Berita Bisnis

Java Coffee Kembali Mendunia, JCE Jadi Kebun Kopi Arabika Tertua Ke-3 di Bumi

“Kami bersyukur terobosan Holding untuk memperkuat Java Coffee yang sudah berusia satu abad ini, dapat kami wujudkan," ujar Jatmiko.

Penulis: Zubir | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Direktur Utama Holding Perkebunan PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani (kiri), bersama Dirut PalmCo, Jatmiko Santosa saat di Kebun Kopi JCE, Bondowoso, Jawa Timur. Sampai September tahun ini, JCE telah memproduksi 821 ton Kopi Arabika dan 32 persennya diserap pasar mancanegara mulai dari Amerika hingga Eropa. 

Laporan Zubir | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Kerja Sama Operasional (KSO) dua subholding PTPN III (Persero), yakni PTPN IV PalmCo dan PTPN I SupportingCo, di Perkebunan Java Coffee Estate (JCE) yang ada di kawasan Ijen, Jawa Timur berhasil membawa dampak positif kepada perkebunan kopi arabika tertua ketiga di dunia tersebut.

Produksi kopi legendaris ini meningkat setiap tahun dan konsisten menembus pasar global. 

Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa di Jakarta, Senin (21/10/2024), menyebutkan, peningkatan ini berbanding lurus dari sisi kinerja operasional maupun finansial.

“Kita memulainya (KSO) pada tahun 2022. Saat ini dengan areal menghasilkan seluas 2.020 hektare (ha), total produksi Java Coffee Estate sampai dengan September lalu, mencapai 821 ton, dengan produktivitas 0,41 ton/ha greenbean,” ujar Jatmiko.

Menurut Jatmiko, dari keseluruhan produksi tersebut, sebanyak 266 ton atau 32 persen, telah diekspor ke mancanegara. 

Holding Perkebunan selaku pemegang saham bersama Kementerian BUMN telah mendorong perusahaan untuk kembali mengangkat marwah Java Coffee di mata internasional.

“Kami bersyukur terobosan Holding untuk memperkuat Java Coffee yang sudah berusia satu abad ini, dapat kami wujudkan. Sekarang produksinya terus naik dan menjadi yang tertinggi di PTPN IV,” kata Jatmiko. 

KSO bersama PTPN I di Kebun Belawan dan Kalisat Jampit, yang dimulai Jatmiko pada Mei 2022, saat masih menahkodai PTPN V itu dilakukan melalui investasi tanam ulang dan intensifikasi kebun.

Tidak hanya membawa investasi, Jatmiko meyakini pendekatan budaya kerja baru dan penerapan teknologi informasi, seperti melakukan pengukuran ulang menggunakan teknologi geospatial.

Menggiatkan aktivitas digital dalam memangkas birokrasi dan mempersiapkan data yang mampu telusur, termasuk melakukan perampingan organisasi dan berbagai inisiatif lainnya telah mampu mendorong JCE menjadi lebih produktif dan efisien. 

Jatmiko juga mengakui strategi pemasaran yang tepat ke mancanegara turut berdampak signifikan pada laba bersih JCE.

Selain produksi yang terus meningkat, cash cost JCE juga bagus. 

Bekerja sama dengan PTPN I, market internasional berhasil ditembus dan mendapatkan harga terbaik yang mendekati harga kopi specialty.

"Sehingga sampai September 2024 ini, capaian laba bersih menyentuh Rp 15,37 miliar,” ujar pria yang dinobatkan sebagai Bapak Sawit Plasma Indonesia ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved