Breaking News

Opini

Menafsirkan Pemimpin dari Sudut Pandang Iman, Islam, dan Ihsan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan sosok pemimpin yang dapat mengarahkan, membimbing, dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan bersama. 

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
dr Devrina Maris, Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Syiah Kuala. 

Dalam banyak riwayat, diceritakan bagaimana Umar berjalan-jalan di malam hari untuk memastikan kondisi rakyatnya. 

Ini adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang beriman, yang tidak hanya memikirkan kekuasaan, tetapi juga keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya.

Islam sebagai pedoman etika dan moral

Islam sebagai agama yang komprehensif, memberikan panduan yang jelas mengenai kepemimpinan. Dalam Islam, pemimpin diharapkan untuk menjadi pelayan bagi masyarakatnya (khalifah). 

Konsep ini mendorong pemimpin untuk tidak hanya berfokus pada kekuasaan, tetapi juga pada tanggung jawab sosial. 

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya" (HR. Bukhari dan Muslim). 

Hadis ini menekankan pentingnya tanggung jawab dalam kepemimpinan.

Iman merupakan fondasi utama dalam kepemimpinan Islami. Seorang pemimpin yang beriman akan memiliki keyakinan yang kuat terhadap Allah SWT, Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta. 

Iman yang kuat akan menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi seorang pemimpin untuk menjalankan amanah dan tanggung jawabnya dengan penuh dedikasi dan ketulusan (Qur'an, Surah Al-Baqarah: 30). 

Pemimpin yang beriman akan senantiasa berpedoman pada nilai-nilai keimanan, seperti kejujuran, amanah, keadilan, dan kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat (Qur'an, Surah An-Nisa: 58).

Pemimpin yang baik menurut Islam adalah yang mampu menegakkan keadilan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip moral. 

Dalam konteks ini, pemimpin harus mampu berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, dan mengambil keputusan yang adil. 

Contohnya adalah ketika Nabi Muhammad SAW memimpin masyarakat Madinah. Beliau tidak hanya mengandalkan wahyu, tetapi juga mendengarkan pendapat dan masukan dari sahabat-sahabatnya, yang menunjukkan bahwa dalam Islam, musyawarah adalah bagian penting dari pengambilan keputusan yang bijaksana.

Ihsan sebagai tingkatan tertinggi dalam berbuat baik

Ihsan, yang berarti berbuat baik dengan cara yang terbaik, adalah konsep yang penting dalam Islam. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved