral, hingga mi instan di kedai-kedai kecil milik warga lokal. Pendaki tinggal memberitahu kepada warga setempat jika akan melakukan pendakian.

Yang perlu dicatat, puncak Bukit Glee Gurah merupakan hamparan dataran tandus, tanpa ada aliran air, apalagi sumber mata air.

Maka jika untuk mendaki, perlu dipersiapkan bekal minuman yang cukup, untuk kebutuhan di puncak, hingga saat turun nanti.

“Di atas bukit tidak ada sumber air, jadi untuk kebutuhan masak, buat kopi, minuman saat naik dan turun harus dibawa sendiri semuanya,” ujar salah seorang pendaki, Said Jamaluddin.

Gemerlap cahaya Kota Banda Aceh dari Bukit Glee Gurah, Aceh Besar.
Gemerlap cahaya Kota Banda Aceh dari Bukit Glee Gurah, Aceh Besar. (SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR)

Di kaki bukit, pendaki akan disambut dengan hamparan area  galian C yang sudah ditinggalkan.

Di antara tebing-tebing bekas galian C itu, terdapat jalan setapak yang mengarah ke atas. Jalur setapak juga kerap dilintasi sapi milik warga setempat, hingga memunculkan lubang-lubang kecil.

Di awal pendakian, jalan setepak itu langsung curam ke atas. Sehingga dibutuhkan keseimbangan dan tenaga.

Apalagi jika mendaki dengan membawa peralatan camping. Beberapa pohon besar tumbuh menjulang di sisi kanan maupun kiri jalan tersebut.

Di pertengahan pendakian terdapat area yang landai dan banyak pohon besar untuk berteduh. Tiupan angin yang sepoi-sepoi bisa membuat nafas yang ngos-ngosan sedikit reda.

Jika tidak banyak beristirahat, perjalanan dari bawah ke atas hanya butuh waktu 30-40 menit.

Patut dicatat, karena bukit ini kerap dinaiki jalan sapi, maka terdapat beberapa jalur setapak yang terbentuk alamiah. Maka, pendaki harus lihai membaca jalur setapak yang kerap dilintasi orang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved