Perang Gaza

Ini Ucapan dan Mimpi Yahya Sinwar yang Paling Heroik, dan Menggemparkan Zionis Israel

Ucapan yang menggetarkan nyali zionis Israel itu merupakan rekaman dari sebuah pidato beberapa tahun lalu yang kembali viral di media sosial setelah

Editor: Ansari Hasyim
Situs resmi IDF
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar 

SERAMBINEWS.COM - Hadiah terbesar untukku yang musuh penjajah bisa berikan kepadaku adalah dengan membunuhku dan aku menjumpai Allah sebagai syahid lewat tangan mereka. 

Hari ini usiaku sudah 59 tahun. 

Aku terus terang lebih senang jika aku gugur oleh M16 atau roket daripada aku mati karena covid, karena stroke atau kecelakaan atau kematian biasa layaknya manusia lainnya. 

Sebentar lagi usiaku mencapi 60 dan lebih sedikit. Dan itu berarti sudah janji yang benar (kematian) yaitu mati secara biasa (dengan usia ini). 

Maka lebih memilih untuk mati terbunuh sebagai syahid. 

                                 * * 

Ucapan yang menggetarkan nyali zionis Israel itu merupakan rekaman dari sebuah pidato beberapa tahun lalu yang kembali viral di media sosial setelah Pemimpin Hamas Yahya Sinwar syahid dalam pertempuran di Rafah, Gaza, Kamis (17/10/2024).

Jasa Yahya Sinwar yang mati syahid usai dibombardir tank Markava zionis Israil. Pada detik-detik akhir dari hidupanya, Yahya Sinwar masih terus berjuang di garis depan bersama pejuang Palestina melawan tentara pendudukan zionis Israel.
Jasa Yahya Sinwar yang mati syahid usai dibombardir tank Markava zionis Israil. Pada detik-detik akhir dari hidupanya, Yahya Sinwar masih terus berjuang di garis depan bersama pejuang Palestina melawan tentara pendudukan zionis Israel. (SERAMBINEWS.COM/MEDSOS x)

 

Merujuk apa yang disampaikan Sinwar dalam pidato itu, maka pantaslah ia telah mewujudkan mimpinya itu menjadi satu hadiah terbesar di akhir hidupnya.

Yaitu mati syahid sebagaimana yang ia dambakan selama hidupnya memimpin rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Hingga Nafas Terakhir, Yahya Sinwar Berperang di Garis Depan untuk Palestina yang Merdeka

Israel mengklaim telah membunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam satu bentrokan bersenjata di Rafah, Jalur Gaza, Kamis (17/10/2024). 

Yahya Sinwar duduk di reruntuhan rumahnya dan detik-detik terakhir dari hidupnya menjelang syahid saat bertempur melawan penjajah Israel.
Yahya Sinwar duduk di reruntuhan rumahnya dan detik-detik terakhir dari hidupnya menjelang syahid saat bertempur melawan penjajah Israel. ()

Peristiwa syahidnya Yahya Sinwar dalam pertempuran itu semakin menegaskan bahwa pimpinan Hamas yang menggantikan Ismail Haniyeh setelah dibunuh oleh Israel di Iran pada bulan Juli itu terlibat langsung dalam pertempuran garis depan bersama pejuang Hamas lainnya. 

Bagi rakyat Palestina, Yahya Sinwar digambarkan sebagai seorang pahlawan, dan mujahid yang mengorbankan nyawanya dan seluruh jiwanya untuk mempertahankan tanah air dan berjuang untuk rakyat Palestina yang merdeka dari penindasan penjajah Israel. 

Bahkan hingga detik napas terakhir kesyahidannya, Yahya Sinwar masih memanggul senjata dan memakai rompi militer pertanda ia aktif terlibat di medan tempur memerangi pasukan penjajah Israel di Gaza. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved