Mihrab

Tgk Umar Rafsanjani Ajak Umat Menumbuhkan Kecintaan Pada Ulama

Padahal, sejarah telah membuktikan bahwa banyak ulama besar yang hidup sederhana, namun meninggalkan warisan ilmu yang sangat berharga bagi umat.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR
Tgk Umar Rafsanjani, pemimpin Dayah Mini Aceh. 

Tgk Umar Rafsanjani Ajak Umat untuk Menumbuhkan Kecintaan Pada Ulama

SERAMBINEWS.COM - Dalam masyarakat Aceh, ulama dan teungku dayah memiliki peran yang tak tergantikan.

Sebagai pemimpin spiritual, mereka adalah penjaga nilai-nilai agama, pelestari tradisi, dan pembimbing moral umat. 

Namun, seiring perubahan zaman, nasib para ulama ini sering berada di persimpangan jalan yang tidak mudah.

Mereka menghadapi berbagai ujian, baik dari segi materi, sosial, maupun politik.

Tantangan ini semakin diperparah oleh masyarakat yang kerap kali keliru dalam menilai peran mereka, terjebak dalam paradigma materialisme yang mengukur keberhasilan berdasarkan kekayaan duniawi.

Pengasuh Dayah Mini Aceh, Tgk Umar Rafsanjani Lc MA mengatakan, salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh ulama dayah adalah bagaimana masyarakat memandang kesederhanaan hidup mereka. 

“Dalam banyak kasus, ulama yang hidup sederhana sering kali dianggap tidak mampu atau kurang kompeten. Pandangan ini sangat merugikan, karena esensi kepemimpinan spiritual justru terletak pada ketulusan dan pengabdian, bukan pada harta benda yang dimiliki,” ujarnya, Kamis (10/10/2024).

Dikatakannya, ulama yang memilih hidup dalam keterbatasan kerap dipandang sebelah mata, seakan-akan pengabdian mereka dianggap tidak berarti jika tidak diiringi oleh kemakmuran material.

Padahal, sejarah telah membuktikan bahwa banyak ulama besar yang hidup sederhana, namun meninggalkan warisan ilmu yang sangat berharga bagi umat.

Lebih dari itu, lanjut Tgk Umar, ketika seorang ulama dayah akhirnya berhasil meningkatkan taraf hidupnya, ia justru dihadapkan pada ujian baru. Masyarakat yang sebelumnya meremehkan, mulai mencurigai keberhasilan tersebut. 

Kekayaan yang diperoleh ulama sering kali disalahpahami sebagai tanda keserakahan duniawi.

Hal ini memunculkan kecemburuan dan fitnah yang tak terhindarkan.

“Alhasil, ulama dayah terjebak dalam dilema, jika mereka miskin mereka diremehkan, jika mereka makmur mereka dicurigai. Inilah kondisi yang sangat tidak adil,” paparnya.

Masyarakat Aceh, katanya, perlu menyadari betapa pentingnya peran ulama dalam menjaga keseimbangan spiritual umat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved