Cahaya Aceh
Keukarah, Kue 'Sarang Burung' Cemilan Tradisional Khas Aceh yang Masih Eksis di Zaman Modern
Kue Keukarah bukan hanya sebuah cemilan, tetapi juga warisan budaya yang mencerminkan kekayaan kuliner Aceh.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Kue Keukarah, cemilan tradisional khas Aceh, tetap mempertahankan eksistensinya di tengah maraknya gempuran jenis camilan modern.
Kue Keukarah yang berbentuk seperti jaring atau sangkar burung ini terbuat dari bahan sederhana seperti tepung beras dan gula merah. Namun rasanya yang gurih dan manis telah memikat banyak orang selama bertahun-tahun.
Dikenal sebagai camilan yang sering dihidangkan dalam acara-acara adat, perayaan, hingga jamuan untuk tamu, kue Keukarah menjadi salah satu simbol kuliner tradisional Aceh yang sarat akan makna.
Proses pembuatannya yang memerlukan keterampilan khusus membuat kue Keukarah tidak hanya unik dari segi rasa, tetapi juga dari bentuknya yang menarik.
Meskipun saat ini banyak muncul cemilan modern, Keukarah tetap diminati oleh masyarakat Aceh dan juga wisatawan yang berkunjung.
Beberapa toko kue tradisional dan pasar-pasar di Aceh masih menjual Kue Karah sebagai oleh-oleh khas, dan banyak orang yang tertarik untuk mencoba cita rasa tradisional ini.
Nur Sarifah, warga Aceh Barat ini merupakan salah seorang produsen tradisonal yang masih bertahan hingga sekarang.
Ia sudah memulai usaha generasi ini sejak tahun 2018, dengan nama usaha ‘Kak Nur’ yang beralamat di Jalan Nasional Meulaboh-Tapaktuan, Desa Langung, Kecamatan Mereubo, Aceh Barat.
Dalam sehari, Nur bisa memproduksi hingga 500 Keukarah, dan bahkan bisa lebih jika bertepatan dengan hari-hari besar.
“Saya sudah berjualan sejak 2018, dan Alhamdulillah dalam sehari bisa membuat 500 kue Keukarah,” ungkapnya.
Nur mengatakan, banyak pembeli masih didominasi oleh masyarakat lokal.
“Banyak orang-orang di sekitar (yang beli), karena di sini kalau lagi ada acara orang meninggal masih bawa kue karah, juga banyak pembeli asli Aceh untuk oleh-oleh,” sebutnya.
Namun, kata Nur, kue Keukarah yang diproduksinya ini belum dipasarkan di marketplace, sebab mudah hancur.
“Kalau untuk jualnya masih di kedai karena kalau untuk buka jasa online gitu agak susah karna Keukarah ini rapuh dan cepat rusak,” jelasnya.
Untuk harganya, kue Keukarah ini dibandrol cukup ekonomis yakni Rp 1.000/satuan untuk ukuran yang kecil.
Cahaya Aceh
Keukarah
kue keukarah
kuliner aceh
Kue Khas Aceh
Serambinews
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Duta Besar Belanda dan Konjen Jepang Kagumi Museum Tsunami Aceh |
![]() |
---|
Museum Keliling Masuk Sekolah, Alternatif Edukasi Kesadaran Mitigasi Bencana |
![]() |
---|
Selama Enam Bulan ke Depan, BPBA dan Disbudpar Aceh Gelar Pameran Kebencanaan |
![]() |
---|
Menyusuri Sabang, Surga Bahari di Ujung Barat Indonesia |
![]() |
---|
Aceh Perkusi 2025 di Aceh Utara Meriah, Acara Hingga Besok, Gubernur Mualem Tabuhkan Rapai Pasee |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.