Cahaya Aceh

Monumen Nol Kilometer Indonesia: Titik Awal Nusantara dan Ikon Sabang yang Wajib Dikunjungi

Lokasinya yang berada di tengah hutan lindung, di tepi tebing yang menghadap langsung ke Selat Malaka, menambah kesan dramatis bagi yang datang.

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Agus Ramadhan
Monumen Nol Kilometer Indonesia: Titik Awal Nusantara dan Ikon Sabang yang Wajib Dikunjungi - Foto-udara-Monumen-Nol-Kilometer-Indonesia-di-Sabang.jpg
DOK Humas Pemko Sabang
Foto udara Monumen Nol Kilometer Indonesia di Sabang.
Monumen Nol Kilometer Indonesia: Titik Awal Nusantara dan Ikon Sabang yang Wajib Dikunjungi - Klub-motor-asal-Bandung-sengaja-datang-ke-Titik-Nol-Km-di-Sabang.jpg
SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK
Klub motor Honda C70 asal Bandung sengaja datang ke Titik Nol Km di Sabang untuk merayakan HUT Ke-78 RI di ujung barat Indonesi, Rabu (16/8/2023) lalu,
Monumen Nol Kilometer Indonesia: Titik Awal Nusantara dan Ikon Sabang yang Wajib Dikunjungi - Wisatawan-mengabadikan-momen-indah-di-tulisan-Nol-Kilometer-Indonesia.jpg
DOK Humas Pemko Sabang
Wisatawan mengabadikan momen indah di tulisan Nol Kilometer Indonesia di Sabang.

SERAMBINEWS.COM, SABANG - Kota Sabang di Pulau Weh, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang mempesona, tetapi juga memiliki ikon sejarah yang sangat penting, yaitu Monumen Nol Kilometer Sabang

Monumen yang terletak di ujung barat Indonesia ini menjadi simbol titik awal dari rentang Nusantara, yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

Tugu setinggi 22,5 meter ini tidak hanya sekadar penanda wilayah terluar Indonesia, tetapi juga objek wisata sejarah yang menyimpan banyak makna filosofis.

Lokasinya yang berada di tengah hutan lindung, di tepi tebing yang menghadap langsung ke Selat Malaka, menambah kesan dramatis dan indah bagi pengunjung yang datang.

Monumen ini memiliki desain yang unik. Tugu Nol Kilometer berbentuk lingkaran berjeruji dengan bagian atas yang menyempit menyerupai mata bor.

Di puncaknya, terdapat patung burung Garuda yang menggenggam angka nol, melambangkan titik nol Indonesia.

Warna biru dan putih yang mendominasi monumen ini kontras dengan latar belakang hijaunya hutan, membuatnya tampak mencolok dan mengundang decak kagum para wisatawan.

Wisatawan mengabadikan momen indah di tulisan Nol Kilometer Indonesia di Sabang.
Wisatawan mengabadikan momen indah di tulisan Nol Kilometer Indonesia di Sabang. (DOK Humas Pemko Sabang)

Saat berkunjung ke monumen ini, Anda akan menemukan beberapa filosofi dan pesan - pesan kebangsaan yang sangat kuat.

Empat pilar kokoh yang menyangga bangunan melambangkan batas-batas wilayah Indonesia, yaitu dari Sabang sampai Merauke dan Miangas hingga Pulau Rote.

Pilar-pilar ini menjadi representasi dari keberagaman Indonesia yang disatukan oleh semangat kebangsaan.

Selain itu, ada lingkaran besar yang menjadi simbol dari angka nol.

Di bagian bawahnya, ornamen berbentuk segi delapan menggambarkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh, serta kekayaan Nusantara dalam lingkup luas.

Tidak ketinggalan, motif Rencong senjata tradisional Aceh menghiasi bagian monumen, menandakan peran penting Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Seluruh elemen ini membuat Monumen Kilometer Nol bukan hanya sekadar tugu, melainkan juga simbol identitas nasional yang sangat kuat.

Kilometer Nol Sabang bukan hanya sekadar tempat bersejarah, tetapi juga salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal dan mancanegara. 

Fadly, salah seorang pedagang yang berjualan di sekitar Monumen Kilometer Nol, mengatakan bahwa kunjungan wisatawan terus meningkat, terutama pada akhir pekan dan momen libur panjang.

“Setiap akhir pekan dan liburan, jumlah pengunjung bisa mencapai 200 hingga 400 orang per hari,"

"Banyak dari mereka yang datang untuk berswafoto di Tugu Nol Kilometer, menikmati kuliner yang ada di sini, dan membeli oleh - oleh seperti kaos atau souvenir khas Sabang,” kata Fadly.

Klub motor Honda C70 asal Bandung sengaja datang ke Titik Nol Km di Sabang untuk merayakan HUT Ke-78 RI di ujung barat Indonesi, Rabu (16/8/2023) lalu,
Klub motor Honda C70 asal Bandung sengaja datang ke Titik Nol Km di Sabang untuk merayakan HUT Ke-78 RI di ujung barat Indonesi, Rabu (16/8/2023) lalu, (SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK)

Mayoritas wisatawan yang datang berasal dari Aceh dan Sumatera, namun beberapa turis mancanegara juga tertarik mengunjungi monumen ini.

Selain untuk berswafoto, mereka tertarik pada nilai sejarah dan filosofi yang terkandung dalam Monumen Nol Kilometer.

Salah satu wisatawan asal Padang Panjang, Roby, mengaku terkesan dengan keindahan dan keunikan monumen ini.

Baginya, Tugu Nol Kilometer bukan hanya tempat yang indah secara visual, tetapi juga simbol penting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya sangat terkesan dengan Monumen Nol Kilometer ini. Selain pemandangannya yang indah, tempat ini menyimpan sejarah yang penting. Tugu ini adalah penanda titik Nol Indonesia, dan pastinya menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang berwisata ke Sabang,” ujar Roby dengan antusias.

Dia menambahkan bahwa setelah berkunjung ke Sabang, dia akan merekomendasikan tempat ini kepada teman - temannya di Padang Panjang. 

“Saya pasti akan bercerita kepada teman-teman di daerah asal saya tentang keindahan Sabang. Mulai dari Monumen Nol Kilometer hingga pesona bawah laut Sabang yang luar biasa,” tambahnya.

Tidak hanya menjadi daya tarik wisata, Monumen Kilometer Nol Sabang juga telah diakui secara Nasional sebagai salah satu destinasi wisata paling unik di Indonesia.

Pada ajang Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2019, Monumen Nol Kilometer berhasil terpilih sebagai destinasi pariwisata terunik di Indonesia.

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, sebagai bentuk apresiasi terhadap keunikan dan nilai penting yang dimiliki oleh tugu ini.

Foto udara Monumen Nol Kilometer Indonesia di Sabang.
Foto udara Monumen Nol Kilometer Indonesia di Sabang. (DOK Humas Pemko Sabang)

Dengan berbagai keunikan dan keistimewaan yang dimiliki, tidak heran jika Monumen Nol Kilometer menjadi salah satu destinasi wisata utama bagi siapa saja yang berkunjung ke Sabang.

Selain menawarkan keindahan alam yang luar biasa, monumen ini juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mempelajari sejarah dan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.

Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana lebih lama, area di sekitar Monumen Nol Kilometer juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti area parkir yang luas, kios - kios makanan dan minuman, serta toko souvenir.

Di sini, pengunjung bisa mencicipi Rujak khas Aceh, membeli oleh-oleh berupa kaos, gantungan kunci, hingga aksesoris yang bertemakan Sabang dan Tugu Nol Kilometer.

“Kami menyediakan berbagai jenis oleh-oleh, mulai dari baju, gantungan kunci, hingga aksesori khas Sabang. Banyak pengunjung yang membeli untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan,” jelas Fadly.

Monumen ini juga buka setiap hari, dan pengunjung bisa mengunjungi kapan saja sepanjang hari.

Waktu yang paling tepat untuk datang adalah saat pagi hari untuk melihat matahari terbit, atau sore hari untuk menikmati matahari tenggelam dengan latar belakang laut yang mempesona.

Dengan keindahan alam, sejarah, dan fasilitas yang lengkap, Monumen Kilometer Nol Sabang menjadi destinasi yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang berlibur ke Pulau Weh.

Menjadi simbol awal dari Nusantara, tempat ini memberikan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga penuh makna. (*)

CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved