Daftar 10 Negara dengan Cadangan Minyak Terbesar di Dunia Tahun 2024, Venezuela Teratas

Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh OPEC, Venezuela dan Arab Saudi menempati posisi teratas sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar

Editor: Amirullah
AFP
ILUSTRASI pengeboran minyak bumi lepas pantai. 

Meskipun produksi minyak masih tinggi, beberapa ladang minyak Kuwait mulai menunjukkan usianya dan mulai melambat dalam menghadapi persaingan internasional. 

Sebagai tanggapan, pemerintah Kuwait telah melakukan investasi yang cukup besar untuk membantu meremajakan bagian penting dari ekonomi ini.

8. Rusia - 80 Miliar Barel

Ekspor minyak Rusia dulunya merupakan sumber energi utama bagi banyak ekonomi Eropa, tetapi tiba-tiba berakhir setelah Perang Rusia-Ukraina pada tahun 2022. 

Saat perang masih berkecamuk, Rusia telah dikenai sanksi keras dan pada dasarnya terkunci dari pasar Eropa. Rusia sekarang terpaksa mencari pelanggan di tempat lain.

Mayoritas ladang minyak Rusia dapat ditemukan di pelosok Siberia. 

Ukuran sebenarnya cadangan minyak Rusia belum sepenuhnya dieksplorasi dan kemungkinan ada sejumlah besar minyak mentah yang masih belum ditemukan di wilayahnya yang luas.

9. Amerika Serikat - 55 Miliar Barel

Bisnis minyak di Amerika Serikat telah mengalami pasang surut selama beberapa dekade. 

Industri minyak meningkat dalam produksi antara tahun 2006 dan 2023 setelah bertahun-tahun mengalami penurunan yang dimulai pada tahun 1980-an. 

Ladang minyak utama di AS terletak di Texas, North Dakota, Alaska, California, dan Montana.

Meskipun total cadangan minyak di Amerika Serikat tidak terlalu besar, negara ini mampu memproduksi minyak yang tiada duanya dan mampu menyuling 12 juta barel per hari, angka yang masih tertinggi di dunia. 

Negara pengimpor minyak Amerika terbesar adalah Meksiko dan Tiongkok, masing-masing sebesar 11 persen dan 10 persen, menurut persentase pangsa total ekspor minyak bumi AS pada tahun 2023.

10. Libya - 48 Miliar Barel

Libya merupakan pemain yang relatif baru dalam bisnis minyak dengan sebagian besar cadangannya ditemukan pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an. 

Penemuan minyak tersebut bersifat transformatif pada saat itu dan digunakan untuk mendanai pekerjaan umum, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

Sayangnya, banyak manfaat yang lahir dari penemuan awal minyak tersebut telah mengering. Libya kini menderita korupsi kronis, ketidakstabilan politik, dan konflik. Meskipun mengalami banyak masalah, sektor minyak di Libya mulai tumbuh lagi, meskipun dengan kecepatan yang lambat.

(TRIBUNNEWSWIKI.com/Mikael Dafit)


Artikel ini telah tang di Tribunnewswiki.com

Baca juga: Resmi Dilantik Jadi Anggota DPR-RI, Jamaluddin Idham Siap Perjuangkan Aspirasi Rakyat Aceh

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved