Kajian Islam

Buya Yahya Tegaskan Tunda Bayar Utang, Padahal Sudah Mampu, Itu Tergolong Dosa Besar, Takkan Berkah

Terkait persoalan hutang ini, Buya Yahya memberi peringatan agar pengutang jangan sekali-kali menunda membayar hutang.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
FACEBOOK/BUYA YAHYA
Dai kondang Tanah Air, Buya Yahya, menegaskan pentingnya segera melunasi utang jika sudah mampu. 

Buya Yahya juga memperingatkan bahwa mereka yang menunda pembayaran utang tidak akan mendapatkan keberkahan dan dapat menghadapi kesulitan di kemudian hari. 

SERAMBINEWS.COM - Dai kondang Tanah Air, Buya Yahya, menegaskan pentingnya segera melunasi utang jika sudah mampu. 

Pasalnya, menunda membayar utang dengan sengaja adalah perbuatan dosa besar. 

Sikap seperti ini dianggap kurang ajar, apalagi jika pengutang harus ditagih terlebih dahulu, padahal sudah memiliki uang. 

Buya Yahya juga memperingatkan bahwa mereka yang menunda pembayaran utang tidak akan mendapatkan keberkahan dan dapat menghadapi kesulitan di kemudian hari. 

Jika belum mampu melunasi utang, disarankan untuk berkomunikasi dengan baik kepada pemberi utang dan tidak berdiam diri atau menganggap pemberi utang sudah kaya dan tidak membutuhkan uang tersebut.

Seperti diketahui, sikap menunda bayar utang meskipun sudah punya uang sering kita temukan melekat pada beberapa orang. Namun sebenarnya, jangan sekali-kali melakukan hal tersebut.

Baca juga: Wanita Harus Punya 5 Sikap Ini Kalau Sudah Menikah, Kata Buya Yahya Bikin Hati Suami Adem

Lumrah kita jumpai orang terpaksa berutang karena memiliki masalah finansial.

Saat meminjam uang, si pengutang datang dengan cara memelas, sikapnya pun lemah lembut.

Akan tetapi sewaktu utangnya ditagih, tak jarang kita jumpai si pengutang berubah menjadi galak, bahkan lebih galak dari yang mengutangi.

Bahkan parahnya, si pengutang rela menunda-nunda membayar utang, padahal ia sudah memiliki uang yang cukup.

Terkait persoalan utang ini, Buya Yahya memberi peringatan agar pengutang jangan sekali-kali menunda membayar utang.

Dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah, Buya Yahya mengatakan, apabila seseorang sudah memiliki uang tetapi dia tidak membayar utangnya, maka ia berdosa. 

Baca juga: Ada Orang Tidak Mau Menerima Sedekah, Begaimana Menghadapinya? Ini Kata Buya Yahya

"Hati-hati urusan utang piutang, punya utang nggak bayar sementara dia mampu, dosa gede," kata Buya Yahya.

Saat ini, ada banyak orang yang memiliki sikap seperti itu, menunda-nunda membayar utang.

Ada lagi tipe orang yang harus ditagih terlebih dahulu barulah ia mempunyai inisiatif membayar. Ini merupakan sikap kurang ajar kepada si pemberi utang

"Dan ada memang modelnya begitu, kadang orang bayar utang tuh kurang ajar bener, kalau nggak ditagih itu nggak bayar, masya Allah, padahal punya duit, naudzubillah," tegas Buya.

Orang yang dengan sengaja menunda-nunda pembayaran utang, ia tidak bisa mendapatkan kehidupan yang cukup.

Bahkan suatu saat ia akan mengalami titik terendah dalam hidupnya, maka Buya Yahya mengingatkan akan selalu berhati-hati soal hak orang dan jangan sampai ditunda.

Baca juga: Diungkap Buya Yahya, Begini Tips dan Cara Berdoa Agar Cepat Dikabulkan Allah, Umat Islam Wajib Tahu

"Itu orang nggak bisa kaya model begitu tuh, hanya temponya saja tunggu bakal nyungsep dia karena kurang ajar dia, awas hati hati," tambahnya.

Jika anda pernah berutang kepada seseorang, artinya orang tersebut telah sukarela menolong anda, maka anda harus tahu diri, bayarlah utang ketika sudah jatuh temponya ketika anda mampu.

"Kalau anda merasa pernah ditolong oleh orang , sementara anda mampu, segera anda bayar," kata Buya.

Namun, kalau pun anda belum memiliki uang, belum mampu membayar utang, maka sampaikan kepada orang yang telah meminjamkan anda utang dengan cara baik-baik.

"Kalau anda masih ingin menggunakan uang tersebut anda sampaikan. Ngomong dong jangan diam diam, aja, jangan sampai alasannya 'wah dia pak haji kan kaya duitnya sudah banyak', nggak boleh gitu," pungkas Buya Yahya

Lebih Galak dari si Pemberi Utang, Buya Yahya : Tinggal Tunggu Azab dari Allah dan Dimiskinkan

Buya Yahya dalam kajian dakwahnya membeberkan hukum bagi orang yang tidak mau bayar utang bahkan jika ia lebih galak dari si pemberi utang.

Pada dasarnya, dikatakan Buya Yahya, hutang piutang sebenarnya diperbolehkan dalam Islam.


Bahkan orang yang memberi pinjaman uang bagi yang membutuhkan akan mendapat pahala besar.

Namun, Buya Yahya tak lupa mengingatkan azab bagi orang-orang yang tidak mau bayar utang. Apalagi orang tersebut bersikap lebih galak dari si pemberi utang.

Dikatakan Buya Yahya, seseorang yang memiliki utang, harus tahu diri untuk membayarnya.

Jika anda belum mampu membayarnya, datangi orang si pemberi utang dan bicarakan baik-baik bukan justru kabur.

Jika si pemberi utang marah karena anda telat membayar, terimalah amarah dan cacian tersebut. Hal ini lebih baik daripada anda kabur karena memiliki utang, apalagi jika anda malah jauh lebih galak dari si pemberi hutang.

"Anda harus tau diri, jika memang anda benar-benar tidak punya uang, maka datangilah si penghutang, maklumi dan terimalah amarah maupun cacian di si pemberi hutang.

Jangan anda malah lari, kabur dan sulit dihubungi, apalagi jika anda malah jauh lebih galak dari si pemberi hutang," kata Buya Yahya dikutip Serambinews.com dari video YouTube Al Bhajah TV dengan judul "Hukum Pinjam Uang ke Bank Konvensional dalam Kondisi Darurat.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa siapapun yang berhutang, kemudian berniat kabur atau lari dari hutangnya, tinggal menunggu saja azab dari Allah dan anda akan dimiskinkan selamanya.

Namun jika anda benar-benar berniat membayar hutang tersebut, insya Allah aka nada pertolongan Allah.

Dalam kondisi diatas, Buya Yahya memberi sara, hadapi dan bersabarlah terhadap cacian dari si penghutang, minta tempo (tentunya harus benar-benar niat dibayar), jangan kabur, terima dan maklumi jika memang si penghutang marah-marah.

"Insya allah anda adalah ahli surga . Wallahualam bissawab," pungkasnya.

Jangan Ngeluh Menolong Saudara yang Sedang Kesusahan, Buya Yahya : Anda Bangga Dapat Dua Pahala

Ulama Khasrismatik Buya Yahya mengungkap balasan bagi orang yang menolong saudaranya yang sedang dalam kesusahan.

Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan mampu hidup sendiri dan akan membutuhkan bantuan orang lain.

Sejatinya manusia diciptakan saling tolong menolong dan membantu satu sama lain yang sedang mengalami kesulitan.

Anjuran saling tolong menolong antar saudara terlebih dengan saudara muslim dalam hal kebaikan sebagaimana firman Allah SWT.

“Dan tolong-menolong engkau semua atas kebaikan dan ketaqwaan.” (QS. Al-Maidah: 2)

Dalam hal ini tolong menolong kepada saudara yang sedang mengalami kesusahan, bukan hanya dalam hal materi saja, melainkan sumbangan tenaga, fikiran dan semangat juga diperlukan.

Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya mengatakan, jika ada saudara yang mengadu kepada anda soal kesusahannya, harusnya ada bersikap bangga.

"Jika ada sudara-saudari anda yang mengadu kepada anda, seharusnya anda bangga karena anda lebih dipercaya, kata Buya Yahya.

Menyikapi saudara seperti itu, anda dituntut jangan berkeluh kesah.

Justru sebaliknya, bantulah saudara anda dengan maksimal.

Jika saudara berkeluh kesah soal kesusahannya, bantu ia dengan sedekah. Karena menurut Buya, sebaik-baik sedekah adalah yanga anda berikan kepada suadara.

Sedekah yang dilakukan kepada saudara sendiri akan mendapatkan dua pahala sekaligus kata Buya Yahya.

Pahala pertama adalah pahala sedekah dan pahala kedua adalah pahala silaturahim.

Namun meski begitu, seseorang yang ditolong jangan terus-terusan menggantungkan hidupnya kepada saudara, berusahalah ia dengan mandiri.

"Di sisi lain jangan anda menjadi orang yang menggantung terus kepada suadara sementara tidak mau mandiri, ini adalah sebuah kedunguan," tegas Buya Yahya.

Meminta tolong kepada saudara sebenarnya boleh-boleh saja, kecuali memang anda sudah berusaha tetapi belum membuahkan hasil.

Jika anda sudah berusaha tetapi hasilnya belum maksimal, kemudian dalam kondisi darurat anda membutuhkan uang, boleh saja mengadu dan meminta tolong kepada saudara.

"Kecuali mentok tadi, kerja belum sukses, istri lahirin terus, kemudian gimana? Tapi ya wajar saja, ngadunya kepada abangnya, kepada saudaranya, sah saja," imbuh Buya.

Namun yang menjadi masalah, jika anda terus-terusan meminta tolong kepada saudara tanpa ada usaha, ini yang kemudian patut dipertanyakan. Kecuali jika anda sudah bekerja namun hasilnya belum mencukupi.

"Yang jadi masalah, kadang gampang berubah, ini minta lagi, setelah nikah minta lagi,
emang suamimu ngapain loh, biarpun suaminya bekerja, juga kadang belum tentu sukses," pungkas Buya Yahya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved