Berita Aceh Singkil
Begini Kearifan Lokal Warga Singkil Bertahan Diri dari Banjir Hingga Tak Mau Dievakuasi
Kendati ketinggian air terus bertambah, seiring masuknya banjir kiriman dari Aceh Tenggara, Subulussalam dan Pakpak Barat, yang bermuara di laut Singk
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Kendati ketinggian air terus bertambah, seiring masuknya banjir kiriman dari Aceh Tenggara, Subulussalam dan Pakpak Barat, yang bermuara di laut Singkil, warga setempat tetap tak mau dievakuasi.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Korban banjir di Kabupaten Aceh Singkil, masih bertahan di rumah masing-masing, Senin (14/10/2024).
Kendati ketinggian air terus bertambah, seiring masuknya banjir kiriman dari Aceh Tenggara, Subulussalam dan Pakpak Barat, yang bermuara di laut Singkil, warga setempat tetap tak mau dievakuasi.
Hal itu lantaran warga di sana memiliki kearifan lokal dalam mengahadapi banjir yang sudah langganan.
Pertama, warga di daerah rawan banjir membangun rumah lebih tinggi dari permukaan tanah.
Dengan demikian, ketika banjir dengan kedalaman sepinggang orang dewasa, air tidak sampai masuk ke dalam rumah.
Jika air banjir masuk ke dalam, warga juga memiliki kearifan lokal dengan membangun para-para semacam dipan dari papan.
Baca juga: VIDEO - Pemuda Pidie Nikahi Gadis Rusia Dengan Mahar Berlian
Dipan tersebut digunakan untuk tempat menyimpan barang, masak dan tempat tidur selama banjir.
Papan tersebut sudah disediakan di dalam rumah. Ketika sewaktu-waktu banjir datang, tinggal memasang.
Kearifan lokal lainnya adalah keahlian berenang. Warga Singkil, yang tinggal di daerah rawan banjir dan pinggir sungai rata-rata mahir berenang.
Inilah yang membuat jarang ada korban jiwa akibat bencana banjir di Aceh Singkil.
"Bisa renang dari kecil, tidak ada yang mengajarkan, terutama yang tinggal di pinggir sungai," kata Ismail warga Singkil.
Sayangnya kearifan lokal untuk desain rumah seiring perkembangan zaman mulai terlupakan.
Baca juga: Brimob Kompi 2 Batalyon B Pelopor Aramiyah Bantu Evakuasi Korban Banjir Aceh Tamiang
Hal itu disebabkan bangunan rumah menggunakan beton. Sementara rumah yang dibangun tinggi dari permukaan tanah biasanya terbuat dari kayu.
Di sisi lain, banjir memang musibah. Namun bagi pencari lele, banjir mendatangkan berkah.
Sebab saat banjir itulah, hasil tangkapannya melimpah.
Lele kampung biasa warga lokal menyebutnya yang ditangkap saat banjir diolah menjadi lele asap.
Sehingga bisa disimpan tahan lama. Setelah banjir surut, barulah dijual dengan harga dikisaran Rp 140 ribu per kilogram.
Terpisah Penjabat Bupati Aceh Singkil, Azmi, MAP mengakui bahwa warganya yang terkena banjir jarang mau dievakuasi ke tempat pengungsian.
Baca juga: Teuku Riefky Harsya, Satu-satunya Putra Aceh Dipanggil Presiden Terpilih Prabowo Jelang Pelantikan
Terkait hal itu, Azmi, imbau warganya yang membutuhkan bantuan segera hubungi petugas.
"Dari dulunya memang warga kami, tidak mau dievakuasi. Karena di dalam rumah sudah menyediakan tempat khusus menghadapi banjir," kata Azmi.
Sebagaimana diketahui banjir kiriman rendam permukiman penduduk Kabupaten Aceh Singkil.
Selain rumah penduduk, banjir juga merendam fasilitas umum seperti masjid dan jalan raya.
Berdasarkan pantauan banjir setidaknya merendam permukiman penduduk Desa Pemuka, Ujung Bawang, Pea Bumbung, Teluk Rumbia dan Takal Pasir, di Kecamatan Singkil.
Sementara masjid yang tergenang banjir terpantau di Desa Pemuka.
Sedangkan badan jalan provinsi yang tergenang banjir di Desa Ujung Bawang.
Menurut warga banjir mulai meninggi di Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, tadi malam.
Ketinggiannya bertambah menjelang siang hari seiring terus datangnya banjir kiriman dari wilayah, Aceh Tenggara, Kota Subulussalam dan Pakpak Barat.
Di ketahui tiga wilayah itu aliran sungainya bermuara di laut Singkil.
Selain wilayah Singkil, banjir juga menggenang sejumlah desa di kecamatan lain di Kabupaten Aceh Singkil.
Masing-masing wilayah Kecamatan Simpang Kanan, Suro Makmur, Singkohor dan Kecamatan Gunung Meriah. Hanya saja tidak sedalam di wilayah Singkil.
Kedalaman banjir di pekarangan permukiman penduduk Singkil, mencapai sepinggang.
Sementara rumah penduduk karena dibangun tinggi dari permukaan tanah, genangan air di dalam rumah tidak terlalu tinggi.
Kedalaman banjir di badan jalan Provinsi di kawasan Ujung Bawang, sekitar 30 centimeter.
Kendaraan roda empat masih bisa melintas. Hanya saja sebagian pengendara sepeda motor memilih parkirkan kendaraan di pinggir jalan untuk menghindari mogok ketika menerobos banjir.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Singkil, Azmi, MAP di dampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil, Al Husni, Plt Kepala Dinas Sosial dan pejabat lain memantau lokasi banjir.
Pj bupati imbau korban banjir segera menghubungi petugas bila memerlukan bantuan evakuasi.
"Kami targetkan memantau di tiga kecamatan dari Singkil, terus melakukan pemantauan ke Gunung Meriah dan Simpang Kanan," kata Azmi. (*)
Jalan Menikung di Ujung Bawang Amblas, Hati-hati Menuju Singkil, Pengendara Acap Curi Jalur |
![]() |
---|
Banyak Lubang di Terminal Tipe C Singkil, Kadishub: Tahun Depan Direhab |
![]() |
---|
Makan Bergizi Gratis, Omzet Penjual Ayam Pedaging di Aceh Singkil Naik |
![]() |
---|
Judi Online Meresahkan Masyarakat, Wakil Bupati Aceh Singkil Ingatkan Peran Keluarga |
![]() |
---|
Kompak, Wakil Bupati Aceh Singkil dan Komunitas Pemuda Gelar Safari Subuh Berjamaah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.