Cahaya Aceh
Geunteut, Permainan Tradisional Masyarakat Aceh yang Masih Digemari Warga Samatiga Aceh Barat
Permainan yang sederhana namun penuh keceriaan ini terus dilestarikan oleh masyarakat, terutama di kalangan muda-mudi, sebagai bagian dari warisan
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
SERAMBINEWS.COM – Di tengah derasnya arus permainan modern, Geunteut, permainan tradisional Aceh yang sudah ada sejak lama, masih menjadi favorit warga di Kecamatan Samatiga, Aceh Barat.
Permainan yang sederhana namun penuh keceriaan ini terus dilestarikan oleh masyarakat, terutama di kalangan muda-mudi, sebagai bagian dari warisan budaya Aceh yang tak lekang oleh waktu.
Geunteut bisa dikatakan merupakan permainan tradisional masyarakat Aceh yang masih populer hingga saat ini.
Permainan ini memiliki kemiripan dengan egrang, yang sangat membutuhkan keseimbangan dalam bermainnya.
Sejak Kamis (10/10/2024) lalu, warga Gampong Cot Seulamat, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat menggelar ragam permainan tradisonal Aceh, salah satunya adalah Geunteut ini.
Selain sebagai hiburan, geunteut juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antarwarga dan menghidupkan suasana kebersamaan di kampung-kampung.
Geuchik Gampong Cot Seulamat, Pak Yeuk mengatakan bahwa, pihaknya tidak hanya menyelenggarakan perlombaan Geunteut saja, namun ada sejumlah permainan tradisional lainnya.
“Diantaranya ada perlombaan Galah, Boh Singgam, Geunteut, Tabak , Tarek Talou, Talau Yeye, Panci dan lain-lain. Jadi ini ada untuk katagori pemain pria maupun perempuan,” ucapnya.
Baca juga: Taman Mini Gayo Indah, Objek Wisata Alam di Kompleks Perkantoran Bupati Gayo Lues
Namun permainan Geunteut yang paling banyak menarik perhatian warga dan membuat heboh, karena permainan ini sifatnya rekreatif dan kompetitif.
Pak Yeuk menjelaskan, kegiatan permainan tradisonal masyarakat Aceh selama enam hari berturut-turut, mulai 10-15 Oktober 2024 di Lapangan Bola Gampong Cot Seulamat
Permainan Geunteut ini dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa.
Adapun peralatannya terdiri atas ujung bambu atau kayu yang besarnya memadai dan panjangnya 2-3 meter atau lebih menurut kebutuhan si pemakai.
Pada kedua ujung bambu ini disediakan dua atau lebih tungkeh tempat menginjak waktu berjalan.
Perlombaan permainan ini tidak dilakukan undian karena yang menentukan adalah kecepatan mencapai finish.
Hanya ditetapkan jarak antara start dan finish. Kadang-kadang start dan finish berjarak antara 30 sampai 40 meter pulang pergi dan bergantung kepada konsensus sebelum perlombaan.
Baca juga: Objek Wisata Pemandian Air Panas di Bener Meriah, Nikmati Sensasi Berendam di Kota Dingin
Cahaya Aceh
permainan tradisional
Aceh
samatiga
Aceh Barat
Engrang
Geunteut
Serambi Indonesia
Serambinews
| Kolaborasi Budaya, Aceh Siapkan Lompatan Besar Menuju WBTb 2026 |
|
|---|
| Disbudpar Aceh Gelar Pameran Temporer “Dari Reruntuhan Tumbuh Harapan” di Museum Tsunami |
|
|---|
| Pantai Ulee Lheue, Spot Ramah Keluarga di Pesisir Banda Aceh |
|
|---|
| Atraksi Memancing, Daya Tarik Wisata di Banda Aceh |
|
|---|
| Disbudpar Aceh Fokus Disiplin, Kolaborasi, dan Percepatan Realisasi Anggaran |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.