Cahaya Aceh

Menyusuri Hutan Hujan Tropis di Gunung Seulawah Agam, Pesona 'Pohon Gajah' Kian Diincar Wisatawan

Ditemani kabut pagi yang menyelimuti hutan Seulawah Agam, pendaki akan menemukan pohon besar yang disebut dengan 'pohon gajah'.

|
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Menyusuri Hutan Hujan Tropis di Gunung Seulawah Agam, Pesona 'Pohon Gajah' Kian Diincar Wisatawan - Hutan-Hujan-Tropis-Seulawah-Agam-01.jpg
FOR SERAMBINEWS.COM
Tim pendaki Seulawah Agam foto bersama dengan ikonik khas Seulawah Agam yakni 'Pohon Gajah'.
Menyusuri Hutan Hujan Tropis di Gunung Seulawah Agam, Pesona 'Pohon Gajah' Kian Diincar Wisatawan - Hutan-Hujan-Tropis-Seulawah-Agam-02.jpg
FOR SERAMBINEWS.COM
Hutan hujan tropis di Gunung Seulawah Agam, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gunung-gunung di Indonesia menyajikan panorama yang mampu memikat mata dan hati para pendakinya, satu diantaranya adalah Gunung Seulawah Agam yang terletak di ujung barat Indonesia, tepatnya di provinsi Aceh.

Seulawah Agam menjadi gunung favorit para pendaki pemula hingga yang sudah berpengalaman.

Gunung Seulawah Agam merupakan gunung berapi tipe C di provinsi Aceh yang terletak di Kecamatan Lembah Seulawah Agam Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Data dari Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat pada tanggal 16 & 21 Agustus 1975, terdengar suara gemuruh dan asap keluar dari Gunung Seulawah Agam.

Gunung Seulawah Agam memiliki ketinggian 1726 Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL).

Meski terbilang tidak terlalu tinggi diantara gunung-gunung di Aceh lainnya, gunung ini menjadi favorit para pendaki, mahasiswa hingga peneliti.

Gunung Seulawah Agam memiliki ciri khas tersendiri bagi para peminatnya.

Seorang pendaki yang juga satu tim keberangkatan dengan penulis Serambinews.com, M Fiqram Ramadhan (26) mengatakan bahwa ini merupakan keempat kalinya ia ikut mendaki menuju puncak Gunung Seulawah Agam bersama temannya Zunu yang juga sebagai ketua open trip. 

Fiqram mengatakan, Seulawah Agam bukan hanya soal gunung tetapi juga tentang tempat yang memberikan ketenangan dan rasa syukur.

"Selalu candu ke sini karena bisa menemukan ketenangan, ada rasa tersendiri kalau mendaki Seulawah Agam, belum lagi menuju puncaknya yang disuguhkan dengan keindahan hutan, suara binatang, serta vegetasi yang sebelumnya belum pernah saya temui, sebagai bentuk syukur juga bisa tafakkur alam," kata dia.

Berbeda dengan Bitong (18), pendaki asal Banda Aceh itu mengaku senang bisa menjadi peserta pendakian karena dirinya sudah sangat lama mengagumi Seulawah Agam dari kejauhan.

"Ini termasuk pendakian terhebat dan bangga sekali. Seulawah agam yang terlihat agung dari berbagai sisi Banda Aceh dan Aceh Besar, kali ini bukan hanya dipandang dari kejauhan melainkan kali ini saya mendakinya," ujarnya. 

Puncak Gunung Seulawah Agam di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh tampak dari kejauhan.
Puncak Gunung Seulawah Agam di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh tampak dari kejauhan. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Ia juga merupakan tim dari Atjeh Rimba, sebuah komunitas anak muda yang kerap membuka perjalanan ke berbagai gunung di Aceh. Dia sangat menyukai vegetasi khas yang ditawarkan saat menginjakkan kaki di Seulawah Agam.

"Udara dingin berkabut dan vegetasi yang masih terjaga membuat saya berulangkali terpaku dengan keindahan itu sendiri. Tanah lembab dan kontur menanjak, saya rasa banyak pendaki yang candu dan lelahnya terbayarkan jika ke sini," pungkasnya.

Menemukan Hutan Hujan Tropis hingga Pohon 'Gajah'

Jika anda ingin melakukan pendakian ke Seulawah Agam, perjalanan dimulai dari timur puncak, yakni di desa Saree tepatnya di belakang Masjid Sare, pendaki akan menyusuri jalur setapak melakukan pendakian tradisional menuju basecamp utama.

Sementara jika dari ibu kota provinsi, jarak Banda Aceh - Saree akan memakan waktu satu setengah jam dengan menempuh perjalanan sejauh 70 km.

Pendakian Gunung Seulawah Agam bisa dilakukan tektok, merupakan istilah dalam dunia pendaki untuk menggambarkan perjalanan pendakian dalam waktu singkat.

Meski demikian, para pendaki yang ditemui Serambinews.com mengaku lebih banyak yang memilih untuk berkemah.

Seorang pendaki berswafoto dengan hutan hujan tropis Gunung Seualwah Agam, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Seorang pendaki berswafoto dengan hutan hujan tropis Gunung Seualwah Agam, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Perjalanan ke Seulawah Agam membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam dari basecamp menuju 'camp halu'.

Di shelter ini, banyak ditemukan tanah yang luas dengan kontur datar sehingga umumnya pendaki membentang alat kemping mereka untuk bermalam.

Tepat pukul 07.00 WIB keesokan harinya, pendaki kemudian melanjutkan lagi perjalanan menuju puncak Seulawah Agam dengan estimasi waktu tiga-empat jam.

Ditemani kabut pagi yang menyelimuti hutan Seulawah Agam, menjadikan perjalanan ini semakin seru dan menantang. 

Di tengah perjalanan, pendaki akan menemukan pohon besar, sepertinya berusia puluhan tahun.

Tak jauh dari pohon tersebut, nantinya pendaki akan menemukan 'Pohon Gajah'.

Tim pendaki Seulawah Agam foto bersama dengan ikonik khas Seulawah Agam yakni 'Pohon Gajah'.
Tim pendaki Seulawah Agam foto bersama dengan ikonik khas Seulawah Agam yakni 'Pohon Gajah'. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Pohon ini tumbuh di atas batu besar, akarnya mencengkram erat batu tersebut seolah membentuk badan gajah, sementara batangnya melengkung ke arah kanan terkesan seperti belalai gajah, tak heran, pohon ini pun kerap dijuluki sebagai 'Pohon Gajah'.

Pohon Gajah menjadi ikonik para pendaki untuk berhenti sejenak dan melakukan swafoto. 

Tak terhenti di situ, perjalanan kami menuju puncak Seulawah Agam terus berlanjut. 

Semakin menginjakkan kaki di ketinggian, pendaki akan memasuki kawasan hutan hujan tropis, basah, lembap dan sedikit gelap. Di lokasi ini anda akan disuguhkan dengan lapisan kabut tebal.

Perpaduan kabut tersebut seakan akan membawa kami memasuki dunia berbeda.

Seluas mata memandang, disekeliling kami hanya terdapat pohon-pohon menjulang tinggi dengan batang besar, bahkan ada yang lebih dari tiga meter.

Belum lagi akar dari pohon tersebut saling merambat satu sama lain sehingga membantuk tali temali, di batang dan akar itu pula tumbuh lumut dengan daun yang sangat halus, keindahan lumut ini semakin membuatmu takjub.

Seorang pendaki berswafoto dengan latar
Seorang pendaki berswafoto dengan latar "akar liana", akar yang melekuk sehingga memberikan kesan estetik, akar ini dapat ditemukan saat perjalanan menuju Camp Halu di Gunung Seulawah Agam. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Di dalam hutan ini pula terdapat keanekaragaman spesies baik flora dan fauna. 

Jika beruntung, selama perjalanan mata anda akan takjub melihat bunga dengan aneka warna, anggrek unggu dan putih yang memikat mata, belum lagi aneka jamur dengan berbagai bentuk yang mudah anda temui.

Selama perjalanan, telinga anda akan disuguhkan dengan beragam macam suara dari satwa hingga serangga.

Sedikit lagi menuju puncak, anda akan menaiki sebuah bebatuan terjal dan licin, batu ini tersusun kokoh dengan kemiringan 60 derajat.

Tak perlu khawatir, pasalnya di ujung bebatuan tersebut ada sebuah tali tebal yang mengulur ke bawah sehingga dapat memudahkan pendaki untuk melaluinya.

Rasa lelah selama perjalanan kami terbayarkan ketika sampai di puncak Seulawah Agam.

Berbeda dengan gunung-gunung lainnya, di puncak Seulawah Agam hanya terdapat sebuah pilar yang dikelilingi pepohonan sehingga anda tidak bisa melihat pemandangan dari ketinggian.

Meski begitu, pilar tersebut tetap menjadi favorit pendaki untuk berswafoto, menandakan bahwa anda telah berhasil menaklukkan puncak Seulawah Agam dengan ketinggian 1726 MDPL!. (serambinews.com/firdha ustin)

CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved